SETIAP manusia dianugerahi kemampuan berwirausaha. Artinya, bakat berwirausaha sebenarnya ada dalam diri setiap orang. Jika seseorang mau berusaha dan memulai segala sesuatu dari hal-hal kecil. Suatu saat dia pasti akan sukses berwirausaha.
“Apalagi jika memahami dengan sungguh alur dan cara berbisnis serta berwirausaha yang baik. Dia akan menjadi manusia yang lebih bermartabat dalam berbisnis dan berwirausaha,”ujar dosen Strategic Management & Entrepreneurship di Universitas Bina Nusantara, Jakarta Agustinus Dedy Handrimurtjahjo, SE, MBM di hadapan para siswa Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Flores, NTT, Rabu (27/9).
Dedy mengungkapkan bahwa banyak anak muda zaman sekarang berhasil sukses berbisnis di usia kurang dari 30 tahun. Ambil contoh misalnya Ferry Unardi, Merrie Elizabeth, dan Caroline Darjanto.
Hadirnya Dedy di Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo sebenarnya sekadar mengisi jeda waktu karena sebenarnya Ketua Program Business Creation-BINUS Business School Undergraduate ini sedang menghadiri Konferensi Internasional dalam Peningkatan Manajemen dan Layanan Teknologi Informasi yang diadakan oleh BINUS bagi para doktor, di Hotel Jayakarta Labuan Bajo.
Milik Romo SVD
Didirikan pada 25 Agustus 1987 atas prakarsa para Romo Misionaris Serikat Sabda Allah (SVD) dan Uskup Keuskupan Ruteng, Seminari Menengah St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo menjalankan program pendidikan formalnya di SMAK St. Ignatius Loyola, sebuah lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Yayasan Persekolahan Arnoldus, Labuan Bajo dan dikelola oleh para imam serta bruder SVD Provinsi Ruteng.
Tahun 2007, SVD resmi menyerahkan lembaga Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo ini ke Keuskupan Ruteng. Namun, proses pendidikan formal masih tetap dilaksanakan di SMAK St. Ignatius Loyola.
Selanjutnya, Seminari dan Keuskupan Ruteng berniat membangun sebuah sekolah sendiri dan menjalankan formasi pendidikan formal secara mandiri. Maka di tahun 2016, Yayasan Sekolah Umat Katolik Manggarai, Keuskupan Ruteng dan Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia memutuskan mendirikan Sekolah Menegah Agama Katolik Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo.
Surat Keputusan Dirjen Bimas Katolik Kemenang Republik Indonesia No. 239 tahun 2016 tentang Pemberian Izin Operasional sekolah menengah Agama Katolik dan Surat Keputusan Yayasan Sekolah Umat Katolik Manggarai (YASUKMA) Keuskupan Ruteng, No. 086/XXV.2.1.1.3/III/2016 menjadi kekuatan hukum berdirinya SMAK Seminari ini. Dengan izin operasional ini maka SMAK Seminari ini sudah boleh menyelenggarakan pendidikan formal sejak 2016/2017.
Di tahun ajaran 2016/2017, setidaknya sudah ada 21 siswi yang bergabung bersama anak-anak Seminari dan pada tahun ajaran 2017/2018 ada 35 siswi. Sedangkan para seminarisnya masing-masing berjumlah 72 atau 144 orang. Jadi total Siswa awal berjumlah 200.
Namun, dalam perjalanan waktu, jumlah ini mulai berkurang. Ini disebabkan oleh proses seleksi dari seminari berdasarkan pencapaian mereka di setiap akhir semester, sehingga jumlah saat ini, Siswi kelas I = 35 Orang, Siswi Kelas 2 = 18 Orang, dan Siswa Kelas I = 72 Orang, Siswa Kelas 2 = 68 orang. Dengan demikian, jumlah keseluruhan tahun 2017 adalah 193 orang.
Selain itu ada Siswa Kelas Persiapan Bawah tahun 2017/2018 berjumlah 85 Orang. Sedangkan kelas XII yang masih bergabung dengan SMAK St. Ignatius Loyola berjumlah 38 orang. Jadi total Siswa/i seminari secara keseluruhan mencapai 316 orang. Siswa Kelas Persiapan Bawah (KPB) masih menggunakan kamar makan siswa sebagai tempat sekolah dan tempat belajar.
Dari jumlah ini, para siswa dibagi masing-masing menjadi tiga dengan dua program yakni Ilmu Sosial dan Ilmu Alam. Namun, saat ini mereka masih menempati kelas-kelas darurat karena sedang menunggu selesainya gedung baru.
Penulis: Yoan Barus dan Frater Aldo Foya