DULU sekali, kata Agung Adiprasetyo, pemikiran orang sudah terpola ‘hanya itu-itu saja”. Kalau disuruh menggambar pemandangan panorama alam, maka di situ ada dua gunung dengan cekukan lembah di antara kedua gambar gunung; di ujung cekukan lembah itu lalu ada bundaran matahari; lalu ada jalan panjang yang di sana-sini ada pepohonan. (Baca: Seminar Sambut Pasar Global: Orang Muda Sekarang Terbahak, ketika Ortunya Sengsara (3)
Itu zaman dulu tahun 1970-an. Kini dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, serapan ilmu yang mengisi otak dan pikiran anak-anak zaman sekarang sudah jauh lebih kompleks dan bervariasi. Dengan demikian, kalau ditanya besok mau jadi apa, maka jawaban yang mesti diberikan juga harus lebih jelas dan spesifik.
Kata Agung, kita harus bisa mendefinisikan diri kita secara jelas dan gamblang. Kalau cari kerja, maka harus membuat riwayat hidup yang mampu menjual ‘diri kita’ ini punya kelebihan apa dibanding para pelamar kerja lainnya.
Kalau biasa-biasa saja, maka sudah pasti ‘jualan diri’ ini tidak akan laku di pasar global. “Tunjukan dirimu secara jelas dan gamblang. Juga perlihatkan dalam CV-mu bahwa kamu itu beda karena punya nilai lebih dibandingkan yang lain-lain,” demikian mantan CEO Kompas-Gramedia Group Agung Adiprasetyo mengakhiri sesi paparannya.
Seminar menyosong era pasar global ini berlangsung di Kampus ATMI Cikarang hari Sabtu tanggal 21 November 2015 dan merupakan hasil kerja kolaborasi antara Yayasan Sesawi dan ATMI Cikarang.
Kredit foto: Mathias Hariyadi/Sesawi.Net