“Tetapi Marta sangat sibuk melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, ‘Tuhan, tidakkah Tuhan peduli, bahwa saudariku membiarkan daku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.’” (Luk 10,40)
BEBERAPA waktu yang lalu, Bendahara Ferrari Owner Club Indonesia, Jos Parengkuan, menduga bahwa para pemilik kendaraan mewah menunggak pembayaran pajak, karena mereka sibuk dan sering bepergian ke luar negeri. Selain itu, beberapa orang juga sudah menjual mobil mewahnya, namun belum sempat dibalik nama kepada pemilik baru, karena kesibukan mereka. Kesibukan menjadi kendala bagi mereka untuk menyelesaikan beberapa tanggung jawab lain.
Kesibukan sesungguhnya tidak hanya melekat pada pemilik kendaraan mewah, tetapi juga dialami oleh banyak orang pada jaman ini. Banyak orang sibuk dengan berbagai macam hal. Ada orang yang sibuk dengan tugas dan pekerjaannya yang banyak dan tersebar di banyak tempat. Ada orang yang sibuk dengan hobi dan minatnya pada hal-hal tertentu, entah kendaraan tua atau hewan piaraan. Ada orang yang sibuk dengan pekerjaan rumah tangga, sejak bangun tidur sampai malam hari. Ada juga yang sibuk dengan memberikan pelayan doa bagi banyak orang di berbagai tempat.
Kesibukan seseorang nampak dalam banyak hal, seperti telepon yang tidak henti berdering, berkali-kali membuka laptopnya di tengah pertemuan, jarang duduk lama di kantor, tidak punya waktu untuk berjumpa dan bercengkerama dengan anak-anak, sering tergesa-gesa atau terburu-buru dalam satu acara, orang tidak fokus dalam satu hal atau perkara. Kesibukan menimbulkan rasa kewalahan dalam diri banyak orang, seperti dialami oleh Marta; mereka terpaksa menolak berbagai macam tawaran, undangan, ajakan dan penugasan lain. Dua puluh empat jam dalam satu hari adalah jumlah jam yang tidak memadai lagi untuk mengatasi kerepotan dan kesibukan mereka.
Banyak orang sungguh-sungguh sibuk dengan berbagai kegiatan; tetapi ada juga orang yang mencari-cari kesibukan dengan mengerjakan apa saja. Kesibukan rupanya merupakan hal penting dalam hidup seseorang. Banyak orang merasa senang, makin percaya diri dan bangga kalau dikatakan ‘orang sibuk’, dibandingkan dengan cap sebagai pengangguran.
Orang sibuk nampaknya berbeda dengan orang produktif. Kesibukan bisa menimbulkan rasa lelah, capek dan penat, serta tidak menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, kecuali untuk menghabiskan waktu dan rasa kesepian. Tetapi orang produktif biasanya mempunyai suatu target dan tujuan yang akan dicapai; ada strategi dan langkah yang harus diambil; ada hasil yang bisa dinikmati. Menghasilkan sesuatu atau produktif nampaknya lebih membuat orang puas dan bahagia, dibandingkan dengan hanya mengerjakan sesuatu atau larut dalam banyak aktivitas yang melelahkan.
Termasuk pribadi macam apakah diriku ini: orang yang sibuk dengan berbagai macam aktivitas dan pelayanan yang melelahkan atau orang yang produktif, menghasilkan sesuatu yang bisa dinikmati oleh diri sendiri dan banyak orang? Termasuk aktivis atau orang produktif? Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)