HARI Sabtu-Minggu, 23-24 Januari 2016 diadakan Sosialisasi APP di Rumah Pastoral Hening Griya Baturaden. Acara yang digagas sebagai pertemuan tahuan tersebut dihadiri perwakilan paroki-paroki di Keuskupan Purwokerto. Tercatat 110 peserta.
Acara yang sebenarnya dimulai pukul 17.00 sempat molor menjadi pukul 17.15 dikarenakan beberapa peserta yang baru datang dari beberapa paroki. Ibadat pembuka dipimpin oleh Pak Ginanto sebagai Katekis Paroki Gombong.
Romo Vikjend, Romo T. Puryatno, Pr hadir dalam acara pembukaan. Selain menyampaikan Kepanitiaan APP yang baru, beliau juga menekankan mengenai makna mendasar dari Aksi Puasa Pembangunan, yang bukan hanya soal pengumpulan dana.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian Laporan Keuangan APP. Laporan disampaikan oleh Pak Jemidi sebagai Sekretaris Panitia APP mewakili Bendahara APP, Romo Ekonom yang tidak bisa hadir dalam kesempatan kemarin itu. Terjadi tanya jawab ketika peserta mendengar bahwa dana APP tahun 2015 digunakan untuk dana pendidikan, yaitu untuk proposal-proposal beasiswa mereka-mereka yang mengenyam pendidikan di tingkat perguruan/sekolah tinggi. Banyak yang bertanya mengenai kriteria yang berhak mendapatkan beasiswa tersebut.
Romo Vikjend sebagai Panitia Tahun Kerasulan Pendidikan menjanjikan kejelasan mengenai kriteria-kriteria tersebut akan disampaikan di waktu-waktu yang akan datang. Hal ini dikarenakan panitia sendiri belum siap mengenai kriteria tersebut. Mendekati waktu makan malam, Romo Sheko sebagai anggota dari Panitia APP Keuskupan menjelaskan hal-hal teknis yang terkait dengan proposal-proposal APP Keuskupan berdasarkan buku Panduan APP Keuskupan.
Setelah makan malam, acara dilanjutkan dengan penjelasan kerangka dasar APP oleh Ketua APP yang baru, Romo Stef.
Kerangka dasar APP adalah uraian tema yang akan dipakai untuk membuat bahan pendalaman iman APP baik bagi kelompok dewasa, remaja/OMK, maupun anak-anak/PIA. Dijelaskan dalam kerangka dasar itu bahwa tahun ini, tema APP Keuskupan adalah Keuskupan Purwokerto bersyukur atas iman, paguyuban, dan pendidikan di Keuskupan Purwokerto.
Tema sentral ini akan dibagi menjadi beberapa sub-tema sesuai dengan waktu-waktu pertemuan:
- Syukur atas ketekunan iman (TEKUN)
- Syukur atas keuletan dalam membangun paguyuban (ULET)
- Syukur atas kesabaran dalam mendidik generasi yang akan datang (SABAR)
- Syukur membuat orang pantang menyerah (PANTANG MENYERAH).
Pk. 20.45, acara penjelasan kerangka dasar APP selesai. Peserta yang datang dari berbagai paroki tersebut tampak lelah dan mengantuk, acara pun berakhir dan peserta diperkenankan beristirahat.
Panitia APP yang dihadiri: Romo Sheko, Romo Dimas Martin, Romo Stef, Romo Kristi Adi, Romo Miranto, Bpk. Jemidi, dan Bapak GH. Sumartono melanjutkan dengan rapat pembahasan proposal-proposal APP Tahap 3 di serambi teras Aula Paskalis.
Ada 8 proposal dari Paroki Kroya, 3 proposal dari Paroki Banjarnegara, 1 proposal dari Paroki Pekalongan, 1 proposal dari Paroki Limpung, 1 proposal dari KKI dekanat Selatan, 1 proposal dari Kerasulan Kemahasiswaan, 1 proposal dari Paroki Kapencar, dan 7 proposal dari Paroki Gombong yang datang menyusul.
Beberapa hal pokok yang menjadi pertimbangan panitia adalah rekomendasi dari romo paroki, swadaya paroki, dan kelengkapan berkas proposal.
Minggu, 24 Januari pk. 06.00 misa di Kapel Hening Griya dipersembahkan oleh Romo Sheko. Peserta dari Dekanat Timur diminta sebagai petugas liturgi.
Pk. 08.00 acara kembali dilanjutkan di Aula Paskalis dengan penyampaian penjelasan mengenai logo APP tahun 2016 dilanjutkan dengan menonton film dibuat oleh Romo Teguh dan Tim Komsos Keuskupan sebagai sarana bantu bahan pendalaman untuk kelompok dewasa.
Produksi film
Dengan gaya khasnya yang kocak, Romo Teguh membuat suasana pagi itu terasa sedemikian meriah dan segar dengan banyak tawa dari peserta ketika mendengar dan melihat presentasi dari Romo Teguh.
Film-film yang dibuat/ditontonkan langsung kepada peserta pertemuan di pagi itu:
(1) Film yang menceritakan perjuangan dan kesetiaan iman Maria yang menderita kelumpuhan dan harus memakai kursi roda didorong oleh ibunya untuk ke gereja dengan jarak tempuh 6 km
(2) Film yang menceritakan paguyuban ‘Hamangunsih’, yaitu para pengrawit/penggamel wayang wahyu Rm. Handi Setyanto yang sebagian besar anggotanya adalah non-Katolik, namun bersatu dalam wadhah kesenian.
(3) Film yang menceritakan mengenai anak-anak didik Sr-Sr PMY di Wonosobo yang menderita bisu-tuli, namun dengan antusias mempersiapkan tampilan drama Natal setiap tahunnya,
(4) Film yang menceritakan kebersamaan umat Adipala dalam menghayati iman di stasi itu.
Romo Miranto, MSC sebagai Ketua Komisi Liturgi melanjutkan sessi dengan memaparkan bahan-bahan liturgi Pra-Paskah. Beliau menyampaikan bahan renungan yang dapat dipakai sebelum misa dan sebelum Jalan Salib. Romo Miranto juga mengingatkan kembali mengenai liturgi Rabu Abu, Misa Krisma, Kamis Putih, dst. Selain menyampaikan makna-makna mendasar terkait dengan upacara-upacara liturgi tersebut, beliau juga mengingatkan akan hal-hal mana yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan selama masa Prapaskah.
Contohnya adalah soal perayaan-perayaan pesta seperti perkawinan. “Apakah perkawinannya sendiri dilarang? Tentu tidak. Cuma, pesta-pestanya saja yang mesti dicarikan waktu selain Prapaskah,” demikian dalam salah satu dialog Romo Miranto dengan peserta yang hadir.
Pk. 10.30 setelah snack dan minum, peserta dibagi dalam tiga kategori:
(1) Kelompok pemandu dewasa di aula Paskalis dipandu oleh Romo Stef mewakili Romo Parjono sebagai Ketua Komisi Kateketik didampingi oleh para katekis pembuat bahan pendalaman iman yaitu Pak Jemidi, Pak Ginanto, dan Pak Sumardi.
(2) Kelompok pemandu anak-anak di aula Dominikus dipandu oleh Romo Dimas Martin dari KKI bersama Tim.
(3) Kelompok pemandu remaja/OMK di aula Maria dipandu oleh Romo Kristi Adi dari Komisi Kepemudaan bersama dengan Tim. Di kelompok masing-masing ini juga diberi kesempatan untuk mengadakan simulasi, sejauh dibutuhkan seperti yang terjadi di kalompok anak-anak/PIA misalnya untuk lagu-lagu, gerakan, dan game-game-nya.
Dalam pertemuan di kelompok dewasa, banyak peserta yang mengungkapkan keadaan-keadaan yang sungguh-sungguh terjadi di paroki, lingkungan, atau komunitas basisnya. Ada pendalaman iman yang diropel langsung sekali dari 4 bahan pendalaman itu. Ada pendalaman iman yang digantikan dengan rekoleksi. Ada pendalaman iman yang mengurangi bahan-bahan yang disediakan dari buku panduan. Ada yang tukar pemandu antar lingkungan. Ada yang kesulitan menggunakan bahasa Indonesia. Ada yang jawaban dari pertanyaan panduan itu diborong oleh satu orang dari peserta pendalaman.
Menanggapi hal-hal tersebut, Romo Stef dan para katekis pembuat bahan pendalaman, dan Romo Sheko yang lebih lama dan berpengalaman dalam bidang macam ini mencoba menyampaikan maksud dari Keuskupan membuatkan bahan-bahan pendalaman ini, yaitu setia para proses, bertahap pertemuan satu sampai dengan empat. Materi juga sudah dibuat sedemikian rupa supaya diikuti. Penyesuaian sana sini bisa dibuat sejauh tidak meninggalkan hal-hal yang pokok yaitu bagian pengalaman iman dan bahan dari Kitab Suci. Keduanya mau mempertemukan dua dimensi yang sangat penting yaitu unsur manusiawi dan ilahi dari sebuah pertemuan pendalaman iman.
Di bagian akhir pertemuan, ada kesempatan berkumpul bersama lagi di aula Paskalis pukul 12.15. Acara diisi dengan hal-hal teknis terkait dengan APP. Hal-hal ini disampaikan oleh Romo Stef dan Romo Sheko, misalnya terkait dengan kotak APP, laporan keuangan APP, DVD film dari Komsos, proposal-proposal, dls.
Acara berakhir pk. 12.45 dengan makan siang yang didahului doa dan berkat dari Romo Kristi Adi.
Domine Ad Quem Ibimus,
Stef, Pr
Ketua APP/PSE KP