Sikap Sportif, Tanda Kita Beriman

0
2,388 views

Sejarah itu tercipta di menit ke-116, ketika tendangan kaki kanan Andres Iniesta menggetarkan jalan gawang Belanda yang dikawal Maarten Stekelenburg. Spanyol pun menjadi juara dunia untuk pertama kali. Para pemain Spanyol menumpahkan kegembiraan itu dengan berbagai cara. Kiper Spanyol, Iker Casillas, menangis sesenggukan begitu wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir.

Yang menarik adalah kemenangan Spanyol tersebut menjadi suatu peristiwa menyatunya dua kubu yang selama ini berseteru. Sebagian besar pemain inti Spanyol terdiri dari para pemain Barcelona yang dikenal dengan Catalan yang tidak pro-pemerintah. Bertahun-tahun lamanya tim-tim Catalan berseteru dengan tim-tim Madrid yang pro-pemerintah. Bahkan selama ini tim-tim dari Catalan enggan mengenakan seragam tim nasional dan membawa bendera kenegaraan Spanyol.

Namun peraihan gelar juara dunia sepakbola menjadi saat yang menyatukan kedua pihak yang saling bertikai selama ini. Marcelino Sanchez yang merayakan kemenangan bersama warga Kota Barcelona berkata, “Anda kini akan melihat orang-orang keluar di jalan dengan seragam ‘La Roja’ atau dengan bendera Spanyol yang biasanya dianggap tabu di sini.”

Membangun persaudaraan
Sahabat, olahraga ternyata mampu menyatukan perselisihan yang telah terjadi bertahun-tahun. Olahraga yang membawa kegembiraan besar bagi suatu bangsa itu mampu menghilangkan permusuhan di antara anak-anak bangsa negeri itu. Yang mereka alami hanyalah sukacita, karena tim kesebelasannya mampu meraih juara dunia. Suatu impian yang puluh tahun dirindukan kini terwujud.

Sebuah kemenangan mampu membangkitkan semangat untuk bersatu. Nasionalisme yang terpecah belah itu dapat disatukan kembali berkat raihan sebuah trofi bernama Piala Dunia. Sepakbola bukan hanya sebuah olahraga. Sepakbola menjadi sebuah sarana untuk membangun persaudaraan.

Karena itu, yang diharapkan adalah persaudaraan yang dicapai itu tidak hanya berlangsung sesaat. Persaudaraan itu mesti terus-menerus hadir dalam kehidupan bersama. Untuk itu, orang mesti membangun sikap sportif seperti para pemain sepakbola yang sedang berlaga di atas lapangan hijau. Meski terjadi pelanggaran dari lawan main, tetapi selalu ada pengampunan. Meski pemain yang dilanggar itu mesti tertatih-tatih, karena mengalami cedera, ia tetap memberikan kata maaf bagi yang melanggarnya.

Orang beriman juga mesti memupuk sportivitas dalam kehidupan bersama. Orang yang mau menang sendiri biasanya akan menciptakan suasana yang kurang enak dalam hidup bersama. Sesamanya akan mengalami suasana tertekan dan takut. Akibatnya, kehidupan bersama menjadi kurang harmonis. Persaudaraan yang didambakan akan berakhir dengan suatu situasi yang tidak menyenangkan.

Untuk itu, membangun sportivitas yang mendukung persaudaraan merupakan panggilan kita semua. Dengan memiliki persaudaraan, kita dapat membangun hidup kita menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi banyak orang. Mari kita terus-menerus membangun persaudaraan dalam hidup kita bersama. Tuhan memberkati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here