Bacaan 1: Ibr 2:5 – 12
Injil: Mrk 1:21b – 28
SEBAGAI orang yang dibaptis Katolik, maka kita ditetapkan mengambil bagian dalam penderitaan Yesus Kristus. Menjadi saksi Allah setiap saat, dalam segala hal dan di segala tempat.
Dalam kapasitas masing-masing, kita harus iklas menjadi saksi-Nya.
Menjadi saksi Kristus berarti mengakui dan mewartakan bahwa Dia adalah Puetra ilahi Allah, Juru Selamat dan Penebus dunia.
Dalam pengajaran-Nya di rumah ibadat di Kapernaum, Tuhan Yesus mengusir roh jahat dari tubuh seseorang di situ. Orang-orang disitu takjub melihat fenomena tersebut, sebab Tuhan mengajar dengan penuh kuasa hingga roh jahat pun takluk kepada-Nya. Mungkin selama ini para imam dan ahli Taurat tidak ada yang seperti itu.
Ada hal menarik dari kisah itu, yaitu roh jahat pun bersaksi tentang siapa Dia, “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.”
Kesaksian roh jahat ini sangat penting bagiku.
Ini merupakan pernyataan, memperkenalkan serta meyakinkan banyak orang di rumah ibadat itu. Tentunya, termasuk kita semua bahwa Yesus adalah Tuhan yang punya kuasa surga dan bumi.
Sayang sekali bahwa orang-orang disitu hanya sebatas kagum saja tanpa ada tindak lanjut mengikuti-Nya, apalagi melaksanakan perintah-Nya.
Rasul Paulus memberikan peneguhan kepada jemaat Ibrani yang saat itu mengalami penganiayaan.
Rasul Paulus bersaksi, bahwa Tuhan Yesus Kristus justru disempurnakan Allah dalam penderitaan-Nya hingga wafat di kayu salib dan bangkit dari kematian-Nya. Dia hadir sebagai manusia yang lebih rendah dari malaikat untuk menderita dan menebus dosa seluruh umat manusia.
Keselamatan ditujukan bagi semua orang, “…Sebab Dia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan berasal dari Yang Satu.”
Pesan hari ini
Kamu mau menjadi pengagum saja atau mau mengikut Tuhan Yesus Kristus sebagai murid-Nya dan melaksanakan perintah-Nya? Kagum dan takjub saja tidak cukup. Setan saja mau bersaksi bagi Kristus, mosok kamu tidak?
“Hidup bukan untuk menunggu badai berlalu, tetapi belajar menari di tengah hujan. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”