Seminar “Berjalan Bersama dalam Doa dan Karya” Genapi HUT ke-23 KBKK dan HUT ke-14 Adoremus Te Domine

0
24 views
Ekaristi syukur tandai pesta peringatan HUT ke-23 KBKK dan HUT ke-14 Kelompok Doa Adoramus Te Domine di Jakarta. (KBKK/dr. Irene Setiadi)

MISA konselebrasi bersama Uskup Keuskupan Palangkaraya di Kalteng: Mgr. AM Sutrisnaatmaka MSF. Bersama sejumlah imam yang selama ini mendukung kegiatan KBKK (Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan) dan yang berkarya pastoral di KAJ: Romo Edy Mulyono SJ, Romo Jacobus Tarigan Pr, Romo Bimo Prakoso OFM, dan Romo John Masneno SVD.

Kegiatan ini digelar di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu 25 Februari 2024. Dalam rangka perayaan syukur atas pesta HUT ke-23 KBKK dan HUT ke-14 Kelompok Doa Adoramus Te Domine.

Ekaristi syukur bersama Uskup Mgr. AM Sutrisnaatmaka MSF bersama para imam pendukung dan penggiat gerakan sosial-kemusiaan KBKK (KBKK/dr. Irene Setiadi)

Ekaristi syukur usai, maka langsung digelar seminar bertema “Berjalan bersama Yesus dalam Doa dan Karya”. Dengan para narasumber utama: Romo Jacobus Tarigan Pr dari Paroki Kelapa Gading, Uskup Mgr. AM Sutrisnaatmaka MSF, dan pendiri KBKK dr. Irene Setiadi.

Logo KBKK.

Apa dan bagaimana KBKK

KBKK merupakan komunitas penggiat kemanusian; terdiri dari kaum awam, religius baik para imam, bruder, dan suster, dan tentu saja juga para imam diosesan.

Fokus karya kemanusiaa bidang pewartaaan, misi, dan aksi bakti sosial. Sejak berdiri sampai tahun 2024 sekarang, Uskup Mgr. AM Sutrisnaatmaka MSF yang juga Ketua Komisi Karya Misioner KWI menjadi moderatornya.

KBKK resmi berdiri sejak tanggal 15 Februari 2001. Digawangi oleh dr. Irene Setiadi bersama mitra para pemerhati masalah sosial-kemanusiaan saat itu yakni:

  • Sekretaris Eksekutif Komisi Keadilan & Perdamaian, Migran dan Perantau KWI.
  • Komisi Kepemudaan KWI.
  • Karya Kepausan Indonesia.
  • JPIC OFM.
  • SEKAMI Jakarta Barat.

Misi pelayanan pertama KBKK di Atambua, NTT, tahun 2000

Bersama sebuah tim kecil, KBKK melakukan perjalanan misionernya yang pertama ke Atambua, Timor Barat, NTT. Misi pertama yang sangat melelahkan namun memancarkan semangat bergerak dalam pelayanan kemanusiaan bidang kesehatan dan sosial ini terjadi kurun waktu tanggal 17-31 Desember 2000.

Target penerima manfaat dari misi pertama KBKK saat itu adalah para pengungsi masyarakat Timor Timur yang karena terjadi kerusuhan di bekas provinsi Indonesia itu lalu melarikan diri, mencari selamat dan menjadi pengungsi di wilayah teritorial Indonesia.

Karena itu, KBKK saat itu pergi dan berkarya memberi penghiburan dan layanan kesehatan serta memberikan bantuan sosial di sejumlah lokasi “shelter” pengungsian di wilayah reksa pastoral Keuskupan Atambua. Mulai dari kawasan perbatasan Indonesia-Timor Leste di Motaain, Atapupu, Weoe, Lahurus, Sekutren, Naekake, Oekusi, Oeolo, Nain, dan akhirnya juga malah sampai Ibukota Provinsi NTT: Kupang.

Ilustrasi: Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan (KBKK) bisa menjadi role-model bagi organisasi kemanusiaan dengan target pelayanan masyaraka lintas iman. Ini pelayanan KBKK di Wotolopo, Flores, NTT. (Dok. KBKK)

Misi terkini terjadi di Pulau Nias, Keuskupan Sibolga, Sumut

Misi pelayanan terkini KBKK terjadi di Gido, Pulau Nias, Sumatera Utara. Meliputi beberapa lokasi yang masuk wilayah ranah reksa pastoral Keuskupan Sibolga: Pulau Tello dan Pulau Baluta di Nias. Ini terjadi kurun waktu 28 November sampai 6 Desember 2023.

Karya pelayanan yang biasa dilakukan berupa pelayanan medis, bina iman anak dan remaja, pembagian bingkisan kasih dan pasar murah, makan siang/ malam bersama, pertemuan dengan OMK, dan lainnya.

Dengan rasa syukur, KBKK selama 23 tahun terakhir ini berhasil memotivasi kaum awam menjadi “misionaris-misionaris” dengan memberi layanan sosial dan kesehatan.

Praktis dalam kurun waktu panjang selama 23 tahun itu, para penggiat KBKK dari kaum awam, religius imam, imam diosesan, bruder, dan suster sudah datang mengunjungi daerah-daerah terpencil ke semua keuskupan di Indonesia. Dengan satu misi yakni ingin hadir menyapa saudara-saudari kita yang hidup dalam kondisi sangat berkekurangan di tempat-tempat sangat terpencil.

Rombongan kecil KBKK bersama Bapak Uskup Keuskupan Agats Mgr. Aloysius Murwito OFM (berbaju batik dengan membawa tas dan membelakangi kamera) berada di terminal Maskapai AMA di Bandara Internasional Moses Kilangin Timika – Papua. (Mathias Hariyadi)
Ilustrasi: Dalam sukacita di tengah capainya fisik, dr. Irene Setiadi (kaos merah) menyempatkan diri mengajar anak-anak Asmat di pedalaman Stasi Sagare Keuskupan Agats. Lokasi stasi ini ditempuh selama hampir delapan perjalanan dengan naik speedboat dari pusat kota Kabupaten Asmat, Papua. (Mathias Hariyadi)

Pusat Misi di Palangkaraya, Kalteng

Sadar bahwa bermisi ini merupakan tanggungjawab semua umat beriman, maka pengetahuan dan semangat bermisi ini perlu terus disebar dan ditumbuhkan. Karenanya, bersama Keuskupan Palangkaraya di Kalteng, KBKK berencana membangun katakalan sebuah Pusat Misi. Di sini nantinya akan menjadi tempat pendidikan dan pelatihan bagi para “misionaris” awam.

Nantinya, Pusat Misi ini ada di pusat kota Palangkaraya, Kalteng. Pekerjaan besar ini sangat membutuhkan doa, dukungan, dan uluran kasih dari semua pihak.

Emosi sukacita para anggota, simpatisan dan penggiat KBKK dalam kegiatan ekaristi syukur 23 tahun KBKK dan seminari Berjalan Bersama dalam Doa dan Karya. (KBK/dr. Irene Setiadi)

Narahubung KBKK

Bila para sahabat tergerak hati untuk berpartisipasi dalam pembangunan Mission Center atau Pusat Mis Palangkaraya atau pun ingin terlibat dalam kegiatan KBKK, berikut ini narahubungnya:

  • dr. Irene Setiadi: 0811-9331-955.
  • dr. Val Yudy: 0812-8126-187.

Semoga cinta Allah Bapa yang begitu besar semakin memampukan dan menggerakkan hati banyak orang. Untuk bersama-sama punya semangat dan ide untuk berbuat kebaikan bagi sesama.

Demi kemuliaan nama Tuhan.

Baca juga:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here