FILM The Two Popes yang ditayangkan Netflix sejak Desember 2019 ini mendapat banyak pujian di kalangan pengamat film. Utamanya, keahlian sutradara Fernando Meirelles atas dua hal besar.
Satunya adalah keberhasilannya meramu cerita fiksi yang katanya beberapa episode itu diolah berdasarkan kisah nyata. Lainnya adaah kelihaian dua aktor kawakan pemeran dua Paus tersebut.
Dua aktor kawakan
Sir Anthony Hopkins, pemeran Paus Benediktus XVI, adalah aktor pemeran tokoh dengan watak. Kehebatannya sudah diakui masyarakat internasional.
Penjiwaan aktor Wales berusia 82 tahun ini terhadap setiap peran yang dimainkannya membuatnya menjadi langganan nominasi penghargaan aktor terbaik.
Pemenang 1 Oscar, 3 BAFTA, 2 Emmy, dan Cecil B. DeMille Award berkat peran ciamiknya di film The Two Popes ini masuk nominasi aktor pemeran pembantu Golden Globe 2020 . Sayang, dia harus kalah dari Brad Pitt.
Kita masih menunggu Oscar 2020, karena hasilnya baru akan diumumkan pada 9 Februari 2020.
Jonathan Pryce, pemeran Paus Fransiskus, adalah aktor sekaligus penyanyi. Ia juga berasal dari Wales. Aktor berusia 72 tahun ini memenangkan 2 Piala Tony untuk kehebatan aktingnya dalam teater.
Totalitasnya bermain peran sebagai Paus Fransiskus telah membuatnya masuk nominasi kategori aktor pemeran utama calon penerima Piala Oscar. Wajahnya memang dari sononya sudah “sangat” mirip dengan Paus Fransiskus.
Hal inilah yang menjadi faktor pertimbangan sehingga pihak produser langsung mengontaknya, selain keahliannya berakting.
Kekuatan akting Pryce dan Hopkins itu sendiri cukup memberi alasan mengapa film The Two Popes ini sangat layak ditonton.
Sutradara hebat
Film ini diangkat berdasarkan naskah drama McCarten di tahun 2017 berjudul The Pope. Film produksi Netflix (2019) ini sutradara kebangsaan Brasil bernama Fernando Ferreira Meirelles.
Filmnya yang paling terkenal adalah City of God di mana dia masuk nominasi sutradara terbaik Piala Oscar (2003) dan The Constant Gardener – nominasi sutradara terbaik Golden Globe (2005).
Rencana produksi film ini diumumkan pada 6 September 2017. Proses syuting mulai di Argentina pada November 2017; kemudian masih berlanjut di Roma pada April 2018.
Membangun replikasi Kapel Sistina
Kapel Sistina di mana sebagian cerita “berlokasi” pada dasarnya hanya merupakan kapel-kapelan alias tiruan yang dibuat di sebuah studio di Kota Roma.
Vatikan tidak memperbolehkan Kapel Sistina yang selalu menjadi tempat Konklaf ini menjadi lokasi syuting film, kecuali film dokumenter. Itu pun harus diseleksi dengan ketat. Bahkan para pengunjung dilarang memotret, ketika masuk ke dalam Kapel bersejarah tersebut.
Solusinya? Maka lalu dibangunlah “Kapel Sistina” palsu dengan konsultan Enrico Bruschini, ahli sejarah yang telah menulis beberapa buku tentang Vatikan dan sering menjadi pemandu wisata dengan membawa grup tur setiap pekan ke tempat bersejarah tersebut.
Proses yang paling sulit adalah mereplika lukisan Michelangelo di sekeliling Kapel.
Beberapa pelukis lokal diminta menggambar ornament lukisan itu berdasarkan foto-foto yang didapat dari perusahaan yang pernah membersihkan dinding Kapel Sistina. Lukisan yang dibuat berukuran sepertiga dari aslinya itu kemudian difoto, dibesarkan, dan kemudian dicetak ke dinding dengan teknik tatto.
Seluruh proses ini memerlukan waktu delapan pekan.
Setelah film dibuat, kapel buatan itu harus segera dibongkar, karena tempatnya akan digunakan untuk produksi lain. Maka yang segera terjadi, bangunan ‘kapel’ lalu dipotong-potong dan seluruh awak produksi boleh membawa potongan beton dengan tatto lukisan “Michelangelo KW” itu sebagai suvenir.
Meirelles sendiri tidak membawa apa-apa, karena terlalu berat untuk bisa diangkut ke Brasil.
Lokasi lainnya
Adegan yang seakan terjadi di “Lapangan Santo Petrus” itu juga tidak riil. Dibuat sedemikan rupa hanya dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi digital.
Tim produksi juga dapat izin syuting hanya boleh di depan Casa Gandolfo, istana musim panas yang dulu digunakan Paus Benediktus XVI.
Kebun di mana terlihat kedua Paus berjalan disyuting di Royal Palace of Caserta. Poster film di mana kedua Paus duduk diambil di Fila Farnese. Kedua tempat berada di dekat Kota Roma.
Tetapi lokasi seminari di mana Paus Fransiskus masuk Serikat Jesus (Jesuit) dan paroki di mana beliau dulu pernah berkarya di Argentina merupakan lokasi tulen seasli-aslinya.
“Kami dapat izin dari Gereja Katolik Argentina untuk melakukan syuting di sana”, jelas Mark Tildesley, desainer produksi film The Two Popes dengan bangga.
Proyek produksi The Two Popes ini disebut Tildesley sebagai karya terbaiknya saat ini. Apalagi, dia dengan beberapa produser diundang dalam acara audiensi umat di Lapangan Santo Petrus dan sempat berbincang sejenak dengan Paus Fransikus.
Mereka menceritakan prokek film tersebut dan Paus Fransiskus meminta mereka mendoakannya. (Berlanjut)