PERHELATAN Sidang Tahunan KWI digelar mulai hari ini, Senin (6/11/2017) di Aula Kantor KWI, Jakarta Pusat. Selain para uskup dari 37 Keuskupan dari seluruh Indonesia dan dan para sekretaris KLSD, pembukaan sidang tahunan KWI 2017 juga dihadiri oleh Bapak Kardinal Julius Darmaatmaja SJ, Duta Besar Vatikan untuk RI Indonesia diwakili oleh Sekretaris Dubes Romo Fabio Salerno, Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI Eusabius Binsasi dan Ketua Umum PGI Pdt. Bambang Widjaja serta beberapa utusan beberapa lembaga Gereja, yakni: KOPTARI, UNIO, serta beberapa uskup emeritus.
Dalam sambutannya, Ketua KWI menyampaikan selamat datang kepada para peserta sidang dan para tamu undangan. Secara khusus disampaikan ucapan selamat datang kepada para uskup baru yang masuk dalam kolegialitas para uskup Indonesia, yakni:
- Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap (Uskup Keuskupan Sintang – Kalbar).
- Mgr. Robertus Rubiyatmoko (Uskup Keuskupan Agung Semarang).
- Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC (Uskup Keuskupan Manado).
- Mgr. Adrianus Sunarko OFM (Uskup Keuskupan Pangkapinang).
Baca juga: Sidang Tahunan KWI 2017 Dimulai
“Kepada para Bapak Uskup baru yang pertama kali hadir dalam sidang KWI, kami berharap kehadiran para uskup yang baru bergabung di KWI bisa menjadi daya pembaru dalam dinamika Gereja Indonesia yang kita cintai ini. Semoga para Bapak Uskup segera cepat merasa nyaman di dalam konferensi ini, “ harap Ketua KWI Mgr. Ignatius Suharyo.
Lebih lanjut Uskup Keuskupan Agung Jakarta ini menyatakan bahwa dalam bab terakhir Anjuran Apostolik Pastores Gregis oleh Paus Yohanes Paulus II disampaikan beberapa pokok pikiran seperti ini. Yakni, ada beberapa bidang khusus yang harus diperhatikan oleh para uskup: menjadi pejuang untuk keadilan dan perdamaian, dialog antar agama demi perdamaian dunia, kehidupan sipil, sosial,dan ekonomi, memelihara lingkungan hidup dan keutuhan ciptaan.
“Wilayah-wilayah ini pulalah yang perlu diperhatikan pada hari studi para uskup KWI sebagaimana jelas terumus dalam berbagai surat gembala, surat sapaan, dan nota pastoral. Dalam wilayah pelayanan itulah para uskup diharapkan mewartakan pengharapan,” tandasnya.
Selain itu, sejak dikeluarkannya Pastores Gregis pada 2003 terjadi banyak perubahan cepat. Sejak 2007 di negeri tercinta ini terjadi krisis moral di semua bidang kehidupan. Krisis ini menjadi semakin kompleks dengan maraknya berbagai gejala:
- Korupsi di berbagai lini.
- Berkembangnya kejahatan narkoba.
- Kebohongan publik
- Ancaman disintegrasi bangs.
- Nafsu liar untuk mengubah Dasar Negara.
“Dalam konteks inilah kita ingat kembali pesan Paus Yohanes Paulus II pada akhir Anjuran Apostolik Pastores Gregis. Saudara-saudaraku para uskup, Yesus Kristus adalah teladan kita. Kita harus pandangan diri sebagai pewarta pengharapan. Kita harus siap untuk memberikan hidup kita mereka yang dipercayakan. Maka , tema hari studi yang akan kita geluti bersama pada sidang ini adalah ‘Gereja yang relevan dan signifikan, panggilan Gereja menyucikan dunia’,” demikian jelas Mgr. Suharyo.
Sementara itu, Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI Eusabius Binsasi, menyampaikan bahwa pembangunan agama menjadi poin penting yang memberi harapan besar bagi pebaikan bangsa ke depan.
“Kita yakin bahwa semakin tinggi dan mendalam penghayatan nilai-nilai ajaran agama, maka diharapkan potensi intoleran akan semakin terkikis. Anarkisme dan radikalisme semakin hilang dari peradaban kita dan diganti dengan habitus baru yang lebih manusiawi. Keberagaman dan keberagamaan menjadi model kehidupan sejuk bagi semua anak bangsa,” paparnya.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama maupun meningkatkan pemantapan kerukunan hidup umat beragama serta pelayanan kehidupan beragama yang merata dan berkualitas.
Akhirnya, Dirjen Bimas Katolik mengajak KWI untuk bergandengan tangan sebagai mitra yang sinergis dalam erja sama untuk menjadikan umat Katolik lebih bermanfaat dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Sementara itu, Pendeta Dr. Bambang Widjaja yang mewakili PGI mengajak para peserta sidang untuk bersama-sama bergandengan tangan untuk membangun kebersamaan dalam Kristus dan menghadirkan perdamaian di tengah dunia ini.