MERAYAKAN ulang tahun SEKAMI (Serikat Kepausan Anak-Remaja Misioner) yang ke-180 tahun, Jambore Nasional SEKAMI 2023 diadakan dari tanggal 4-7 Juli di Seminari Menengah Petrus Canisius Mertoyudan.
35 keuskupan berpartisipasi dalam Jamnas kali ini. Namun, dua keuskupan yaitu Keuskupan Agung Kupang dan Keuskupan Manokwari-Sorong berhalangan hadir.
Semangat dan antusiasme tampak di wajah anak-anak dan remaja SEKAMI, saat momen pendaftaran.
Di lapangan depan, dekat pintu masuk, satu-persatu rombongan bergerak, diberi kesempatan mengenalkan keuskupannya dengan yel-yel, nyanyian dan tarian singkat.
Kemudian, mereka diterima oleh panitia Jamnas, sebelum kemudian masuk melakukan pendaftaran ulang.
Empat uskup
Misa pembukaan Jamnas dihadiri oleh empat orang Uskup, yaitu: Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC (Uskup K. Bandung), Mgr. Dr. Robertus Rubiyatmoko (Uskup Keuskupan Agung Semarang), Mgr. Pius Riana Prapdi (Uskup Keuskupan Ketapang) dan Mgr. Dr. Vitus Rubianto Solichin S.X. (Uskup Keuskupan Padang); serta kurang lebih 50 orang imam.
Bapa Uskup Bandung sekaligus Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC dalam sambutannya pada misa pembukaan berharap sebagai berikut.
Agar sepulang dari Jamnas, anak-anak dan remaja SEKAMI bisa memiliki semangat berbagi sukacita dan hidup beraromakan Injil.
Persahabatan harus ditawarkan kepada siapa saja, termasuk yang tidak seiman; juga tanpa memandang latar belakang, suku bangsa dan Bahasa. karena anak-anak dan remaja SEKAMI semuanya adalah anak-anak Indonesia.
Dengan bersahabat anak-anak dan remaja diminta Bapa Uskup untuk terlibat dan berpartisipasi di Gereja, masyararakat dan di mana pun mereka berada, sehingga dapat menjadi berkat bagi siapa pun.
Kegiatan Jamnas dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu kebangsaan negara Indonesia. Juga dilakukan Kenduri HUT 180th SEKAMI.
Empat sesi edukasi
Jamnas dikemas dengan lengkap dan sangat baik. Ada total empat kali sesi edukasi, antara lain dengan topik: panggilan Gereja bermisi.
Dinamika kelompok dilakukan di outdoor. Ada permainan, refleksi dan sharing. Formasi misioner berupa kunjungan misioner ke berbagai tempat. Antara lain tempat ibadah agama lain, panti jompo, museum misi, sanggar budaya, makam dan kebun.
Anak-anak dan remaja SEKAMI bukan sekadar diberi pembekalan misi secara teori, tetapi sekaligus diajak turun langsung terlibat di dalam masyarakat sekitar.
Juga bukan hanya di seputaran Gereja Katolik, tetapi menembus batas dan sekat agama, umur, budaya dan suku bangsa.
Seperti tema yang diusung Jamnas SEKAMI 2023 yaitu “Berbagi Sukacita Injil dalam Kebhinekaan, Bersahabat, Terlibat dan Menjadi Berkat”.
Para peserta juga dapat mengasah kreativitas mereka, dengan diminta membuat video singkat kunjungan, yang kemudian ditayangkan bersama.
Sementara itu para animator-animatris, pendamping anak-anak dan remaja SEKAMI pun tak lupa diberi pembekalan misi dalam dunia digital.
Pentas seni
Pentas seni digelar pada malam kedua, memberi kesempatan pada setiap regio untuk menampilkan persembahan masing-masing selama sepuluh menit.
GOR Laudato Si tampak meriah diisi dengan anak-anak dan remaja yang berpakaian daerah yang berbeda-beda. Mereka tampak bangga dan antusias. Kebhinekaan dan kekayaan budaya Indonesia ditampilkan malam itu dalam persahabatan dan sukacita.
1.000 Lilin Misi Nusantara
Pada malam ketiga, diadakan Doa 1.000 Lilin Misi Nusantara.
Para peserta berkumpul di lapangan luar seminari. Lapangan yang gelap gulita perlahan-lahan menjadi terang benderang dengan dinyalakannya lilin yang dipegang oleh setiap anak-anak dan remaja.
Sambil mendaraskan Doa Rosario Misioner, mereka bergerak mengelilingi kompleks seminari sebelum kemudian masuk ke GOR Laudato Si, di mana kumpulan lilin menyala membentuk angka 180.
Kegiatan Jamnas SEKAMI 2023 yang melibatkan anak-anak dan remaja Katolik dari seluruh Indonesia ini juga mendapatkan perhatian dari Lembaga Alkitab Indonesia.
LAI memberi donasi 1000 Alkitab Deuterokanonika TB II sehingga setiap peserta dapat pulang dengan membawa Kitab Suci terjemahan baru.
Mgr. Rubiyatmoko terlihat setia menemani para peserta Jamnas selama empat hari. Beliau mengaku sangat senang dengan kehadiran para peserta yang menjadi sukacita dan harapan Gereja.
Dalam acara “Wawan Hati bersama Bapa Uskup Semarang”, anak-anak dan remaja diberi kesempatan bertanya maupun menjawab pertanyaan seputar misi dan tema Jamnas SEKAMI.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan antara lain:
- Bermisi itu apa?
- Mulai darimana?
- Mulai dari diri sendiri dengan cara apa?
- Contoh menjadi berkat seperti apa?
- Bermisi kepada orang lain itu berbuat apa saja?
Bapa Uskup melakukan interaksi secara langsung dengan turun dari panggung, menghampiri anak-anak/remaja.
Di akhir wawan hati, Bapa Uskup Rubi berpesan agar anak-anak dan remaja ingat tugasnya menjadi seperti Yesus yang menyelamatkan manusia. Bisa menjadi berkat di mana pun berada.
Terutama bersahabat dengan mereka yang berkebutuhan khusus, serta menjadi orang Katolik yang terbuka.
Sekilas kisah mengapa Seminari Mertoyudan menjadi tuan rumah
Komitmen misioner Jamnas SEKAMI 2023 dibacakan kepada seluruh peserta pada hari terakhir Jamnas.
Romo Yunarvian Dwi Putranto Pr, Ketua OC (Organizer Committee) Jamnas SEKAMI 2023 mengisahkan demikian.
Di bulan Desember 2022, permintaan disampaikan kepada Bapak Uskup Semarang bahwa Keuskupan Semarang diminta menjadi tuan rumah kegiatan Jamnas SEKAMI 2023.
Permintaan pun disetujui dan mulailah diadakan persiapan kegiatan.
Romo mengingatkan bahwa misa penutupan Jamnas SEKAMI 2023 itu tidaklah mengakhiri Jamnas 2023. Namun menjadi misa pengutusan bagi anak-anak dan remaja SEKAMI untuk menjalankan karya misi di keuskupannya masing-masing.
Misa pengutusan
Misa penutupan Jamnas 2023 dipimpin oleh Bapak Uskup Mgr Rubi.
Dalam homilinya, Bapak Uskup Mgr. Rubi mengungkapkan pertanyaan yang terus muncul di dalam dirinya: “Apa sebenarnya yang dimaksud dengan sukacita Injil?”
Bapak Uskup kemudian menjelaskannya dengan mengangkat kisah Matius si pemungut cukai dalam bacaan Injil. Matius duluny merupakan orang yang dianggap berdosa, pengkhianat bangsa karena memungut pajak dari rakyat.
Matius kemudian berjumpa dengan Yesus, dan perjumpaan itu membawa sukacita. Ia disapa dan dipanggil oleh Yesus. Ini bukan sukacita biasa.
Namun, sukacita luar biasa, karena berjumpa dengan Sang Juruselamat.
Pengalaman iman inilah yang mengubah semangat yang loyo dan kesedihan menjadi sukacita. Matius tidak menyimpan sendiri sukacitanya.
Sebaliknya, ia lalu membagikannya ke teman-temannya, yang juga tersingkirkan. Ia mengundang dan mengajak mereka untuk bergembira dan makan bersama.
Seperti itulah contoh berbagi sukacita Injil menurut Bapa Uskup.
Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia, Romo Markus Nur Widipranoto Pr pada penghujung kegiatan mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak.
Ia juga mengumumkan bahwa para Dirdios telah berunding dan memilih tiga nominasi keuskupan yang akan menjadi tuan rumah Jamnas 2028.
Ketiga keuskupan itu adalah: Keuskupan Agung Makassar, Keuskupan Manado, Keuskupan Bandung.
Namun keputusan akhir nantinya akan ditentukan oleh Konferensi Waligereja Indonesia.
Budi Ingelina – Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia