Meski wilayah permukiman mereka dikepung Banjir Tahunan efek air laur dan sungai tengah pasang, segenap Umat Stasi St. Isidorus Kampung Sabon Kuasi Paroki St. Mikael Tor, Kevikepan Kimaam, Keuskupan Agung Merauke, Papua Selatan. (Rein Buer/Dewan Stasi St. Isidorus Kampung Sabon)

MARI kita ingat kembali sebuah tayangan video pendek berikut ini.

Video itu dengan amat jelas memperlihatkan umat Katolik di wilayah Keuskupan Agung Merauke di Provinsi Papua Selatan mampu tetap bersikap tenang dan khitmad sembari mengikuti prosesi arak-arakan Minggu Palma. Padahal, kondisinya kawasan itu tengah dalam kepungan banjir.

Tayangan video menarik itu dibuat oleh anggota Dewan Stasi bernama Bapak Rein Buer.

Ini foto waktu pelayanan Paskah 2025 di Stasi Kumbis, salah satu stasi di Paroki Batu Merah. Karena stok minyak terbatas, jadi saya bantu pelayanan di stasi tersebut. (Dok. Romo Mario Benedikto Rantepadang Pr)

Banjir Tahunan air laut pasang bisa 1-2 meter

Banjir itu merupakan hasil genangan campuran air sungai dan laut.

“Kami di sini biasa menyebutnya Banjir Tahunan. Terjadi terutama karena air laut mengalami pasang,” tutur Romo Mario Benedikto Rantepadang Pr menjawab Titch TV dan Sesawi.Net, Senin pagi 28 April 2025.

Romo Mario adalah seorang imam diosesan Keuskupan Agung Merauke. Sejak Februari 2025 lalu, ia berkarya pastoral di Kuasi Paroki St. Mikael Tor.

Kadang ketinggian air laut dan sungai yang pasang itu bisa mencapai 1-2 meter. Selalu saja menerjang Stasi Kampung Sabon.

Genangan air setinggi hampir selutut orang dewasa masih mengepung wilayah permukiman penduduk dan umat Katolik Stasi Santo Isidorus Kampung Sabon, Kuasi Paroki Santo Mikael Tor, Kevikepan Kimaam, Keuskupan Agung Merauke, Papua Selatan. (Rein Buer/Dewan Stasi Kampung Sabon)

Menurut penuturan Romo Mario Benedikto Rantepadang Pr, gelaran prosesi arak-arakan Minggu Palma dua pekan lalu di Kampung Sabon terjadi di tengah suasana genangan banjir. “Saat itu, genangan air laut pasang masih setinggi lutut orang dewasa,” jelas romo.

“Kapan akan terjadi Banjir Tahunan sebenarnya sudah bisa diprediksi. Warga penduduk lokal sudah tahu kapan biasanya Banjir Tahunan itu terjadi. Biasanya berlangsung sepanjang bulan Desember-Maret,” ungkap Romo Mario B. Rantepadang Pr menjawab Titch TV dan Sesawi.Net.

“Namun di tahun 2025 ini, Banjir Tahunan itu malah masih terjadi di bulan April ini. Barangkali ini merupakan efek dari apa yang biasa kita sebut Perubahan Iklim yang mengakibatkan tinggi permukaan air laut naik hingga kemudian merangsek naik masuk ke wilayah permukiman penduduk,” papar romo.

Video gelaran Minggu Palma

Video menarik tersebut dibuat ketika imam Kuasi Paroki Santo Miakel Tor, Keuskupan Agung Merauke, datang mengunjungi Stasi Santo Isidorus. Letak stasi ini ada di wilayah permukiman warga Kampung Sabon.

“Dulunya, Kampung Sabon itu masih merupakan salah satu stasi dari Gereja Katolik St. Isidorus Paroki Batu Merah. Sekarang ini, Stasi Santo Isidorus sudah resmi masuk wilayah reksa pastoral Kuasi Paroki St. Mikael Tor,” ungkap Pastor Mario Rantepadang Pr, imam diosesan Keuskupan Agung Merauke.

Rp 14 Juta biaya BBM dan lainnya

Jarak tempuh perjalanan naik speedboat dari pusat Paroki Batu Merah menuju Kampung Sabon itu makan waktu sekitaran satu jam.

“Sementara jarak tempuh waktu perjalanan dari Pusat Kevikepan di Kota Kimaam dengan menggunakan moda tranportasi speedboat bisa berdurasi 8-9 jam,” jelas imam diosesan Keuskupan Agung Merauke ini.

“Biaya beli BBM dan juga sangu aneka makan-minum dari pusat kevikepan menuju stasi bisa makan ongkos tidak kurang Rp 14 juta,” papar imam berdarah berdarah campuran Toraja dan Kei Maluku Tenggara ini.

Meski genangan banjir masih mengepung wilayah permukiman penduduk di Kampung Sabon 1-2, namun Umat Katolik lokal di Stasi Santo Isidorus Kampung Sabon tetap semangat mengikuti prosesi Minggu Palma, 16 April 2025. (Rein Buer/Dewan Stasi Santo Isidorus)
Butuh waktu perjalanan hampir satu jam dari pusat paroki menuju Stasi Santo Isidorus Kampung Sabon yang dicapai dengan moda transportasi speedboat. (Rein Buer/Dewan Stas)
Dari pusat Kevikepan Kimaam menuju pusat paroki butuh waktu tempuh perjalanan sampai 8-9 jam dengan speedboat. Dari pusat paroki menuju ke stasi butuh waktu tidak kurang 60 menit; juga harus dengan speedboat. (Rein Buer)

Untuk mencapai Kimaam dari Merauke, akses paling cepat adalah terbang dengan pesawat Susi Air. “Lama penerbangan kurang lebihnya 55 menit. Karena ini tipe pesawat kecil, maka jumlah penumpangnya tidak lebih dari 12 orang saja,” papar Romo Mario Pr.

Tidak ada akses jalan darat untuk kendaraan roda empat dari Merauke menuju Kimaam.

“Hanya ada jalan kecil untuk sepeda motor saja dari Merauke ke Kimaam. Itu pun hanya bisa dilewati ketika musim kemarau. Tak mungkin dilewati di musim hujan,” jelas Romo Mario Pr.

“Jarak waktu tempuh perjalanan dari Paroki Batu merah ke pusat Kevikepan di Kimaam itu hampir sama dari Kevikepan ke Sabon. Kurang lebih bisa 8-9 jam perjalanan. Dan Kampung Sabon itu nama sebuah stasi dari Kuasi Paroki St. Mikael Tor. Sedangkan nama parokinya adalah Gereja St. Isidorus Paroki Batu Merah,” papar Romo Mario Pr.

Dua komunitas Katolik di Sabon

Menurut Romo Mario Benedikto Rantepadang Pr, di Kampung Sabon ada dua komunitas Umat Katolik. “Kami biasa menyebutnya Kampung Sabon 1 dan Sabon 2. Total jumlah umat Katolik kurang lebih ada sebanyak 1.200 jiwa,” terang Romo Mario Benedikto Rantepadang Pr menjawab Titch TV dan Sesawi.Net.

“Demikian gambaran umum kondisi Umat Katolik lokal di Stasi Kampung Sabon yang kini masuk wilayah reksa pastoral Kuasi Paroki Santo Mikael Tor, Keuskupan Agung Merauke, Papua Selatan,” ungkap Romo Mario Pr mengakhir percakapan jarak jauh dengan dua media Katolik ini.

Romo Mario Benedikto Rantepadang Pr menerima Sakramen Imamatnya dan ditahbiskan menjadi imam tanggal 1 Februari 2025 lalu. Uskup Keuskupan Agung Merauke Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC menahbiskannya di  Gereja Katedral Merauke, Provinsi Papua Selatan.

PS: Redaksi mengucapkan terimakasih kepada Sdr. Jaka Rebong dari Merauke yang telah mempertautkan penulis dengan Paroki Batu Merah dan dengan narasumber Romo Mario Benedikto Rantepadang Pr di Kuasi Paroki St. Mikael Tor, Kevikepan Kimaam, Keuskupan Agung Merauke.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here