BERKAITAN dengan perayaan Hari Minggu Panggilan (Minggu, 22 April 2018), Seminari Menengah St. Paulus Palembang menyelenggarakan aneka perlombaan. Kegiatan perlombaan diikuti anak-anak dan remaja dari paroki-paroki Sedekenat 1 Palembang dan Sekolah Minggu.
“Para peserta lomba yang kita undang dari pra-TK hingga kelas 3 SMP yang aktif di komunitasnya, misalnya di Sekolah Minggu,” demikian kata ketua panitia pelaksana Stefanus Rizki Adi Purnama (19), seminaris Kelas Rhetorica A.
Tertarik menjadi imam
Rizki menuturkan bahwa tujuan utama rangkaian kegiatan ini adalah untuk memeriahkan Hari Minggu Panggilan. Maksud lain yang tidak kalah pentingnya adalah agar di hati para remaja Gereja bertumbuhlah rasa minatnya akan panggilan Tuhan.
Inilah bentuk konkrit Aksi Promosi Panggilan.
“Semoga dari ratusan peserta lomba yang datang pagi ini (Minggu, 29/4) ke kompleks Seminari ada yang tertarik menjadi imam, suster atau biarawan-biawawati,” sambung Hendrikus, teman sekelas Rizki.
Suasana di Seminari Menengah hari itu sangat ramai. Tidak seperti biasanya agak di seminari agak hening. Para peserta lomba umumnya siswa TK dan SD. Mereka datang didampingi orangtuanya atau para guru pendamping sekolah Minggu.
Para peserta lomba dari dekenat 1 kota Palembang yakni dari Paroki Katedral St Maria, Paroki Hati Kudus, Paroki St. Yoseph, Paroki Sanfrades, Paroki St. Petrus, Paroki St. Stefanus, Paroki S.t Maria Ratu Rosario dan Paroki St. Paulus.
Berburu sahabat
Lomba yang paling ramai dan seru adalah lomba berburu sahabat. Lomba ini diselenggarakan di lingkungan seminari, tidak dalam ruang khusus. Anak-anak dan remaja dengan buku tulis serta pena di tangannya mendekati teman-temannya yang beda paroki dan mendekati seminaris untuk berkenalan, bahkan orangtua temannya yang berada di lingkungan Seminari. Mereka dengan sopan dan berani bersalaman dan berkenalan dengan semua orang yang belum mereka kenal sebelumnya.
Sebagai bukti bersalaman dan berkenalan, para remaja dan anak-anak peserta lomba berburu sahabat meminta menuliskan nama, asal paroki, hobi, dan tanda tangan pada buku tulis yang mereka tenteng di tangannya. Pemenangnya adalah yang mendapatkan tanda tangan terbanyak dari sahabat paroki lain, termasuk dari romo, suster, frater, dan bruder.
Menyusun peralatan misa
Yang tidak kalah serunya yakni lomba paramenta. Lomba yang dikerjakan dalam tim terdiri 3 orang. Dengan antusias mereka menyusun peralatan ekaristi, busana liturgi dan puzzle. Panitia menetapkan kriteria lomba paramenta ini yakni kerapihan, ketepatan, kerja sama, dan kekompakan.
Selain lomba memburu sahabat dan lomba paramenta, para Seminaris menyelenggarakan aneka lomba yakni mewarnai, menghias telur, mazmur, lektor, paduan suara, dan tari tradisional.
Tetap semangat
Ibu Herlina, pendamping paduan suara anak-anak Paroki St. Yoseph mengatakan, terima kasih kepada orangtua anak-anak yang telah mendukung kegiatan ini. Memang hasil paduan suara anak-anak Paroki St. Yoseph belum maksimal karena terbentur oleh waktu latihan yang singkat, lagi pula anak-anak sibuk menyiapkan ulangan di sekolahnya masing-masing.
Sebagai pendamping, Herlina berharap agar orang tua tetap semangat dan mendukung anak-anaknya dalam melatih lagu-lagu yang hendak dipersembahkan dalam perayaan Ekaristi sebagai bentuk pelayanan rutin di Gereja kita.
Kredit foto: Ignas Waning.