PERSAUDARAAN lokal Ordo Fransiskan Sekular (OFS) Santa Angela Merici, Keuskupan Agung Makassar menyelenggarakan webinar bertema “Spiritualitas”.
Seminar ini dibawakan oleh Romo Thomas Ferry Suharto OFM sebagai pendamping rohani nasional para OFS.
“Tujuan diadakannya pertemuan ini agar setiap anggota dapat memahami makna spiritualitas bagi seorang Fransiskan,” tutur Minister Santa Angela Merici Saudara Alfons Massie OFS.
Romo Ferry OFM mengawali webinar dengan menjelaskan awal munculnya istilah spiritualitas.
“Pada Abad Pertengahan Modern tahun 1250 sampai 1500 istilah spiritualitas mulai muncul. Dan kembali berkembang pada tahun 1800 akhir. Lantaran tumbuhnya nilai-nilai kerohanian yang meningkat di Eropa,” ungkapnya.
Lebih rinci, ia menjelaskan demikian.
“Dalam pengertian bahasa Indonesia, spiritualitas adalah sesuatu yang berhubungan dengan rupa, bentuk, cara khusus yang istimewa dalam hidup keagamaan, hidup rohani yang berkualitas unggul atau sesuatu yang berhubungan dengan transendental. Ada roh yang menggerakkan dan mempengaruhi pikiran, perkataan, dan perbuatan seseorang.
Roh kudus yang berhembus selalu diibaratkan dengan sesuatu yang bergerak tidak terlihat. Namun bisa dirasakan.
Biasa dilambangkan burung merpati, lidah-lidah api, dan air yang mengalir.
Maka, nilai seseorang merupakan buah dari ajaran, pikiran dan perkataannya,” jelasnya.
Contohnya. Orang yang suka makan, maka kata-kata yang diujarkan ialah hal-hal yang berhubungan dengan makanan. Buah dari perkataannya adalah tindakan dengan mencari jenis kuliner.
Jadi, bukti nilai spiritualitas seseorang jelas tercermin dari sesuatu nilai luhur, nilai ilahi dan nilai transendental yang dia hidupi dalam pikiran kata dan perbuatannya.
Inti spiritualitas mencakup dua hal:
- Teoritis yaitu ajaran, kata-kata, refleksi atas kehidupan sesorang yang telah dijalalankan.
- Praktis yaitu praktik kehidupan nyata seseorang yang menjalankan hidupnya berdasarkan nilai tertentu.
“Jadi seseorang yang sudah digerakkan oleh Roh Kudus selalu mempunyai ‘lingkaran’ yaitu apa yang disadari, direfleksikan menjadi kata-kata kemudian dipraktikkan dalam hidup keseharian.
Orang yang memiliki spirit Roh Kudus kualitas hidupnya akan semakin menjadi baik dan memikat karena nilai-nilai luhur ilahi yang selalu dihidupinya dan dapat dirasakan oleh orang-orang yang berinteraksi dengannya.”
Tetapi akan menjadi sulit bagi orang yang tidak integral atau munafik, yaitu antara pikiran, kata, dan perbuatanya tidak selaras.
Silahkan berefleksi masing-masing kita ada di sikap spiritualitas yang mana,” ungkap Romo Ferry.
Spiritualitas Fransiskus dan spiritualitas Fransiskan
Santo Fransiskus Assisi terpikat oleh Yesus Kristus dalam rupa salib, hosti dan inkarnasi.
Menurut Fransiskus Assisi, kerendahan hati Kristus yang datang ke dunia dengan merendahkan diri sebagai manusia biasa dan bukan sebagai raja.
Itulah yang memikat hatinya.
Teladan Kristus yang menjadikan Fransiskus terus mengikuti kebajikan-Nya.
Buah dari ajaran, kata-kata, dan teladan Santo Fransiskus Assisi membuahkan banyak pengikutnya seperti Santo Antonius, Santo Bonaventura, Santa Clara, Santa Agnes sampai para Ordo Fransiskan Awam ini.
Santo Fransiskus Assisi merupakan kesatuan dari para pengikutnya.
Itulah yang disebut Spiritualitas Fransiskan. Jadi Spiritualitas Fransiskan tidak bisa terpisahkan dari spiritualitas Fransiskus Assisi.
Di dalam Gereja, spiritualitas memiliki banyak keragaman. Namun satu kesatuan sentral yaitu Yesus Kristus, sang teladan utama.
Contoh lain. Dalam komunitas para Jesuit, para pengikutnya meneladani Santo Ignatius de Loyola dengan spirit “Demi kemuliaan Allah yang lebih besar” atau Ad Maiorem Dei Gloriam (AMDG).
Ini jelas berbeda dengan para Fransiskan yang meneladani Santo Fransiskus Assisi dengan semangat persaudaraan dan mengimani semua mahkluk ciptaan-Nya adalah Saudara (fratelli tutti).
Seperti kata Santo Fransiskus “Terpikatlah dengan satu unsur. Tapi dari satu unsur itulah anda bersatu dengan kekayaan rohani yang ada.”
Singkatnya, lebih baik fokus di satu unsur. Tapi sungguh mendalami daripada mencoba menggali banyak unsur, tapi dangkal pengertian.
“Ketika Yesus mau tinggal di dunia sebagai anak manusia, sesungguhnya ada misi pelayanan yang harus dilanjutkan oleh kita sebagai Fransiskan sekular.”
Demikian pesan romo mengakhiri webinar Keluarga Fransiskan.
Selamat menjadi berkat.
“Berkotbahlah dengan perbuatanmu.” (Santo Fransiskus Assisi)
Saya sangat suka