PEKAN pertama di bulan Juni –persisnya tanggal 7, 8, 9—film Soegija akan naik tayang di jaringan bioskop 21 di beberapa kota besar di Indonesia. Sebelum kita menyempatkan diri menonton film besutan Garin Nugroho produksi Studio Audio Visual Puskat Yogyakarta ini, ada baiknya kita menengok kembali bagaimana Soegija sempat membuat kru Puskat Yogyakarta jadi kebat-kebit alias sport jantung.
Beginilah kisah Romo Murti Hadi Wijayanto SJ dalam sebuah edaran berita internal.
“Setiap kali kami ingin produksi film, kami selalu cemas. Apalagi ini merupakan film layar lebar pertama kali yang diproduksi oleh SAV Puskat. Bermimpi pun kami takut. Kesulitan pertama pasti dana. Biasa, produksi film memang mahal; apalagi ini film sejarah dengan setting masa lalu.
Kesulitan selanjutnya adalah bekerja dengan banyak orang tentu ini tidak mudah, apalagi dengan para seniman papan atas negeri ini. Pasti ada banyak gagasan yang tidak mudah untuk disatukan. Belum lagi soal memasarkan film ini untuk publik. Ini semua adalah pengalaman baru untuk Puskat. Untunglah satu per satu bisa dilalui walaupun dengan babak belur karena benturan di sana-sini. Sekarang film sudah akan tayang tanggal 7 Juni 2012 dengan harap-harap cemas bahwa film ini memang akan ditonton banyak orang,” tulisnya dalam sebuah media internal.
Ucapan terima kasih
Tak lupa pula, Romo Murti Hadi SJ juga mengungkapkan terima kasihnya yang tulus kepada semua pihak yang telah mendukung film ini menjadi nyata.
“Kami bersyukur ada teman-teman Komunitas Warung Kopi (KWK) dan Eks-KMK ITB yang sejak awal sudah bermimpi bersama kami. Lalu bergabung juga teman-teman ASRI dan Sahabat Insan yang ikut berjibaku untuk film ini. Tentu saja kami juga berterima kasih kepada para sahabat Serikat Yesus dan semua donatur, termasuk semua umat yang ikut mendanai film ini dengan membeli kupon,” tulisnya kemudian.
Kepada Redaksi Sesawi.Net, proses fund-raising untuk mendukung pendanaan Soegija dilakukan dalam dua kali charity dinner di dua kota berbeda. “Sekali di Jakarta dan kemudian di Semarang,” kata Jesuit kelahiran Panca Arga, Magelang ini.
Langkah lain juga ditempuh dengan cara menjual kupon seharga Rp 10 ribu di beberapa gereja paroki di Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Agung Semarang, dan Keuskupan Surabaya. “Meski ada hadiahnya, namun tujuan utamanya jelas yakni mencari dana sumbangan dari umat,” tambah Romo Murti Hadi SJ.
“Jadi, Anda sekalian lah produser film ini. Soegija ini milik Anda sekalian. Inilah persembahan Gereja, persembahan Serikat Yesus untuk Indonesia,” tandas Romo Murti Hadi SJ. (Bersambung)
Photo credit: Studio Audio Visual Puskat Yogyakarta
Artikel terkait: