SETYA Novanto, pebisnis sekaligus politisi Partai Golkar, akhirnya berhasil mendulang suara terbanyak dalam sesi pemungutan suara di forum Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Bali. Maka, resmilah mantan Ketua DPR RI yang pernah terkait dengan skandal “Papa Minta Saham” itu menjadi Ketua Umum Partai Beringin.
Suara telak kemenangan Setya Novanto berhasil menggusur pesaing utamanya yakni Ade “Akom” Komarudin yang juga berambisi menjadi Ketua Umum Golkar. Namun, dalam perhitungan suara di ronde pertama, Akom sudah kalah telak dan berada jauh di belakang perolehan suara yang dimiliki Setya Novanto.
Akom adalah pengganti Setya Novanto sebagai Ketua DPR RI.
Dualisme kepemimpinan
Partai Golkar dalam tahun-tahun terakhir ini disesaki dengan isu dualisme kepemimpinan partai dengan dua kubu saling berlawanan yakni Aburizal “Ical” Bakrie dengan pesaingnya Agung Laksono. Kedua kubu tersebut saling berlomba-lomba merebut simpati para kadernya dan juga berusaha untuk saling menyalip kesempatan bisa menguasai Kantor DPP Partai Golkar di kawasan Slipi, Jakarta Barat.
Dengan terpilihnya resmi Setya Novanto sebagai Ketua Umum baru Partai Golkar, maka dengan sendiri kubu-kubuan di tubuh partai berlambang pohon beringin ini diharapkan mereda dan kembali merajut persatuan.
Sehari sebelumnya, Partai Golkar dalam Munaslub di Bali Mei 2016 juga menyatakan keinginan finalnya keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP), koalisi gabungan antar parpol besutan Prabowo Subianto yang mengambil posisi sebagai ‘oposisi’ di luar pemerintahan pimpinan Presiden Joko Widodo.
Diolah dari berbagai sumber
