INI jelas kata-kata bahasa Latin yang tidak biasa di mata dan telinga orang Indonesia. Bagi sekalian orang katolik pun, kata-kata tersebut sangat asing. Bahkan bagi para seminaris pun, barangkali kata-kata Latin ini juga sangat tidak biasa bagi mereka.
Salah seorang pastor karmelit senior suka menyelipkan kata-kata tersebut di akhir ucapan, surat, pesan, dan bahkan tulisan ilmiahnya dengan teks pendek berbahasa Latin seperti ini: Sub Tutela Matris.
Kepada Sesawi.Net. RP Michael Matheus Agung Christiputro O.Carm, mantan Rektor Unika Widya Karya Malang dan kini pastor kepala Gereja Gembala Baik Paroki Batu, menjelaskan mengapa dia secara pribadi sangat menyukai teks pendek berbahasa Latin ini.
Lorong Panti Semedi Sangkal Putung Klaten
Romo dosen teologi dan ajaran sosial gereja di STFT Widya Sasana Malang menjelaskan kisahnya mengapa sampai sekarang dia sangat getol memakai semacam signature berbunyi ‘Sub Tutela Matris’ ini di setiap email atau pesannya?
Kisahnya terjadi, demikian penuturan pastor karmelit asal Pati di Jateng ini, ketika sebagai seminaris kelas tiga di Seminari Mertoyudan tengah mengikuti retret penentuan panggilan di Panti Semedi Sangkal Putung Klaten tahun 1981 silam. Kalau tak salah, pembimbing retret waktu itu adalah almarhum Romo Wirjodarmojo Pr, imam diosesan KAS.
“Teks bagus itu saya temukan di sebuah lorong di Panti Semedi Sangkal Putung, saat bersama teman-teman seminaris angkatan tahun 1978 sedang mengikuti retret panggilan,” terang Romo Agung “Ciput”, nama panggilan akrab pastor karmelit ini di kalangan para seminaris alumni Mertoyudan.
“Karena sering saya pakai sebagai semacam signature, banyak konfrater Karmelit lainnya beranggapan kalau teks itu identik dengan saya atau bahkan Ordo Karmelit,” tambah alumnus Seminari Menengah Mertoyudan angkatan tahun masuk 1978 ini.
Baca juga: http://subtutelamatris.blogspot.co.id/
![](http://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2017/01/ciput-masa-kecil-bw.jpg)
Padahal bukan itu ‘identitas’ tagline karmelit.
Serikat Jesus (Jesuit), misalnya, mengenal tagline motto spiritualnya yakni Ad Maiorem Dei Gloriam (AMDG): Demi semakin lebih besarnya kemuliaan Tuhan.
Kadang ada yang menulis IHS sebagaimana terukir rapi sebagai bordiran di gambar-gambar suci, baju pastor, stola, atau kasula imam. Ada yang menafsirkan teks tersebut sebagai Iesu, Homini Salvator (Yesus, Penyelamat Umat Manusia) atau In Hoc Signum (Dengan tanda ini …).
![](http://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2017/01/sub-tutela-matris-uskup.png)
Lalu bagaimana menjelaskan teks pendek Sub Tutela Matris tersebut?
Kata depan bahasa Latin sub artinya di bawah; kata benda tutela artinya naungan, perlindungan; dan bentuk genetivus kata Latin Matris berasal dari kata benda Mater berarti Sang Ibu alias Bunda Maria.
Dengan demikian menjadi jelas artinya Sub Tutela Matris adalah “Di bawah Naungan (Perlindungan) Bunda Maria”. Ini merupakan sebuah ungkapan devosional yang amat tinggi dengan nuansa spiritualitas yang amat dalam kepada Bunda Maria.
“Sub Tutela Matris adalah kesimpulan akhir pergulatan rohani seorang beriman akan ibu yang bernama Bunda Maria. Kata-katanya, ‘Terjadilah padaku menurut kehendakMu’ membuat segala yang mustahil bagi manusia menjadi tidak mustahil bagi Allah. Di dalam teks berbunyi ‘Sub Tutela Matris’ tersebut, saya dikuatkan untuk terus mengabdi diri sebagai seorang imam dan biarawan Ordo Karmel,” tulis Romo Agung Ciput dalam blog pribadinya.
“Bunda Maria, doakanlah selalu aku anakmu. Amin,” tulis Sang Romo di baris narasi menerangkan makna di balik kalimat Latin super pendek tersebut.
Banyak dipakai dimana-mana
Apa yang mungkin dimulai secara personal oleh Romo Ciput O.Carm sejak tahun 1981 sebelum akhirnya benar-benar masuk menjadi seorang karmelit dengan masuk Novisiat Karmelit di Batu pada tahun 1982, sekarang ini sudah semakin ‘viral’ banyak dipakai oleh mereka yang punya ‘hubungan’ dengan Ordo Karmelit. Lihat saja situs paroki-paroki yang dikelola oleh para imam karmelit. Pun pula para suster yang punya ‘sejarah’ dan ‘kaitan spritualitas’ dengan Ordo Karmel ini.
![](http://www.sesawi.net/wp-content/uploads/2017/01/sub-tutela-matris-gereja-katedral-semarang.jpeg)
Tulisan “Sub Tutela Matris” ini juga bertengger indah di salah pojok dinding Gereja Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci Randusari Semarang, Jateng yang berdiri megah sejak lebih dari 85 tahun lalu.
Mungkin saja, tulisan ringan di sebuah lorong di Panti Semedi Sangkal Putung Klaten itu dibuat atas dasar spiritualitas karmelit.
Terima kasih informasinya,
Mungkin bisa dijelaskan, kenapa pada judul dan berita memakai kata “Sub Tutela Matris” tetapi pada gambarnya di awal sedikit ada perbedaan karena tertulis “Sub Matris Tutela”.
Terima kasih.
Tuhan memberkati !
Alexander Bala Seda
(Paroki Adm. St. Paulus Pringgolayan, Banguntapan, Bantul)
Dalam bahasa Latin, letak kata ditaruh dimana saja tidak masalah mas.
Misalnya, “agricola terram arat” yang berarti petani menggarap tanah (sawah)
maka kalau ditulis “terram agricola arat” ya artinya sama.
kenapa bisa begitu?
bahasa latin itu bahasa yang sangat rapi, tertib, dan sedikit rumit untuk yang pertama kali belajar
namun begitu tahu akhiran pada masing-masing kata, maka akan menjadi jelas bahwa “agricola” itu subjek, arat itu predikat, dan terram itu itu objek.
kenapa bisa diketahui dengan mudah?
bisa sekali: agricola-agricolae, agricolae, agricolam, dst itu menunjukkan posisinya di kalimat.
semoga membantu.
Terima kasih atas tanggapan dan penjelasannya. Sangat berguna bagi saya (atau mungkin umat yang lain) agar lebih memahami.
Salam,
Tuhan memberkati
sama-sama mas dan ditunggu tulisannya ha..ha.. tentang gereja paroki administratif pringgolayan bantul diy