Siapakah Aku Bagimu?

0
47 views
Ilustrasi: Yesus dan Petrus. (Ist)

Kamis 8 Agustus 2024.

Yer 31:31-34;
Mzm 51:12-13.14-15.18-19;
Mt 16:13-23

DALAM hidup yang penuh tantangan dan rintangan ini, kita sering menghadapi banyak pilihan. Pilihan-pilihan yang kita ambil sangat berpengaruh pada kehidupan kita kedepannya. Tak heran jika kita terus menimbang-nimbang pilihan mana yang harus diambil agar tak salah langkah.

Jangan sampai keputusan yang kita ambil justru membuat kita menyesal di akhir. Karena itulah penting untuk bersikap bijaksana saat mengambil keputusan. Sangat penting untuk mempertimbangkan baik dan buruk, serta dampak yang mungkin kita terima dari keputusan yang kita ambil.

Jika sudah yakin dengan segala keputusan, maka kita tidak perlu lagi menyesali apapun. Cukup serahkan semua pada Tuhan dan percaya bahwa kita bisa melaluinya.

“Saya percaya bahwa Tuhan mengenal hidupku dengan segala kesulitan yang aku hadapi,” kata seorang ibu.

“Sebagai seorang ibu tunggal saya bekerja keras untuk membesarkan anak-anak saya. Saat ini, banyak kesulitan yang membuatku terasa berat dan menekan jiwaku.

Seringkali saya merasa sangat tertekan dan kelelahan, bekerja dan menghayati hidup sebagai single parents. Bukan hanya soal keterbatasan ekonomi namun juga pandangan negatif orang lain atas status hidupku.

Pada suatu malam, setelah hari yang panjang, saya duduk sendirian di ruang tamu dan mulai berdoa dengan tulus kepada Tuhan.

Dalam doa, saya mengungkapkan semua rasa cemas dan keputusasaanku. Sementara saya berbicara kepada Tuhan, saya merasa seolah-olah Tuhan mendengarkan setiap keluh kesahku.

Meski masalahku belum terpecahkan, Saya merasakan ketenangan yang luar biasa dan keyakinan bahwa saya tidak sendirian dalam perjuanganku. Pengalaman ini memperkuat imanku dan memberiku dorongan untuk terus melanjutkan perjalanan hidupku bersama anak-anakku dengan penuh harapan.

Saya tahu Tuhan mengenalku dan tidak jauh dari hidupku,” paparnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat dan alam maut tidak akan menguasainya.

Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”

Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk memiliki pengakuan iman yang pribadi dan teguh. Kita tidak bisa hanya bergantung pada apa yang orang lain katakan tentang Yesus, tetapi kita harus mengalami dan mengenal-Nya secara pribadi.

Pertanyaan Yesus kepada kita hari ini adalah, “Siapakah Aku bagimu?” Jawaban kita harus mencerminkan iman yang mendalam dan hubungan yang intim dengan-Nya.

Setelah pengakuan Petrus, Yesus memuji dia dan menyatakan bahwa iman seperti ini adalah dasar Gereja yang akan dibangun-Nya. Namun, segera setelah itu, Yesus mulai menjelaskan penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya yang akan datang.

Petrus, yang baru saja menerima pujian dari Yesus, malah menegur-Nya dan berkata bahwa hal-hal tersebut tidak akan terjadi. Reaksi Petrus ini menunjukkan ketidakpahaman tentang misi Kristus yang sebenarnya.

Yesus kemudian menegur Petrus dengan keras, “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiku, karena engkau bukan memikirkan perkara Allah, melainkan perkara manusia.”

Hal ini mengajarkan kita bahwa mengikuti Kristus tidak selalu mudah dan sering kali melibatkan penderitaan serta penyangkalan diri. Kita tidak bisa hanya mencari kenyamanan dan kesenangan dalam iman kita.

Sebaliknya, kita dipanggil untuk mengambil salib kita, mengikuti-Nya, dan berkomitmen untuk menghadapi tantangan yang ada di depan kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku setia mengikuti Yesus di waktu baik maupun waktu sulit?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here