Suatu Sore di Tepian Sungai Cardoner

1
1,807 views
Gua Santo Ignasius Loyola

EMILIO, 89, juru kunci gua Santo Ignasius dari Loyola, di Manresa Villadordis, Spanyol, tak menyangka bahwa Senin sore itu ada serombongan peziarah dari Indonesia datang berkunjung.

Pria pensiunan guru bahasa Inggris ini hanya menggantikan koleganya yang sedang tak masuk, menjaga gereja yang menjadi rumah bagi La Cova de Sant Ignasi, begitu gua Ignasius disebut di mulut orang lokal Catalan.

Welcome to the church of Saint Ignatius Loyola. Apakah Anda tahu tempat apakah ini?” ujar pria berambut perak dengan punggung melengkung itu sembari membuka pintu gerbang besi gereja yang tampaknya jarang dibuka sebagaimana terlihat dari daun-daun maple kering yang berserak di gerbang gereja berwarna coklat tua karena karat.

Emilio tertegun sejenak dan berhenti berkata-kata sambil memandangi rombongan kami satu per satu tatkala mendengar bahwa kami menjawab singkat bahwa kami tahu bahwa gereja ini adalah petilasan Santo Ignasius Loyola.

“Ya, di tempat inilah, pendiri Ordo Serikat Yesus menghabiskan tahun-tahun awal pertobatannya dalam matiraga dan olah rohani, cikal bakal pengalaman yang dituliskan dalam panduan Latihan Rohani,” kata Emilio.

Ia mengatakan bahwa terkadang ia bertemu kelompok yang tidak tahu mengenai informasi latarbelakang tempat itu sehingga ia harus menjelaskannya dengan lebih terperinci.

Emilio kemudian melanjutkan narasinya mengenai seluk beluk tempat suci ini yang terletak 1.5 jam menempuh perjalanan 65 kilometer dengan kereta dari stasiun Plaza Espanya di Barcelona melalui 27 perhentian kereta.

Di gua yang terletak sekitar 100 meter dari sungai Cardoner, Inigo, nama Santo Ignasius sebelum bertobat, menghabiskan malam-malam dalam penitensi dan matiraga serta menuliskan catatan-catatan rohani yang akan menjadi cikal bakal buku Latihan Rohani.

Konon, di tepian Sungai Cardoner itu pula, Santo Ignasius mengalami pencerahan rohani. Mata budinya terbuka meski ia memang tidak melihat suatu penampakan, namun ia mulai mengerti dan memahami banyak hal, baik yang menyangkut hal-hal rohani maupun bidang iman dan ilmu. Santo Ignasius mengatakan bahwa begitu dalam pengalaman dan pemahamannya saat itu, sehingga bila ia menjumlahkan semua anugerah yang telah ia terima dari Allah serta semua hal yang diketahuinya selama 62 dalam hidupnya, rupanya akan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan apa yang ia terima di tepian Sungai Cardoner.

Kini, gua di tebing tepian Cardoner tempat Ignasius berdoa itu dipertahankan bentuknya namun kini telah menjadi bagian dari komplek kapel bercorak Baroque ciri khas bangsa Catalan yang dibangun sejak abad ke -16 seiring dengan kunjungan para peziarah untuk napak tilas peziarahan sang pendiri Ordo Serikat Yesus.

Menurut Emilio, selain kapel dengan gua Ignasius yang berada di samping sakristi sebagai ruang doa, peziarah dapat melakukan retret di rumah retret yang berada di kompleks yang sama.

IMG_20150928_162358“Harap tenang. Ini adalah ruang doa. Silakan berdoa selama Anda mau. Tidak usah terburu-buru. Jika sudah selesai, saya akan ada di ruang sebelah,” ujar Emilio.

Kami pun memasuki ruang doa yang masih mempertahankan bentuk asli dinding gua kapur tanpa hiasan. Beberapa kursi kayu berderet rapi di sisi kiri dan ‘dingklik’ kayu untuk berlutut di baris sebelah kanan.

Tidak ada yang istimewa dari gua Ignasius yang berukuran sekitar 15 meter panjangnya dan tiga meter lebarnya. Dinding sebelah kiri ada ornamen mozaik marmer warna warni sedangkan lantai berornamen batu hias berwarna hitam putih. Sebuah altar kecil dan tabernakel  ada di depan relief Santo Ignasius yang tengah berdoa. Sederhana.

Seorang suster tengah duduk di pojok sambil menulis refleksi. Kami pun menghabiskan beberapa menit berdoa.

Selesai berdoa, kami menjumpai Emilio kembali.

“Berapa banyak peziarah yang datang kemari?” tanya kami.

IMG_20150928_164150(1)“Tidak banyak memang,” kata Emilio, ” Tetapi ada saja peziarah yang datang setiap minggunya. Beberapa minggu yang lalu beberapa kelompok pengikut Santo Ignasius dari Singapura dan Filipina datang ke mari,” ujar warga Barcelona yang lebih suka menyebut kami sebagai ‘brother in Christ’itu.

Selanjutnya, kami membeli beberapa benda suci dan suvenir khas gua Santo Ignasius di toko rohani di samping kapel.

Jam menunjukkan pukul 4 sore, kami pun pamit pulang kembali ke Barcelona sebelum hari gelap. Sebagai kenang-kenangan kami pun berfoto bersama Emilio di depan altar kapel.

Meskipun singkat, kunjungan kami ke gua Santo Ignasius di Manresa berkesan mendalam karena Manresa adalah salah satu kota penting pertama dalam peziarahan spiritual Santo Ignasius.

Menurut catatan sejarah, Ignasius mampir di Manresa, kota terdekat dari biara Benediktin yang terletak di perbukitan batu Monserrat di mana Ignasius secara simbolis menanggalkan pedang dan jubah keksatriaan untuk menjadi anggota laskar Kristus. Ignasius berada Manresa pada tahun 1522-1523 selama 11 bulan sambil menunggu epidemi reda di Barcelona, sebelum bertolak ke Tanah Suci.

Di Manresa, selain menjalani rutinitas doa 7 kali sehari, pengakuan dosa, mengikuti misa, Ignasius bekerja menolong orang sakit pada rumah sakit Santa Lusia, mengajar katekese pada anak-anak dan orang miskin. Periode itu disebut periode penitensi, demikian menurut catatan Pater Ignatius Puig SJ dalam Album de Manresa Ignaciana.

Periode ke dua Manresa adalah masa-masa Ignasius didera penyakit perut kronis karena kerasnya matiraga yang dilakukannya. Ignasius dicobai oleh penampakan, godaan, keputusasaan sehingga dia malah memperkuat doa dan matiraga untuk menaklukkan godaan. Ia akhirnya memutuskan untuk mencari pembimbing rohani yang ia patuhi saran-sarannya secara buta.

Pada periode ke tiga, Ignasius menerima buah-buah rohani yang besar, termasuk misteri Trinitas dan kehadiran Yesus Kristus dalam Sakramen Kudus. Pada periode inilah, Ignasius menulis Latihan Rohani yang akan menjadi azas dan dasar berdirinya Serikat Yesus.

Ignasius meninggalkan Manresa pada akhir Februari 1523 menuju Barcelona.

Jam menunjukkan pukul 5 saat kami naik kereta meninggalkan Manresa menuju kembali ke Barcelona.

IMG_20150928_170843

Kredit foto: Damar Harsanto/Sesawi.net

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here