Seutuhnya atau Tidak Sama Sekali

0
42 views
Ilustrasi - Pasutri yang serasi. (Ist)

Rabu, 31 Juli 2024
Perayaan Wajib St. Ignasius dari Loyola

Yer. 15:10.16-21.
Mzm. 59:2-3.4-5a.10-11.17-18.
Mat. 13:44-46.

TIDAK ada yang tahu secara pasti, bagaimana kehidupan akan berjalan. Tidak untuk esok hari, sekian jam dari sekarang pun kita tidak tahu apa yang akan terjadi.

Maka, tak heran banyak yang beranggapan bahwa hidup ini merupakan misteri. Hanya Sang Pencipta empunya kehidupan ini yang memiliki jawaban pasti.

Meski demikian, kita tidak boleh gentar dan tawar hati. Lantaran hidup begitu tak terduga, mari kita penuhi hati kita dengan rasa bersyukur untuk setiap momen dan selalu bersiap untuk yang terbaik dan yang terburuk.

“Tidak ada kata terlambat untuk mencintai,” kata seorang bapak.

“Jujur saya katakan bahwa waktu pernikahan saya belum begitu mengenal pasangan saya. Saya menikahi dia, karena umurku telah menginjak kepada empat. Namun semua berubah, karena ternyata pasanganku adalah perempuan yang hebat dan penuh kasih sayang. Dia bisa mengubah pandanganku terhadap kehidupan ini.

Bahkan bersamanya, saya menemukan hubungan yang mendalam dengan Tuhan. Dan saya merasakan mulai menemukan arah kehidupan ini. Bersamanya saya bisa membuat perubahan besar dalam prioritas hidup ini. Seperti mengalokasikan waktu untuk berdoa, membaca sabda Tuhan, dan terlibat dalam pelayanan.

Bersamanya, saya dengan rela meninggalkan kebiasaan yang tidak baik, dan tidak mendukung pilihan hidupku, mencintai Tuhan dan pasanganku dengan sepenuh hati. Pasanganku selalu menekankan bahwa kami tidak boleh setengah-setengah dalam menjalani hidup ini. Seutuhnya atau tidak sama sekali,” ujar bapak itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”

Dalam kedua perumpamaan, kita melihat tindakan penyerahan total dari orang-orang yang menemukan harta karun dan mutiara yang sangat berharga.

Mereka tidak hanya menyadari nilai dari apa yang mereka temukan, tetapi juga rela melepaskan segala sesuatu yang mereka miliki untuk memperoleh sesuatu yang jauh lebih berharga.

Harta karun dan mutiara yang ditemukan melambangkan nilai yang tak ternilai dari kehidupan kekal yang ditawarkan Tuhan kepada kita.

Dalam dunia ini, seringkali kita terjebak dalam pencarian harta duniawi yang hanya bersifat sementara. Perumpamaan yang kita baca hari ini, mengajak kita untuk melihat melampaui hal-hal duniawi dan mengutamakan Kerajaan Allah yang abadi.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku sepenuh hati mencintai Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here