Sulit Beribadah, Kenapa Masih Mau Jadi Katolik?

0
312 views
Ilustrasi - Beribadat di jalan karena belum punya gereja. (Ist)

Bacaan 1: Kis 2:1-11
Bacaan 2: Rm 8:8-17
Injil: Yoh 14:15-16. 23b-26

KEUSKUPAN Bogor wilayahnya terbentang mulai dari Barat di Cilegon, ke Timur hingga Cianjur dan ke Selatan hingga Pelabuhan Ratu, suatu wilayah kepastoralan yang sangat luas.

Tumbuh dan berkembang di tataran Sunda sebagai minoritas, ini tentu tidak mudah.

Beberapa paroki mengalami kendala saat akan mendirikan gereja. Mendapat tentangan dari masyarakat mayoritas.

Ada yang hampir 20 tahun baru bisa mendirikan gerejanya, merayakan misa di bawah tenda selama bertahun-tahun karena tidak punya bangunan gereja.

Meski kesulitan beribadah, umat di paroki-paroki tersebut tetap setia dalam iman dan malah semakin kuat dan bertumbuh.

Mereka menggenapi apa yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat Roma,

“…kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”

Saat itu jemaat Roma juga sedang ditindas oleh penguasa Romawi. Kristen Yahudi-nya bahkan sempat diusir dari Roma selama lima tahun sebelum mereka kembali lagi.

Roh Kudus terus bekerja, masalah demi masalah terkait pendirian gereja bisa diselesaikan dengan baik. Komunikasi lintas agama terus dikembangkan dengan baik.

Bersama Roh Kudus yang diterima saat pembaptisan, umat katolik didampingi sepanjang hidupnya untuk setia kepada Kristus. Syaratnya adalah taat pada Kristus:

“Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.”

Sepeninggal Yesus, para murid mengalami penganiayaan hebat.

Mereka sempat mengurung diri. Namun setelah Roh Kudus dihembuskan oleh Tuhan Yesus, mereka berani keluar mewartakan termasuk saat perayaan Pentakosta Yahudi di Yerusalem.

Dalam perayaan itu, para murid menerima pencurahan Roh Kudus lewat kehadiran angin besar dan nyala lidah api.

Dalam Perjanjian Lama, umat Yahudi menghubungkan angin dan api dengan Roh Allah seperti telah dinubuatkan para nabi.

‘Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.’

‘Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.’

Merupakan penggambaran karunia kenabian (berkata-kata, mewartakan) dalam segi missioner katolik.

Pesan hari ini

Tuhan Yesus tidak menjanjikan hidup enak di dunia. Umat katolik harus mau menderita bersama-Nya memanggul salib pribadi.

Bersama Roh Kudus kita dimampukan melewati segala pencobaan.

“Biarkan Roh Kudus menghilangkan pemikiran menakutkan yang menyelimutimu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here