PEMERINTAH Inggris benar-benar kebakaran jenggot, setelah Kedubes Inggris di Teheran diserang warga Iran, Selasa (29/11) hingga mendorong Downing Street 10 mengeluarkan keputusan tegas: segera evakuasi semua anggota staf diplomatiknya keluar dari Teheran. Langkah evakuasi diplomatik ini ditempuh demi alasan keamanan.
Barat pun marah dengan Iran yang mereka nilai telah lalai menjaga “kedaulatan” Inggris dengan lolosnya para perusuh memasuki wilayah kompleks kedutaan. Norwegia pun juga ikut menutup kedubesnya setelah peristiwa memalukan kemarin.
Peristiwa lolosnya para perusuh memasuki kedubes asing di Teheran ini menjadi isu sensitif bagi Barat, setelah kejadian sama namun tak serupa juga pernah dilakukan ribuan massa demonstrasi Iran yang akhirnya menduduki Kedubes AS tahun 1979 selama satu tahun lebih.
Padahal, dalam tata pergaulan internasional sudah jelas aturan mainnya: polisi negara setempat wajib memberi jaminan keamanan dan prosedur penyelamatan semua staf korps diplomatik negara asing. Barat pun tak terkecuali.
Tindakan para ratusan perusuh yang menyaru diri sebagai “mahasiswa” itu marah dan nekat memasuki Kedubes Inggris dan kemudian membakar The Union Jack –bendera Inggris—dan kendaraan dinas anggota staf diplomatik Inggris.
Downing Street 10 mengancam akan memberikan sanksi tegas dan berat atas insiden diplomatik yang sangat serius ini.
Tahun 1979, tak lama setelah Kedubes AS di Teheran diserbu mahasiswa pendemo dan kemudian menyandera mereka selama satu tahun lebih, Barat marah besar dengan Teheran. Sejumlah staf diplomatik ditarik pulang.
“Sanksi” diplomatik sama juga terjadi bulan April 1997, ketika semua anggota Uni Eropa secara serempak menarik seluruh dubesnya dari Teheran sebagai protes dan sanksi tegas atas ulah agen-agen rahasia Iran yang terbukti membunuh orang-orang Kurdi keturunan Iran di Jerman.