Home BERITA Sesal Datang Telat, Ingat Gratifikasi Itu Korupsi

Sesal Datang Telat, Ingat Gratifikasi Itu Korupsi

0
Ilustrasi -- Praktik korupsi by Freepik

BAPERAN – BAcaan PERmenungAN

Rabu, 30 Juni 2021.

Tema: Sulit memahami.

  • Bacaan Kej 21: 5, 8-20.
  • Mat. 8: 28-34

DENGAN sesenggukan seorang pria menangis. Terlihat sedih dan menderita batin. Airmata dan cairan hidung menetes.

Ia meluapkan semua tekanan batin, rasa malu, marah dan kepaitan. Ia ingin keluar dari “lapas”. Ia rindu dan ingin segera berkumpul dengan keluarga.

Anak-anak masih kecil. Ia mencintai isterinya.

Tidak tahu kenapa perkara hukum ini sampai harus menimpa dirinya.

Saya hanya membiarkan dia menangis. Kadang kusentuh pundaknya. Kubisiki, “Menangislah. Tuhan mendengarkan rintihanmu.”

Lama sekali dia menangis. Tetesan air mata banyak. Yang keluar dari hidung sudah menetes di baju, celana dan lantai. Trenyuh sekali melihatnya.

“Bagaimana kejadiannya? Engkau toh berasal dari keluarga baik-baik. Aku kenal keluargamu. Juga dekat dengan anak-anakmu. Kenapa bisa tersandung perkara hukum?”

Tangisannya mulai mereda. Tetapi airmata dan tetesan hidung masih keluar.

“Tenanglah. Tarik nafas. Katakanlah apa yang ada di hatimu. Tak ada angin, tak ada hujan. Berita pun tidak,” kataku.

“Saya juga tidak tahu dan tidak menyangka kalau begini akhirnya. Saya tidak akan melakukannya. Tidak. Tidak akan mau, kalau tahu kisah akhirnya begini. Demi keluargaku yang kucintai, pasti tidak akan pernah mau.”

“Saya dapat proyek cukup besar. Dari kebiasaan, demikian kata orang, sebaiknya saya segera berterimakasih kepada orang-orang yang telah membantu saya dalam proses mendapatkan proyek besar itu. Saya mengikuti saja apa yang mereka minta. Yang penting usaha bisa jalan, keluarga dapat makan dan kami berbagi rezeki satu sama lain.

Saya lalu memberi fee kepada mereka. Proyek berjalan dengan baik. Tetapi suatu ketika ada pengawasan. Ketahuanlah ada unsur pemberian gratifikasi kepada mereka yang memenangkan tender proyek ini.

Lalu, saya dijebloskan ke tempat ini. Kini dalam proses penantian keputusan.

Saya tidak tahu kemana yang lain itu. Saya juga tidak melihat mereka ada di sini. Saya sendiri saja,” kisahnya.

Bukankah sudah sering didengungkan, memberi suap dan menerima gratifikasi itu sesuatu yang tidak baik. Wajah dan kata halus dari mentalitas koruptif. Demikian simpul kata KPK.

Kasarnya, kebiasaan mencuri keuangan negara dengan tidak adil?

Terlambat sadar

“Saya tidak menyangka Romo, kisah sedihnya berakhir di balik jeruji besi. Saya juga tidak tahu kenapa itu hal itu bisa terjadi. Saya hanya berusaha supaya usaha ini berjalan, karyawan dan keluarganya bisa makan.

Saya terjebak dan tidak bisa berbuat apa-apa. Ikut permainan atau tidak kebagian proyek. Saya hanya tahu soal berapa fee yang harus saya keluarkan. Apalagi, proyek itu tetap memberi keuntungan. Tapi bagaimana mereka sampai me-mark-up nilai proyek, saya tidak tahu persis.”

Ia menangis lagi. Teringat anak-anak yang masih kecil; membayangkan kerepotan isterinya; harus menanggung derita dan membesarkan anak-anak.

Saya tertegun. Speechless. Mendengarkan dan mencoba memahami derita hatinya.

Saya ingat, hanya berkata, “Saya berharap supaya hukuman tidak lama. Kami akan memperhatikan keluargamu.”

Beberapa bulan kemudian saya mengunjungi lapas itu dan bicara lagi dengan dia.

Ia sudah mulai agak tenang; namun dari wajahnya terkesan begitu lelah, capek, dan menderita.

Ketika tim kami mengeluarkankan makanan kesukaannya, ia menangis lagi. Teringat isteri dan anak-anaknya.

Ia meminta Sakramen Pengampunan dan Perminyakan Suci.

Ia merasa akhir-akhir ini kepalanya pusing dan sangat berat seperti disayat. Tidak bisa tidur nyenyak.

Ada lingkaran yang agak gelap di sekitar matanya. Sakramen diberikan dalam kemurahan hati Bapa.

Sebulan kemudian, saya kaget. Karena dia meninggal dunia.

Tak terbayangkan kehampaan dan kesedihan pasangannya dan anak-anak. Saya tidak bisa banyak bicara awal-awal proses duka itu.

Isterinya hanya bicara kepada anak-anak untuk sementara. “Papa pergi sebentar guna mencari uang,” kilahnya.

Kuasa setan itu punya beribu topeng dan beribu cara. Ia menjerat, menggoda dengan kebahagiaan dan kenikmatan duniawi yang semu. Dari tindak kekerasan, kejahatan sampai pada keramahan palsu yang sangat manipulatif.

Gratifikasi tak lain darpada bahasa halus dari wujud sikap dan mental koruptif. Bentuk godaan akan harta yang paling manusiawi.

Kalau Yesus mengusir setan, maka Ia memulihkan kehidupan. Membersihkan hati dan menjadikannya sebagai ciptaan baru.

“Pergilah,” perintah Yesus kepada setan itu.

Tuhan kuasa kasih-Mu memulihkan kehidupan kami. Amin.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version