Bacaan 1: Yer. 18:1-6
Injil: Mat. 13:47-53
Kitab Suci telah menubuatkan bahwa akan ada “hari akhir” dunia, yaitu kiamat, akhir zaman. Pada saat itu akan ada penghakiman akhir oleh Sang Hakim Agung, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Beberapa hari kemarin kita telah disuguhi kisah-kisah tentang taburan benih baik yang tumbuh bersama ilalang yang mencerminkan kejahatan. Tuhan sengaja membiarkan mereka hidup berdampingan, selain untuk menguji kekuatan imanmu dan juga jika dihilangkannya kejahatan mungkin kebaikan juga ikut hilang tercabut.
Ada banyak tanda akhir zaman dalam Kitab Suci (Mat 24:3:14):
- Penyesatan
- Peperangan
- Bencana (kelaparan dan gempa bumi)
- Penyiksaan terhadap para pengikut Kristus, dibenci, dan bahkan dibunuh.
Tuhan Yesus memperingatkan akan ada banyak orang kristiani murtad karena hal-hal tersebut di atas. Kejahatan akan terus berdampingan dengan kebaikan hingga akhir zaman, baru dipisahkan. Sama seperti kisah perumpamaan hari ini.
“Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang.
Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”
Agar mampu bertahan hingga akhir maka setiap umat katolik harus mau dibentuk sesuai dengan kehendak-Nya. Sama seperti tukang periuk yang akan membentuk kembali setiap periuk keramik yang rusak.
“Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!”
Hari ini Gereja Katolik juga merayakan pesta santo Alfonsus Maria de Liguori, Uskup, Doktor Gereja, dan pendiri kongregasi Redemptoris. Orang cerdas yang mendapatkan gelar doktor di bidang Hukum dalam usia 16 tahun. Pengacara yang berhasil namun suatu saat mengalami kegagalan memenangkan perkara hukum, ia lalu merenungkan jalan hidupnya.
Dari seorang pengacara, Alfonsus Ligouri “mau dibentuk ulang” seperti periuk rusak menjadi seorang imam meski ditolak keluarganya.
Ia banyak mengajar tentang pertobatan, seperti yang ia alami sendiri dan membuatnya melihat Allah bukan hanya sebagai “hakim” tetapi juga “Sahabat dan Penebus”.
Pesan hari ini
Sebagai umat katolik, siapkah kamu dijala dan dibentuk ulang oleh Tuhan agar tetap bisa bertahan hingga akhir zaman?
“Tidak peduli seberapa buruk kelihatannya, bertahanlah!”