TAHUN kerahiman istimewa yang dimulai dengan membuka Pintu Suci (Porta Sancta) pada 8 Desember 2015 lalu ditanggapi berbagai kalangan umat dengan penuh iman.
Kelompok Legio Maria Kuria Bunda Penebus Kuneru, Paroki Katedral Sta. Maria Immaculata Atambua, misalnya, menghadirkan seorang imam. Sang pastor lalu menjelaskan seluk-beluk hal tentang tahun kerahiman dalam sebuah seminar sehari pada Kamis, 12 Mei 2016.
Usai doa koronka selama 30 menit, sekitar pukul 13.30 wita, Pastor Kristianus Falo Pr menjelaskan tentang berbagai hal menyangkut tahun kerahiman yang diawali pada Pesta Bunda Maria Dikandung tanpa Noda dan akan ditutup pada Pesta Kristus Raja Semesta Alam, 20 November 2016 yang akan datang.
Dalam ulasannya tentang tahun kerahiman bertemakan “Berbelas Kasih Seperti Bapa”, Pastor Kris mengatakan, Bunda Maria adalah tokoh kunci pintu kerahiman Allah.
“Dengan mengatakan YA terhadap tawaran Malaekat Allah, mengandung dan melahirkan Yesus, Bunda Maria telah membuka pintu keselamatan bagi manusia. Keselamatan ilahi itu datang melalui Yesus, Putera Bunda Maria,” tandasnya.
Lebih lanjut, Pastor Kris mengungkapkan, harapan penuh iman akan kerahiman Allah ini mengajak umat katolik untuk saling memaafkan dan mengampuni.
“Kerahiman merupakan dasar dari kehidupan Gereja. Umat Allah ditugaskan untuk mewartakan kerahiman Allah, menembus hati dan pikiran setiap orang, tanpa kecuali. Oleh karena itu, dimana pun gereja hadir, kerahiman Bapa harus nyata sehingga setiap orang dapat menemukan oase kerahiman,” imbaunya.
Ditemui di sela-sela kesibukannya membimbing para legioner, Pastor Kris mengungkapkan, ajakan Bapa Suci untuk peduli terhadap sesama harus menjadi aktivitas legioner selama ini. Seperti memberi makanan kepada orang lapar, minuman kepada orang harus, pakaian kepada orang telanjang, menyambut orang asing, menyembuhkan orang sakit, mengunjungi orang di penjara, menghibur orang berduka.
Selain tujuh aksi jasmani itu, ada tujuh aksi rohani yang juga menjadi perhatian para legioner yakni menasehati orang bimbang, mengajari orang bodoh, menegur orang salah/berdosa, menghibur orang menderita, mengampuni kesalahan, menanggung dengan sabar mereka yang berbuat jahat kepada kita, mendoakan orang hidup dan mati.
Seminar sehari yang diikuti sekitar 50 legioner ini ditutup dengan perayaan ekaristi dan novena.