BERTEMPAT di Graha Widya Mandala, Surabaya, Persekutuan Doa Kharismatik Katolik (PDKK) Gereja Hati Kudus Yesus menyelenggarakan seminar dan talk show yang bertajuk “Pria, Wanita, dan Seks” pada Minggu pagi (30/9). Ratusan orang dari berbagai kalangan dan umur datang untuk mengikuti acara tersebut.
Bersama Romo Dr. Benny Phang O.Carm, peserta seminar dan talk show diajak lebih jauh untuk mengenal tema yang selama ini dianggap tabu oleh masyarakat seperti seksualitas. Dalam seminar dan talk show ini, juga diungkapkan bagaimana Gereja memandang perkawinan dan hidup selibat.
Romo Dr. Benny Phang O.Carm adalah imam Ordo Karmel. Selain aktif dalam memberikan berbagai seminar, Romo Benny yang merupakan panggilan akrabnya juga menjadi tenaga dosen di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Widya Sasana, Malang. Saat ini, ia bertugas sebagai Konsiliarius Jendreal Ordo Karmel untuk Asia-Australia-Oceania dan Formatio.
Seksualitas sebagai karunia
Dalam seminar tersebut, Romo Benny mengungkapkan seks yang memiliki dua tujuan yakni sebagai prokreasi/reproduksi di mana menghasilkan implikasi bahwa manusia terbuka akan kehadiran anak dan sebagai kesatuan (unity) antara suami dan istri.
Lebih dari itu, tindak prokreasi dipandang sebagai sebuah relasi antara Allah dengan manusia. Karenanya, hal tersebut dipandang sebagai rahmat Allah. “Seksualitas adalah sesuatu yang luhur, tidak kotor dan tabu”, ungkap Romo Benny dalam seminar tersebut.
Berbicara tentang seks, ia juga mengartikan dua kebijaksanaan.
Dijelaskan bahwa seks dipandang sebagai karunia dan pemberian Allah (God giving), namun di sisi lain, kita sering terjebak pada pemahaman dimana seks sebagai kepuasan belaka (self satisfaction).
Romo Benny mengungkapkan bahwa pemahaman ini akan membawa kita pada tindakan memandang tubuh sebagai objek belaka. Sehingga, tidak hanya makna seksualitas yang direduksi, namun juga esensi dari tubuh itu sendiri.
Perkawinan dan salib
Tak cukup berbicara tentang seksualitas, perkawinan juga menjadi salah satu tema bahasan dalam diskusi dan talkshow ini. Perkawinan bisa terjadi karena ada cinta yang terjalin didalamnya.
Dalam salah satu sesi, Romo Benny menyamakan antara perkawinan dengan peristiwa Penyaliban Yesus. “Relasi Kristus dengan Gereja-Nya terletak pada Kristus yang tersalib. Disana lah sikap pemberian diri sepenuhnya telah mewujud,” ujarnya.
Begitu juga dalam perkawinan dimana terjadi pemberian diri yang total antara suami dan istri. “Karenanya, perkawinan dipandang sebagai sarana untuk memulihkan kekudusan”, lanjutnya.
Seminar dan talk show tersebut diakhiri dengan Perayaan Ekaristi yang dilayani oleh Romo Benny Phang O.Carm. Sebelumnya, seminar serupa juga telah diadakan di Gereja Maria Bunda Karmel, Probolinggo pada Sabtu (22/09).