SEPANJANG sejarah manusia, air telah menjadi simbol universal yang kekuatannya luar biasa. Air merupakan unsur perdana kehidupan. Oleh karenanya juga, air menjadi lambang perdana manusia. Dalam kebudayaan bahkan dalam agama, air dan simbolismenya berkaitan dengan kosmogoni, penciptaan hidup, kelahiran kembali, epifani dan pembaruan yang sangat mengagumkan.
Dalam agama Yahudi dan Kristen, air merupakan unsur pokok yang memiliki penafsiran keagamaan yang kaya. Bagi suku bangsa pengembara seperti Israel yang berpindah-pindah tempat, kebutuhan akan persediaan air begitu mutlak. Bangsa Israel berteriak-teriak kepada Musa saat mereka kehausan di padang gurun.
Kebutuhan akan air
Sumur, perigi, sumber atau oasis mempunyai arti penting sekaligus simbol penyelamatan dan penyegaran rohani. Sumur Yakub bagi bangsa Israel menjadi lambang penyelamatan akan kehausan jasmani dan kegelisahan rohani. Contoh memukau lain adalah kisah Yesus yang minta diberi air dari sumur untuk melepaskan dahaga jasmani-Nya.
Kisah ini bukan sekedar pencarian air minum di tengah terik siang. Kisah ini akhirnya menunjuk pada apa yang jauh melampaui sumur dan air karena justru menuju pada pemenuhan kebutuhan rohani, kebutuhan amat mendasar setiap manusia yang haus akan Allah. Di situ kita melihat bahwa yang harafiah dan yang simbolis saling mengimbangi.
Air bisa menjadi simbol dahsyat daya kuasa Allah atau kekuatan monster setan. Pada satu sisi, air adalah lambang rahmat yang tercurah, kehidupan bahkan keselataman. Pada sisi lain, air merupakan ancaman dan kehancuran.
Kisah air bah, laut menggelombang, kapal tenggelam menjadi warna sejarah bangsa man apun. Dalam Perjanjian Lama dikisahkan secara dramatis, kisah Nabi Nuh, kemenangan akan orang Mesir yang ditelan Laut Merah, perjuangan para pelaut yang ditumpangi Nabi Yunus. Dalam Perjanjian Baru, murid-murid Yesus yang berhadapan dengan air laut bergelombang ketakutan. Iman mereka ditantang oleh kuasa laut. Kekurang percayaan mereka baru tenang seperti laut yang reda saat melihat kuasa Yesus melebihi kuasa ari dan alam semesta manapun.
Pemurnian dan pembersihan
Kita menemukan makna air yang dikaitkan dengan pemurnian dan pembersihan. Ini kita temukan dalam ritus baptis. Bagi para Bapa Gereja, tema baptis sangat dominan. Baptis berarti masuk ke dalam Firdaus baru, Adam kedua. Baptis berarti diselamatkan di dalam bahtera Gereja dari air penghakiman yang digambarkan sebelumnya dalam kisah bah Nuh.
Baptis berarti selamat menyeberangi air sebagaimana orang Israel mengalami exodus dari Laut Merah. Baptis berarti menyeberangi Sungai Yordan memasuki Kanaan di bawah kepemimpinan Yesus.
Dalam pembaptisan, orang dibersihkan dan dimurnikan, orang dimasukkan dalam air dan muncul kembali, ia lahir baru. Orang dimatikan dari manusia lama dan mengenakan manusia baru, ia dimurnikan dari cara hidup lama dan mengenakan hidup baru.
Simbolisme air yang sangat kuat itu juga bisa kita lihat dalam doa kuno Benedictio Pontis, dalam ritus Roma, “Ya Allah, RohMu melayang-layang di atas permukaan air pada awal mula dunia, seperti pada waktu itu pun sifat air dapat memperoleh keutamaan pengudusan. Ya Allah dengan air Engkau membasuh kejahatan-kejahatan dunia yang bersalah dan dengan berlimpahnya air Engkau menggambarkan kelahiran kembali supaya unsur yang satu dan sama itu merupakan misteri berakhirnya kejahatan dan berawalnya keutamaan”.
Mircea Eliade menimba dari banyak kebudayaan melihat makna mendalam dari simbol alami yang universal ini. Dia mengatakan, “air menyimbolkan seluruh daya kemampuan; air adalah fons et origo, sumber seluruh eksistensi yang mungkin….air menyimbolkan zat purba asal datangnya semua bentuk dan tujuan kembalinya semua bentuk”.