Home BERITA Sikap Saling Menghargai

Sikap Saling Menghargai

0
804 views
Sikap saling menghargai

Bacaan 1: Ibr 7:1-3. 15-17

Injil: Mrk 3:1-6

Ada banyak alasan mengapa setiap orang harus saling menghargai dan menghormati. Sebagai makhluk sosial tentu saja dalam kehidupan senantiasa berinteraksi dengan pihak lain.

Perbedaan pendapat ataupun pandangan bisa membuat hidup menjadi tidak nyaman dan dapat menimbulkan perselisihan.

Maka pentingnya kesadaran diri dalam menyikapi perbedaan, meski hal ini tidaklah mudah.

Hari ini kita mendapatkan banyak pelajaran tentang menghargai dan menghormati pihak lain melalui  kisah Imam Melkisedek, Bapa Abraham dan Tuhan Yesus.

Imam Melkisedek dan Bapa Abraham, adalah dua tokoh besar dalam Perjanjian Lama.

Melkisedek adalah raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.

Sedangkan Abraham adalah Bapa Bangsa Besar yang diurapi dan diberkati oleh Allah.

Melkisedek berinisiatif menghormati dengan menyongsong dan memberkati Abraham saat kembali dari mengalahkan raja-raja. Lalu Abraham pun membalasnya dengan persembahan sepersepuluh dari semua rampasan perangnya.

Sebagai tokoh besar, mereka mampu hidup saling menghargai dan menghormati. Sebuah teladan bagi setiap orang yang merasa punya nama besar untuk selalu rendah hati, menghargai dan menghormati orang lain.

Sedangkan dalam kisah Yesus, kita melihat hal sebaliknya. Terjadi perbedaan pandangan dalam menyikapi sebuah aturan agama Yahudi.

Bagi orang Yahudi, ada aturan tidak boleh bekerja pada saat Hari Sabat. Pada hari itu, hidup dipersembahkan (difokuskan) hanya untuk ibadah. Menyembuhkan orang sakit adalah termasuk pekerjaan yang dilarang.

“Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?”

Tuhan Yesus mencoba membuka hati para orang Farisi, ahli Taurat dan orang Herodian yang saat itu berada di dalam rumah ibadat agar mereka membuka hati, mengasihi orang yang sedang memerlukan pertolongan.

Bagi mereka aturan adalah aturan yang harus dilaksanakan secara “leterlijk” (harafiah) tanpa syarat, sebuah penerapan aturan secara membabi buta. Sedangkan Tuhan Yesus mengajarkan bahwa dalam menerapkan sebuah aturan agama harus dilandasi atau mendahulukan sikap kasih.

Pesan hari ini

Saling menghargai bisa menumbuhkan sikap toleransi, solidaritas dan kasih.

Mari kita petik pelajaran penting dari Imam Melkisedek, Bapa Abraham dan Tuhan Yesus.

“Jangan menjadi salah hanya karena mayoritas, saling menghargai itu penting.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here