Tragis memang kisah yang dialami Randini, (39), warga Provinsi Riau, karena sekujur tubuhnya menderita luka bakar serius akibat aksi kekerasan dalam rumah tangga oleh suaminya sendiri.
Di ruang ICU Rumah Sakit (Rumkit) Tentara Pekanbaru, Riau, Selasa, tubuh korban terbaring lemah dan di sekujur tubuhnya masih dibalut perban.
Randini mendapatkan perhatian penuh dari tim dokter rumah sakit tersebut, karena kondisi luka bakarnya sangat parah, sehingga benar-benar membutuhkan perawatan khusus.
Keterangan dari pihak rumah sakit menyebutkan, level kebakaran tubuh korban itu berada pada posisi 95 persen.
Keluarga korban yang menunggu di ruang tunggu rumah sakit masih terlihat ’shock’ melihat kondisi tubuh Randini yang masih terbaring lemas setelah menjalani perawatan selama enam hari.
“Kami belum bisa menjelaskan lebih dalam tentang kejadian ini, karena kondisi kami semuanya masih dalam keadaan ’shock’ berat dengan peristiwa tragis itu,” ujar Sitinjak, (45) seorang kerabat korban seperti dikutip dari Antara.
Tetapi yang jelas, menurutnya, saudaranya itu mengalami aksi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya sendiri.
Namun ia mengharapkan wartawan menunggu kondisi keluarga tenang dulu, baru akan memberikan penjelasan seterang-terangnya mengenai peristiwa ironi tersebut.
“Sekarang kami belum bisa menjelaskan kronologis peristiwanya dengan jelas. Tapi yang pasti, saudara kami ini merupakan korban luka bakar oleh perbuatan suaminya,” kata Sitinjak.
Pasien korban KDRT ini dirujuk ke Rumkit Tentara Pekanbaru pada 23 November 2011 lalu, dan hingga kini sudah menjalani perawatan selama enam hari.
Kepala Rumkit Tentara Pekanbaru, Dr Wildan Sani, membenarkan, tubuh korban yang terbakar diperkirakan mencapai 95 persen, dan saat ini masih dibalut perban serta dirawat intensif di Ruangan ICU.
“Hampir semua badannya terkena luka bakar, hanya saja bagian kepalanya saja yang masih utuh,” katanya lagi.
Kendati begitu, menurutnya, kondisi korban saat ini sudah melewati masa kritis selama empat hari yang lalu.
“Namun kami terus memantau korban dengan intensif, karena luka bakar yang diderita korban sangat rentan dengan infeksi, Jadi kami terus mengawasinya, untuk menghindari luka bakarnya terinfeksi,” ujar dokter Wildan Sani.