Setia pada Cita-cita

0
214 views
Yerusalem dengan pemandangan Dome of the Rock. (Mathias Hariyadi)

Puncta 03.10.23
Selasa Biasa XXVI
Lukas 9: 51-56

PRABU Ramawijaya hendak pergi ke Alengka untuk merebut Sinta yang diculik Rahwana. Ia mengutus Hanoman mendahuluinya. Kera Putih itu dihadang oleh Dewi Sayempraba di Gua Windu.

Sayempraba meminta agar Hanoman jangan melanjutkan perjalanan ke Alengka. Sayempraba dan Yuyu Rumpung serta semua wadyabalanya berusaha menggagalkan niat Hanoman menuju Alengka.

Sebagai duta, Hanoman harus melaksanakan titah raja. Maka dia bersikukuh menuju Alengka. Ditemani para punakawan, Semar, Gareng, Petruk dan Bagong, Hanoman berhasil tiba di Alengka.

Dia memberi kabar gembira kepada Dewi Sinta bahwa Rama akan segera datang menjemput istreinya itu.

Penyelamatan Sinta disertai pengorbanan besar melalui pertumpahan darah. Demi menyelamatkan Sinta, darah tertumpah dan kematian adalah harganya.

Yesus akan pergi ke Yerusalem memenuhi nubuat para nabi. Tidak ada nabi yang tidak mati dibunuh di Yerusalem. Puncak penyelamatan terjadi di Yerusalem dengan pengorbanan Yesus di salib.

Yesus dan para murid-Nya singgah di daerah Samaria. Tetapi orang-orang Samaria tidak mau menerima Dia karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.

Ada permusuhan antara orang Samaria dan Yehuda. Orang Samaria tidak berbicara dengan orang Yehuda.

Kendati ada halangan, Yesus tetap menuju ke Yerusalem. Karena di sanalah Anak Manusia akan dikorbankan demi keselamatan seluruh bangsa.

Fokus misi Yesus adalah ke Yerusalem. Konsisten pada misi penyelamatan itulah yang dilakukan Yesus.

Apakah kita juga konsisten memperjuangkan cita-cita hidup demi kebahagiaan dan keselamatan kita?

Melihat acara dipandu mBak Najwa,
Ada yang takut bercermin lihat dirinya.
Hambatan selalu ada di depan mata,
Setia pada tujuan itulah perjuangannya.

Cawas, konsisten pada cita-cita

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here