Puncta 17.12.21
Jum’at Advent III
Matius 1:1-17
INJIL Matius menampilkan silsilah Yesus. Ada sesuatu yang “aneh” dalam urutan dan penyebutan nama-nama.
Beberapa hal yang aneh itu antara lain; ada 14 keturunan diurutkan sampai tiga kali. Keseluruhannya berjumlah 42 keturunan.
Ada empat perempuan “kotor” disebutkan sebelum Maria, ibu Yesus.
Apakah ada maksud tertentu dari penulisan silsilah ini?
Yang jelas kita dapat menduga bahwa Matius ingin meyakinkan kita bahwa Yesus adalah keturunan Raja Daud dan Bapa Abraham.
Seperti Cak Lontong yang berkata, “Nama membawa rasa.”
Di sini Matius menjelaskan “angka membawa makna.”
Angka 14 dalam bahasa Hibrani adalah bilangan nama Daud. Seperti orang Jawa melihat angka 7 langsung mengartikan sebagai “pitulungan” atau pertolongan.
Demikian juga orang Yahudi melihat angka 14 langsung mengerti maksudnya yaitu bilangan nama Daud.
Yesus adalah keturunan Raja Daud.
Empat belas dikalikan tiga sampai kepada Abraham. Angka tiga mengingatkan akan janji Yahwe kepada Abraham yakni; keturunan yang banyak, Tanah Terjanji dan berkat bagi keturunannya.
14 x 3 berjumlah 42. Angka ini menggambarkan jumlah perhentian Israel di padang gurun, saat keluar dari Mesir.
Matius ingin menjelaskan bahwa Yesus adalah Musa baru yang membawa bangsa manusia keluar dari perbudakan dosa menuju Tanah Terjanji yakni keselamatan kekal.
Lalu ada empat perempuan yang disebut diantara banyak kaum lelaki.
Mereka adalah Tamar, Rahab, Rut dan Bersyeba, isteri Uria.
Mereka adalah perempuan yang tidak bersih. Tamar adalah menantu Yehuda yang melacurkan diri agar bisa menyambung keturunan.
Begitu pula Rahab adalah pelacur dari Kanaan yang menolong mata-mata Israel di Yeriko.
Rut adalah perempuan di luar Israel, orang Kanaan, bukan bangsa terpilih.
Sedang Bersyeba adalah isteri Uria, prajurit Daud yang direbut dengan cara licik dan keji.
Tentu saja disebut kemudian Maria, perawan yang melahirkan Yesus karena belum bersuami.
Matius mau mengatakan bahwa karya agung Allah untuk menyelamatkan manusia itu melampaui batas-batas.
Allah berkuasa menggunakan siapa pun untuk menyelamatkan manusia. Bahkan perempuan berdosa, kafir, bukan kalangan bangsa terpilih dipakai Allah sebagai saluran karya keselamatan-Nya.
Keselamatan Allah bersifat universal. Ia memakai segala bangsa untuk ikut ambil bagian dalam karya-Nya.
Dosa tidak menghalangi niat Allah untuk menyelamatkan manusia.
Manusia yang hina dipakai Allah dalam karya penyelamatan.
Manusia berdosa karena perempuan pertama yakni Hawa.
Manusia diselamatkan melalui Hawa baru yakni Maria.
Kita sekarang sedang dalam situasi kegelapan. Ada dosa dan keputus-asaan karena pandemi yang sulit.
Namun dalam situasi dosa dan kesuraman, Allah memberi pengharapan datangnya penyelamat. Seperti virus covid yang mematikan, dosa juga membawa pada kematian.
Namun harapan datang dengan munculnya vaksin.
Kita juga punya harapan akan datangnya Kristus yang menyelamatkan.
Dalam situasi dosa, gelap, muram, jatuh dan gagal, Allah hadir memberi harapan, sinar terang dan semangat baru.
Allah tidak meninggalkan kita sendirian. Penyelamatan datang dari Allah melalui Yesus Almasih.
Hujan datang menggenangi sawah.
Suara kodok nyaring bersahutan.
Jangan putus asa jangan menyerah.
Tuhan datang membawa harapan.
Cawas, penuh harapan…