Seminar Sambut Pasar Global: Refleksi Diri sebagai Kunci Utama (6)

0
1,438 views

SEMINAR menyongsong pasar global di ATMI Cikarang (21/11) dipadati sekitar 200 peserta seminar yang antusias mendengarkan dua praktisi manajemen hebat yang telah banyak makan asam garam. (Baca:  Seminar Sambut Pasar Global: Mencari Celah untuk Berinovasi (5)

Agung Adiprasetyo yang beberapa kali mendapat penghargaan sebagai CEO terbaik Indonesia dan Winoto Doeriat yang berhasil menangani beberapa perusahaan dan sekarang menjadi Presiden Komisaris PT Asuransi Ramayana.

Winoto Doeriat ternyata merupakan dosen Agung selama belajar manajemen di LPPM Manajemen yang didirikan oleh alm. Romo Kadarman SJ.

Atasi hambatan

Pengalaman panjang Winoto Doeriat membuatnya bisa membagi cerita tentang banyak hal kepada para peserta seminar. Para mahasiswa ATMI Cikarang yang hadir pun antusias bertanya ketika masuk sesi tanya jawab.

Salah satu mahasiswa menanyakan bagaimana mengatasi halangan yang muncul dalam usaha mengapai keberhasilan dalam hidup. “Instropeksi diri, refleksi dulu, mengapa hal tersebut sampai menjadi penghalang,” jawab Winoto Doeriat yang menempuh pendidikan formal di tiga negara, India, Filipina, dan Amerika Serikat.

Lulusan Master dan doktor dari Harvard University ini lebih lanjut menjelaskan pentingnya refleksi dalam hidup ketika menjawab pertanyaan lain tentang kejenuhan. “Di saat terjadi titik jenuh, perlu merefleksikan diri dimana letak kejenuhan tersebut, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya, dengan siapa saya bisa bicara,” paparnya dengan sejumlah contoh.

winoto doeriat2
Pakar manajemen lulusan Harvard University Dr. Aloysius Winoto Doeriat. (Royani Lim/Sesawi.Net)

Jangan sombong

Winoto Doeriat juga berpesan agar menghindari kesombongan karena kesombongan adalah awal dari kehancuran. Kemampuan mau mendengar dan menggali data sebelum membuat keputusan diakuinya sebagai kunci sukses lompatannya dari profesi pendidik menjadi manajer. Ia menceritakan bagaimana keputusan awal yang dibuatnya ditentang.

Alih-alih memecat orang-orang yang menentangnya, dia memilih mendengarkan alasan-alasan penolakan mereka dan menimbang kembali keputusannya. Dengan besar hati, keputusan tersebut dia anulir karena setelah dianalisis dengan informasi baru tersebut, keputusan tersebut kurang tepat.

“Kemauan untuk mengakui kesalahan dan memperbaiki diri itu penting,” katanya dengan memberi contoh kesombongan dirinya yang tidak mau mengakui ketika salah jalan di Sydney dalam satu kesempatan traveling bersama istrinya. Kisah pengalaman nyata bagaimana dia akhirnya harus mengakui kesalahan walau enggan tersebut membuat peserta seminar tergelak.

“Hidup perlu proses, tidak bisa langsung melejit karena pondasinya belum kuat,” jawabnya mengomentari pertanyaan peserta lain tentang mana yang perlu dipilih: kemajuan melesat atau proses bertahap dalam mencapai kesuksesan.

Refleksi diri merupakan dasar dalam meningkatkan mutu hidup, pesannya di akhir seminar tersebut.

Seminar ini merupakan hasil  kerjasama antara Yayasan Sesawi dengan ATMI Cikarang guna mengolah soft skills para mahasiswa. Tujuannya agar para mahasiswa ATMI Cikarang nantinya siap mencapai kesuksesan baik dalam kerja maupun kehidupan mereka sekarang dan setelah lulus nantinya.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here