“NKRI itu harga mati,” demikian kata tegas KH Zain Baik alis Gus Zain saat memberi ceramah rohani di hadapan segenap elemen masyarakat lintas agama yang memenuhi halaman Gereja Katolik Gembala Baik di Kota Wisata Batu, Jawa Timur, hari Jumat malam tanggal 2 Juni 2017. Kata-kata penuh hikmat dan bermakna itu meluncur dari mulut pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Pusat Rehabilitas Mental Az Sainy dari Pandanajeng di Tumpang, Malang, Jatim.
Di hadapan dia duduk berbagai pemimpin umat lintas agama dan pejabat lokal di lingkungan Pemkot Batu. Ikut mendengarkan ceramah rohani bernafaskan kebangsaan ini adalah Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm, Wali Kota Batu Eddy Rumpoko, Camat Batu Aries Setiawan, Ketua PCNU Kota Batu Ahmad Budiono, Danramil Batu Kapten (CAJ) Bambang Heryanto., penggiat GusDurian Batu, Kapolres Kota Batu Ajun Komisari Besar Leonardus Simarmata, dan beberapa pemimpin organisasi massa dan keagamaan di kota wisata tak jauh dari Malang ini.
Tentu saja di sini juga ikut hadir Romo Michael Matheus Agung Christiputro O.Carm, Pastor Kepala Gereja Katolik Gembala Baik – Paroki Batu yang menjadi tuan rumah bagi acara Silahturami Ramadan ini.
Jasa para pendiri bangsa yang nasionalis
Dalam ceramah rohaninya yang bernafaskan semangat kebangsaaan, Gus Zain yang sangat nasionalis ini menarik benang merah ke sejarah masa silam, ketika beberapa tokoh nasional pada zaman itu secara bersama-sama berkomitmen membentuk nation baru bernama Indonesia. Mereka itu, kata Gus Zain, datang dari berbagai latar belakang agama berbeda-beda. Namun, para Bapak Pendiri Bangsa itu, tegasnya, sama-sama mengedepankan kepentingan nasional daripada kelompoknya sendiri-sendiri.
Dengan jiwa nasionalis ingin membentuk nation baru berdasarkan semangat kebersamaan dan persatuan nasional itu, tanda Gus Zain, mereka berhasil menggulirkan energi nasionalisme baru sehingga mampu menyatukan semua elemen bangsa dari berbagai etnis dan agama berbeda-beda. Secara bersama, para Bapak Pendiri Bangsa ini berhasil membentuk negara dan bangsa baru bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Eksistensi NKRI bukan lahir begitu saja, melainkan hasil perjuangan lama. Para pejuangnya telah berpeluh keringat dan darah. Karena itu, ketika resmi terbentuk NKRI dengan dasar falsafah negara Pancasila dan UUD 1945, maka itulah bentul final sebuah nation baru yang bernama Republik Indonesia.
“NKRI itu harga mati. Tidak ada lagi perubahan. Bila ada yang bekeinginan merombak atau mengubahnya, maka mereka itu akan menjadi musuh bersama. Itu karena negara yang besar ini sudah dilandasi ikatan historis berupa persaudaraan umat antar agama agar menjadi semakin kuat dan ditakuti musuh,” kata Gus Zain, panggilan akrab KH Zain Baik dari Ponpes Az Sainy Tumpang – Malang sebagaimana dilansir oleh Batutimes.com.
Jangan terlena
Kepada segenap pemimpin lintas agama dan elemen masyarakat yang menghadiri Silahturami Ramadan di halaman Gereja Gembala Baik di Batu ini, Gus Zain kembali mengekspresikan semangat nasionalisnya.
Ia misalnya mengajak agar semua elemen bangsa ini jangan sampai terlena dan kemudian malah gontok-gontokan (ribut berkelahi) hanya karena ada kelompok yang ingin membuat perubahan atas ideologi negara dan dasar perundang-undangan negara dengan konsep dan paham lain. “Bila ada yang tidak sesuai dengaan ideologi Pancasila, bubarkan. Ini negara tetap aman dan damai,” tegas Gus Zain sebagaimana ditulis Batutimes.com.
Jaga hati
Untuk menuju ke persatuan dan kesatuan, tambahnya, perlu ada penataan niat dan kemampuan manajemen hati setiap individu. Upaya tersebut perlu agar bisa mengkondisikan situasi dan tidak menimbulkan perpecahan di tengah-tengah umat.
“Salah satunya menjaga hati. Agar tidak ada hasut, iri dan dendam. Sebab, hati yang kotor doa tidak bisa dikabulkan. Maka dari itu bersihkan atiné (hati) sebelum yang lain dibersihkan,” kata Gus Zain.
Menjawab Batutimes.com dan media lainnya, Pastor Kepala Paroki Gembala Baik – Batu Romo Michael Matheus Agung Christiputro O.Carm mengatakan, acara Silahturahmi Ramadan ini digelar untuk menjalin relasi keakraban dan ikatan silahturahmi dengan umat Muslim; utamanya di Bulan Suci Ramadan ini.
“Kita semua berharap agar ikatan kebangsaan antar semua elemen bangsa ini makin kuat. Juga agar ada makna baru di Bulan Suci Ramadan ketika semua umat diajak untuk semakin bertakwa dan meningkatkan kualitas imannya,” ujar dosen teologi sosial lulusan London – Inggris di STFT Widya Sasana ini.
Di ujung acara, Romo Agung O.Carm memberi cindera mata kepada Kapolres Kota Batu AKBP Leonardus Simarmata –alumnus Kolese Kanisius Jakarta—yang segera akan meninggalkan tugasnya sebagai pemimpin kepolisian di Batu untuk mengemban tugas baru di Mojokerto, Jatim.
Sumber: Batutimes.com