Soekarno–Hatta

0
190 views
Ilustrasi - Menjadi pekerja di ladang Tuhan. (Ist)

Puncta 26.01.24
PW. St. Timotius dan Titus, Uskup
Lukas 10: 1-9

GENERASI milenial masih bisa mengenal wajah Proklamator Indonesia karena sering menyimpan di dalam dompetnya.

Uang pecahan tertinggi warna merah senilai Seratus Ribu Rupiah tertera gambar wajah Sang Proklamator.

Mereka adalah dwi tunggal Soekarno Hatta. Dalam naskah proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ada tanda tangan Soekarno – Hatta.

Mereka mewakili seluruh Bangsa Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945 menyatakan Indonesia merdeka, menjadi negara berdaulat.

Mereka berdua adalah peletak dasar rumah bersama yang bernama Indonesia. Mereka diangkat oleh Sidang Konstituante untuk menjadi presiden dan wakil presiden yang pertama.

Namun setelah sepuluh tahun berjalan, akhirnya mereka pecah juga. Mohamad Hatta mundur dari jabatannya karena tidak setuju dengan politik demokrasi terpimpin. Bagi Hatta model seperti itu akan menghasilkan seorang diktator.

Dalam sejarah Gereja kita juga punya tokoh dwi tunggal yakni Timotius dan Titus. Mereka adalah murid atau karena dekatnya disebut anak-anak rohani Paulus.

Timotius memimpin jemaat di Efesus. Titus menjadi uskup di Kreta. Timotius sering menemani Paulus dalam perjalanan mewartakan Injil. Titus sering diutus memperdamaikan pertikaian di antara jemaat.

Timotius wafat sebagai martir seperti Paulus. Titus menjaga iman jemaat sampai akhir hayat dengan setia.

Untuk mewartakan Injil, Tuhan membutuhkan pekerja-pekerja di ladang-Nya. Bersamaan peringatan dua gembala gereja perdana ini, ada tahbisan 16 diakon di Seminari Tinggi Kentungan Yogyakarta.

Kita berharap mereka akan menjadi pewarta Kabar Sukacita kepada semua orang.

“Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu,” sabda Tuhan.

Kita diajak untuk terus berdoa agar Tuhan memanggil para pekerja-Nya. Apakah kita orang-orang muda juga siap menanggapi panggilan Tuhan di zaman modern ini?

Apakah hati kita terbuka mendengarkan sapaan Tuhan untuk mewartakan Injil?

Nonton pentas Butet di Taman Budaya,
Tingkahnya lucu bikin penonton tertawa.
Tuhan memanggil orang-orang muda,
Untuk berbagi sukacita pada sesama.

Cawas, siap untuk diutus

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here