Solidaritas, Seni Perkawanan Gereja (2)

0
406 views
Ilustrasi: Memberikan pertolongan. (Ist)

SINOPSIS buku Teologi Solidaritas karangan Jon Sobrino SJ dan Juan Hernandez SJ baik kalau kita lihat bersama dalam rangka memahami solidaritas.

Bagi orang Kristen, solidaritas dengan sesama berakar dan berpangkal pada pengalaman iman bahwa Yesus telah setia kawan dengan kita semua. Implikasinya jelas bahwa setiap pengikut Kristus dipanggil utnuk bersikap solider dalam tindakan nyata, sebab apa yang dibuat terhadap sesama dibuat terhadap Tuhan sendiri.

Menurut saya, langkah tepat bagi kita untuk mau berkawan dengan semua kawan kita diatas sebagai Gereja adalah melalui gerakan solidaritas.

Gerakan solidaritas bukan berarti “bantuan” kemanusiaan semata. Namun, solidaritas adalah gerakan yang lebih dari itu.

Solidaritas dipahami sebagai gerakan timbal balik. Solidaritas merupakan kondisi, apabila satu pihak merasa tergerak untuk bersolider dengan kawannya, kemudian pihak yang sudah bersolider menerima hasil dari kawannya yang telah dibantunya lewat hasil-hasil pertumbuhan yang terjadi padanya dan terkhusus semakin eratnya hubungan perkawanan antara keduanya.

Sehingga menurut saya, langkah tepat untuk menjalin perkawanan dengan para kawan Gereja di atas ialah melalui jalan solidaritas.

Lewat jalan tersebut, membuahkan perkembangan dari semua sisi. Kita sebagai Gereja berkembang dan mereka sebagai kawan kita juga mengalami perkembangan.

Cara perkawanan yang membuat kedua sisinya sehat adalah cara perkawanan terbaik dan cara itu mampu ditempuh lewat jalur solidaritas.

Maka, marilah kita berkawan dengan mereka dan jangan meninggalkan mereka, justru kita menjadi kawan terbaik mereka lewat gerakan solidaritas yang kita lakukan.

Tidak hanya itu, cara berkawan kita melalui jalur solidaritas dengan memperhatikan kawan-kawan kita itu mampu mendorong kita semua sebagai orang beriman merumuskan dan memikirkan kembali iman kita kepada Allah dan tanggapan terhadap misteri Allah itu sendiri.

Mudahnya, solidaritas kita dengan cara mau berkawan dengan mereka yang telah disebutkan diatas membantu kita memadukan ke dalam inti pertanyaan Yesus kepada para muridNya “Sudahkah kamu memberikan segelas air segar kepada saudaramu?”

Dan langkah solidaritas itu menjadi jawaban positif bagi kita terhadap pertanyaan Allah ini dan hal ini merupakan suatu kebahagiaan tersendiri dalam menjalani iman kita.

Cara-cara yang bisa ditempuh beragam. Kepada kawan pertama kita, kita bisa untuk terus mendukung program-program Gereja maupun pemerintah untuk menyelamatkan mereka dengan turut aktif hadir pada program itu.

Kita pedulikan mereka dan jangan menanggap mereka sampah, tetapi jadikan mereka sebagai sahabat karib kita, sahabat yang paling dekat, dan yang paling kita cintai.

Kepada kawan kedua, kita perlu mengajak mereka kembali merasakan kehadiran Gereja.

Kita terima dan bukannya ditolak dengan segala keterbukaan hati kita. Kita harus bisa membawa Gereja kepada mereka sehingga mereka sendirilah nanti yang akan menuju Gereja.

Kepada kawan ketiga, marilah kita menjalin persahabatan dan dialog yang sehat kepada mereka. Dorong terus ketenteraman dan kebahagiaan dalam hidup bersama. Jangan ujarkan seruan kebencian dan kebohongan, mari kita buat suasana damai dan sukacita.

Natal, waktu tepat berkawan dan bersolider

Natal merupakan momentum yang sangat tepat untuk merenungkan solidaritas. Hadirnya natal membuat Yesus Kristus yang ialah Allah menjadi manusia seperti kita.

Artinya, Ia rela secara solider dengan segala kerendahan hatiNya menjadi manusia seperti kita semua. Ia rela meninggalkan segala kenyamananNya sebagai Allah dengan mau hadir di dunia kita yang penuh dengan kedosaan.

Yesus ingin menjadi kawan bagi kita semua dengan bersolider dengan hidup kita. Ia ingin merasakan juga kehidupan kita di dunia yang “keras”.

Memang, dunia yang kita hadapi memang penuh dengan tantangan apalagi soal dosa, namun kehadiran Yesus Kristus ke dunia ini ingin memberikan kita semangat lebih bahwa sejatinya kita semua bisa melalui proses kehidupan kita di dunia ini. 

Ia telah menjadi kawan yang nyata dan sejati bagi kita dengan telah mau menjadi manusia sepeti kita.

Maka, tidak perlulah kita merasakan ketakutan berlebih dalam hidup kita.

Jalanilah segala kehidupan kita di dunia ini dengan kesungguhan hati karena Yesus selalu menemani dan menjadi kawan kita dalam hidup kita.

Maka, saudara-saudari yang terkasih baiklah kita meneladani Yesus Kristus yang bersikap macam itu.

Yesus saja yang ialah Allah ingin berkawan dan bersolider dengan kita manusia, maka sudah sepatutnyalah kita juga melakukan itu kepada sesama kita.

Allah saja mau berkawan dan bersolider dengan kita, masa iya kita sebagai umatNya tidak melakukan apa yang Allah kita lakukan.

Saudara-saudari, setelah menyadari kawan-kawan Gereja dan cara yang bisa dilakukan untuk berkawan dengan mereka, baiklah juga selepas ini kita melakukan itu pula.

Saya yakin, peristiwa Natal ini akan menjadi kesempatan berharga nan baik untuk kita semua memulai kembali perkawanan kita dengan sesama kita lewat cara yang baik pula melalui solidaritas.

Mari, kita menjadi kawan dengan mau bersolider dengan semua kawan kita karena itulah salah satu arti Natal bagi kita. Menjadi “Kristus” di dunia ini.

Selamat Natal semuanya.

Salam doa, Tuhan memberkati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here