
“SAYA sedih sekali. Karena telah dipindah tugas dari Ewer, Agats-Asmat di Papua ke lain tempat,” tutur Sr. Annunciata Flion OSU (97) dalam Program Bincang-bincang Panjang bersama Titch TV.
Bulan April tahun 2023 ini, Sr. Annunciata Filon OSU merangkap usia genap 97 tahun.
“Pokoknya saya senang sekali berkarya di antara masyarakat Asmat di Agats, Papua,” papar Sr. Annun -begitu suster paling senior di Ordo Santa Ursula Provinsi Indonesia ini.
Ia masuk dan berkarya di Ewer, Agats, dan melayani masyarakat Asmat di wilayah pastoral Keuskupan Agats-Asmat sejak tahun 1990-an.


Hobinya menunggui datangnya pesawat
Salah satu “hobi” Sr. Annunciata Filon OSU saat berkarya di Ewer -lokasinya sekitaran 30—45 menit dari “pusat kota” Agats dengan speedboat– adalah “menunggu” kedatangan pesawat-pesawat kecil yang mendarat di Bandara “Sekadarnya” Ewer.
Saya sebut “seadanya”, karena Bandara Ewer sejatinya ada di tengah hutan belantara. Landasan pacu untuk landing dan airborne tidak dibuat dari tanah dengan pengerasan aspal atau beton. Tapi dari jajaran besi-besi dan sebagian lainnya dari bahan lain.
Di sana juga tidak ada ruang tunggu penumpang.
Di tahun 2013 lalu, di sekitan Bandara Ewer hanya ada sejumlah rumah-rumah tua yang penampakannya tidak lebih dari sebuah gubug tua.
Hati sepenuhnya untuk orang Asmat di Papua
Tapi di Ewer dan di tengah masyarakat Asmat di Papua inilah, ternyata hati Sr. Annunciata Filon OSU tetap terpatri.
“Saya senang sekali setiap kali bisa berkunjung di banyak tempat dan menjumpai orang-orang Asmat di Keuskupan Agats-Asmat,” paparnya di tengah banyaknya memori yang hari itu banyak terlupakan untuk disyeringka.
Hari itu, Sr. Annun mengalami kondisi badannya lagi kurang sehat.

Novisiat tahun 1947 di Negeri Belanda
Bersama almarhumah Sr. Brigitta Brouwers OSU, Sr. Annunciata OSU menjalani masa novisiatnya di Negeri Belanda tahun 1947.
Ia mengaku bahagia menjadi seorang suster biarawati Ursulin. Bahkan sudah merayakan pesta hidup membiara selama 70 tahun.
Suka jalan
Sr. Annunciata Filon OSU dikenal suka jalan-jalan dan membaca. Karena itu, masuk akal bila ia sangat suka berada di Ewer, Agats, Papua.
“Karena saya suka mengunjungi umat Asmat di Papua,” jawabnya singkat.
Sekalipun di Agats sungai-sungai nan lebar sampai tepian kanan-kirinya sampai tidak kelihatan, Sr. Annunciata OSU mengaku tidak pernah melihat buaya di sungai-sungau di Agats.
Ia sudah tidak ingat lagi dengan suster-suster Ursulin siapa saja ia pernah berkarya bersama di Agats.
Yang pasti, setelah berkarya di antara orang-orang Asmat di Agats, ia kemudian meneruskan karya sosial di Cisantana, Cigugur, Kuningan, Jawa Barat. (Berlanjut)
Baca juga: Sr. Annunciata Filon OSU (97) Sigrak Menyanyi Lagu “Jamboreelied 1937”