Spiritualitas dan Kebahagiaan Manusia, Kebahagiaan menurut Thomas Aquinas (2)

0
271 views
Ilustrasi - Bahagia sukacita menemukan cinta dalam keluarga. (Ist)

KEBAHAGIAAN secara etimologis berarti suatu keadaan senang, tenteram, terlepas dari keadaan yang menyusahkan. Dan kata lain kebahagiaan merupakan lawan dari penderitaan

Thomas Aquinas mengatakan bahwa Kebahagiaan sebagai kesempurnaan dari jiwa melekat pada jiwa. Akan tetapi hal yang menimbulkan atau memantik Kebahagiaan—yang membuat manusia bahagia— hadir di luar jiwa manusia. 

Kebahagiaan itu adalah bukan tentang kesenangan, kenikmatan jasmani, terlepas dari kesusahan atau suatu keadaan fisik saja. Tetapi lebih dari itu adalah suatu pencapaian di mana jiwa tak lagi menderita. (Rahmadon. “Kebahagiaan Dalam Pandangan Thomas Aquinas Dan Hamka.” (Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin 1, no. 2, 2020: 32–48.)

Jelas sekali dalam pandangan Thomas Aquinas bahwa kebahagiaan adalah tujuan jiwa manusia.

Sebuah peziarahan karena cinta

Armada menyebut cinta dalam spiritualitas adalah sebuah momen.

 “…Cinta dalam sebuah spiritualitas adalah sebuah momen dimana dalam satu pihak aku telah lenyap dari cinta, tetapi di lain pihak kelenyapanku itu menumbuhkan dan menyuburkan kehidupan baru yang lain. Dalam momen ini tidak ada keberpihakan diri.” (Riyanto, 2021: 81).

Armada dalam hal ini mau menggambarkan bahwa perjalanan spiritual ini adalah perjalanan cinta. Cinta yang membawa manusia pada kebahagiaan sejatinya.dimana manusia tak lagi merasakan kesusahan jiwa dan badannya.

Manusia akan bersukacita, tertawa dan tersenyum dalam geloranya cinta sejati dari Sang cinta itu sendiri (Tuhan).

Cinta

Makna kata cinta adalah ketika kita saling mencintai. Karena kita pada dasarnya telah dicintai, terus dicintai dan akan selalu dicintai. Kita telah mengenal cinta agape.

  • Cinta ini adalah cinta yang memberi dan mengurbankan diri. Cinta ini adalah cinta yang bersumber pada cinta Allah.
  • Cinta ini tanpa syarat, rela berkorban dan cinta ini identik dengan memberi diri bagi yang lain, meski tak memperoleh apa-apa.

Ini merupakan cinta Allah kepada manusia. (Tari, 2008;12). Manusia pada dasarnya sulit sekali untuk mencapai cinta yang sempurna.

Cinta adalah usaha untuk membahagiakan orang yang dicintai. Thomas Aquinas menyebut hanya sedikit tetang cinta yakni: “berbuat baik”.

Kebahagiaan sejati adalah persatuan dengan Allah. Manusia mengarahkan hatinya dan matanya, menuju kepada Dia yang ada di singgansananya. Allah mau manusia punya keputusannya sendiri.

Manusia punya kehendak bebas memilih membenci atau mencintai. Kebebasan manusia tidak bertetntangan dengan ketergaaantungan manusia sebagai makhlik ciptaan. Allah. (Forum STFT, Vol 44, no, 2/2015; 36).

Perjalanan jiwa kepada Allah adalah perjalanan cinta.

St. Theresia dari Lisieux menjadi seorang yang merasakan benar-benar persatuan cinta dengan Allah, dan dirinya sendiri melalui cara hidupnya yang senantiasa disemangati untuk mencintai Allah secara utuh. 

Tujuan cintanya terhadap dunia adalah pencapaian cinta dengan Tuhan-nya. Dalam usahanya untuk mencintai Allah Theresia dari Lisieux selalu memberikan dirinya secara total dan utuh kepada Allah.

Ia senantiasa membuka diri bagi Allah. (Berlanjut)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here