SENAT memang biang celaka. Namun jangan buru-buru menyamaratakan “senat” ini dengan badan politik negara bertitel parlemen. Di Filipinan sana, “senat” adalah nama tenar untuk angin badai yang lazim disebut pedring. Namun, di dunia internasional angin puyuh pedring ini lazim dikenal dengan nama akrabnya: senat.
Nah, gara-gara senat ngamuk inilah, Selasa (27/9) sore ini ribuan warga Ibukota Manila harus cepat-cepat mengungsi menyelamatkan diri, bila tak ingin “tersambar” angin ribut yang menurut penuturan Badan Meteorologi Filipina bisa mencapai laju kecepatan tak kurang 130 km/jam. Bahkan, kecepatan lari senat ini bisa mencapai laju 160 km/jam/ Wuiih, ini mah super kenceng!
Pagasa –lembaga resmi prediksi cuaca di Manila—bahkan memperkirakan badai angin puyuh ini bisa menimbulkan efek bencana alam serius seperti banjir, tanah longsor. Pagasa sudah memberikan peringatan, tak kurang 8 areal sudah masuk kategori bahaya tiga, 14 lainnya masuk kategori bahaya 2, dan 18 masuk kategori bahaya 1 alias siaga merah.
Masuk kawasan merah sesuai kriteria Pagasa antara lain Ticao Island, Masbate, Marinduque, Batangas, Cavite, Bataan, Laguna, Pampanga, Zambales, Tarlac, Pangasinan, La Union, Ilocos Sur, Ilocos Norte, Abra, Apayao, Calayan, and Babuyan Group of Islands.
Karena daya jelajah dan laju kecepatan senat makin membesar saat berhembus di lautan bebas, maka Pagasa mengeluarkan peringatan agar mereka yang tinggal di dataran rendah dan kawasan pegunungan segera meninggalkan lokasi mencari tempat yang lebih aman.
Laporan dari kawasan Bicol malah sudah melansir berita, tak kurang 200 ribu orang harus cepat-cepat meninggalkan permukiman mereka untuk mengungsi. Laporan Bernardo Alejandro dari Satuan Kamtibnas Wilayah 5 melaporkan, 6 nelayan dari Desa Canaman telah hilang tak berbekas. Sebelumnya, dua nelayan lain juga dilaporkan hilang tersapu ombak besar.
Senat alias Pedring memang bukan hal baru di Filipina. Di negeri jiran kita ini, tak kurang 20 kali badai atau angin puting beliung biasa menyambar-nyambar kawasan negeri kepulauan ini setiap tahunnya.
Ketika senat mengamuk, Presiden Filipina Benigno Aquino 3rd tengah melakukan lawatan resmi ke Jepang. Dari Istana Malacanang, anak mendiang Presiden Corry Aquino ini tetap buka telinga lebar-lebar menerima informasi terbaru dari stafnya di Manila.