SELAMA 18 tahun adalah kurun waktu yang lama. Selama periode itulah, Sr. M. Catharina SFS (66) banyak berkiprah dalam karya pembinaan dan mendidik kaum muda. Utamanya di asrama dan panti asuhan.
Ia melakukannya di Panti Asuhan Sindanglaya, Cipanas, Puncak. Lalu juga di Sentani, Jayapura, Papua dan tempat lainnya.
Di Papua sendiri, ia membukukan karyanya selama lima tahun. Memasak untuk Rumah Retret. Sesekali ikut berpastoral keluar asrama dengan imam lokal.
Rasa campur aduk, tapi bahagia
Di sana ada rasa suka, cemas, bahagia, tidak tega, tapi juga tegas. Termasuk ketika ia dihadang anak SMA di Sentani yang tengah mabuk dan minta paksa uang darinya.
Lahir di Delanggu, Klaten, Jateng, Sr. Catharina sejak muda mengaku sudah tertarik ingin masuk biara. Di antaranya karena adik kandung ibunya juga sudah masuk biara. Ia sengaja memilih yang jauh agar tidak sering-sering pulang ke rumah.
Tahun 2022 lalu, ia merayakan pesta hidup membiara selama 44 tahun.
Salah satu nasihat penting dari orangtuanya yang selalu dia ingat adalah “Kalau sudah masuk, jangan lagi menengok ke belakang.”
Baca juga: Sr. M. Seraphin SFS (77) Sungguh Sadar Diri Raganya Lemah dan Tidak Pintar (1)