Surat Gembala Prapaska 2019 Keuskupan Agung Samarinda, Peraturan Puasa dan Pantang, APP

0
781 views
Lambang Keuskupan Agung Samarinda. (ist)

Surat Gembala Prapaska 2019 Uskup Keuskupan Agung Samarinda
Gunakanlah Alat-alat Modern dengan Baik dan Bija
k

Segenap umat katolik se-Keuskupan Agung Samarinda yang terkasih dan dikasihi Tuhan.

1.

Bersama umat Katolik seluruh dunia, pada hari Rabu, 6 Maret 2019, kita memasuki Masa Pra-Paska. Masa itu ditetapkan oleh Gereja sebagai kesempatan untuk melakukan pertobatan menyongsong Hari Raya Paska. Segenap warga Gereja Katolik diajak untuk melihat kembali dan mencermati sejauh mana kehidupannya sesuai dengan kehendak Tuhan atau sebaliknya.

Pertama-tama, marilah kita syukuri kehidupan ini, khususnya panggilan hidup sebagai orang beriman Katolik. Kita yakini bahwa dengan menjadi orang Katolik, martabat kita telah diangkat menjadi putra-putri Allah melalui pembaptisan.

Karena itu, setiap orang Katolik mesti hidup sesuai dengan martabat luhur itu. Hidup kita mestinya dijiwai oleh keutamaan dan  menghasilkan kebaikan, seperti pohon yang baik menghasilkan buah yang baik. (Bdk. Luk 6:43-44)

Selanjutnya, pastilah kita temukan kekurangan dan dosa. Tidak ada seorangpun luput dari kekurangan dan dosa.

Mengakui kekurangan tidak menambah keburukan. Tidak mengakui kekurangan dan dosa juga tidak menjadikan hidup lebih baik, tetapi justru menghambat perkembangan. Hanya orang yang mau melihat kekurangan akan maju dan berkembang, karena tahu apa yang mesti diperbaiki.

Sangat disayangkan bahwa semakin banyak orang yang lebih cepat dan lebih suka melihat kekurangan orang lain, daripada melihat kekurangannya sendiri.

Mengenai hal itu, Yesus memberi peringatan keras. “Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? (Bdk. Luk 6:41)  …keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”.  (Bdk: 42C)

Yesus meminta kita untuk melihat dengan cermat kekurangan dan dosa kita, bahkan yang kecil, seperti selumbar, yaitu serpihan kayu, untuk dimohonkan ampunan.

Kita percaya bahwa kerahiman-Nya tanpa batas, sehingga Ia berkenan mengampuni dosa tanpa memandang besar dan banyaknya. Dengan demikian kita semakin bisa bersyukur atas belas kasih-Nya dan hidup kita berkembang dan semakin dekat dengan Dia.

Saudara-saudari terkasih.

Uskup Keuskupan Agung Samarinda Mgr. Yustinus Harjosusanto MSF (Dokpen KWI)

2.

Masa Pra-Paska mesti kita jalani dengan sungguh-sungguh, agar Hari Raya Paska benar-benar bermakna dan membawa pembaruan hidup. Selama masa itu, kita merenungkan kasih Allah bagi dunia dengan menyelamatkannya.

Kasih-Nya itu mewujud nyata melalui pemberian Diri-Nya dalam pribadi Allah Putra, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Bahkan karya penyelamatan itu dilaksanakan melalui karya, sengsara, wafat di salib dan kebangkitan-Nya.

Tindakan Allah itu tak terbayangkan dan sulit dipahami oleh pikiran manusia. Namun itulah yang dilakukan-Nya demi keselamatan kita, umat manusia.

Maka layaklah kita bersyukur, namun  sekaligus menyesal karena kita kurang setia, berdosa dan mau bertobat. Penyesalan dan tobat itu kita ungkapkan dengan menerima Sakramen Tobat. Lebih dari itu, sebagai pengikut-Nya, kita diajak untuk melanjutkan usaha mewujudkan keselamatan itu.

3.

Aksi Puasa Pembangunan (APP) Regio Kalimantan mengangkat tema “Bijak Berteknologi Menuju Kalimantan Baru”.

Melalui tema ini kita diajak untuk mensyukuri kemajuan teknologi yang telah membuat hidup manusia semakin nyaman, karena dipermudah oleh alat-alat berteknologi tinggi, seperti motor, mobil, pesawat terbang, alat-alat pertanian dan perkebunan dengan aneka macam jenis dan macamnya.

Dengan alat dan sarana modern itu hidup semakin nyaman, kerja semakin cepat dan hasil semakin banyak. Namun jika tidak digunakan dengan tepat dan bijak alat-alat itu akan menimbulkan kerugian. Berkendara sesuka hati tanpa mengindahkan aturan lalu lintas akan menimbulkan risiko kecelakaan semakin besar.

Pemakaian kendaraan berlebih daripada yang perlu, hanya akan menambah pengeluaran dan bisa jadi menjadi pemborosan, dan tanpa disadari menambah gas karbon yang berkontribusi ikut menambah polusi udara. Kemampuan menggarap lahan yang semakin luas bahkan tanpa batas akan mendorong berkembangnya keserakahan dan tidak pernah merasa cukup.

Makin luasnya areal hutan yang  dibabat untuk kepentingan lain, seperti perkebunan berukuran amat sangat luas, dan luas areal pertambangan yang terus bertambah bahkan tanpa kendali,  menyebabkan rusaknya alam dan membawa bencana. Banjir semakin besar dan semakin sering terjadi. Perubahan iklim sudah dirasakan dan bencana alam lainpun bermunculan.

4.

Alat dan fasilitas berteknologi tinggi lainnya yang hampir semua orang tahu dan menggunakannya adalah alat-alat eletronik, seperti TV dan radio, serta alat/media komunikasi berupa HP dan smartphone/gadget.

Sarana berteknologi canggih itu memberi kenyaman dan membantu kehidupan kita, tetapi kita mesti menggunakannya dengan baik dan bijak.

Dalam Surat Gembala Pra-Paska Tahun 2017, saya sampaikan mengenai manfaat alat-alat canggih itu, dampak dan tantangan yang kita hadapi.

Menyebarnya media masa elektronik, khususnya televisi dengan aneka program, tentu memiliki nilai positif, karena darinya aneka macam informasi diterima dan hiburan dinikmati. Alat komunikasi, khususnya HP amat membantu dalam berkomunikasi. Dengan alat itu informasi dapat diterima dan dengan cepat dan sangat cepat pula bisa disebarluaskan. Aneka macam permainan yang ditawarkan juga merupakan hiburan tersendiri. 

Tidak bisa dipungkiri  besarnya pengaruh negatif, ketika alat-alat canggih itu digunakan dengan cara tidak tepat, atau disalahgunakan. Dalam hal kebersamaan, karena alat-alat itu, yang dekat bisa menjadi jauh, yang rukun bersatu bisa bertikai bahkan terpecah belah.  

Sudah menjadi kecenderungan umum, ketika seluruh anggota keluarga atau komunitas berkumpul,masing-masing anggota keluarga atau komunitas sibuk dengan telpon genggamnya, mengirim SMS atau WA ke teman-temannya atau main game tanpa peduli orang di sekitarnya. (Bdk. Dokumen Hasil Sidang Pleno FABC 2016 No. 15.) ... Bersama dalam satu ruangan atau rumah, tetapi masing-masing sibuk dengan dirinya.” (Bdk. Surat Gembala Pra-Paska 2017, Uskup Keuskupan Agung Samarinda hal. 3). 

Untuk menggambarkan tindakan acuh tak acuh seseorang dalam sebuah lingkungan karena lebih fokus pada gadget, khususnya smartphone, sampai muncul istilah baru yaitu phubbing.

5.

Paus Fransiskus memuji dan mengajak bersyukur atas kemajuan teknologi untuk perkembangan umat manusia. Apabila digunakan dengan baik, dapat menjadi sarana yang amat berharga untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Karena itu kita mesti bisa menggunakan alat-alat itu dengan benar dan bijak. Alat-alat pertanian dan perkebunan mesti digunakan untuk kebaikan dan kepentingan bersama serta tidak merusak lingkungan hidup.

Kita mesti menggunakan media elektronik, khususnya televisi dengan bijak; bisa memilih program yang baik dan berguna, dan membatasi waktu menonton.

Menonton tayangan program televisi yang hanya menuruti kesenangan, merupakan salah satu bentuk penggunaan yang kurang bijak, karena program televisilah yang mengatur dan bahkan menguasai kita; bukan kita yang mengatur dan mengendalikannya.

Pengguna internet dari waktu ke waktu meningkat seiring meningkatnya pengguna gawai, seperti smartphone dan netbook.

Demikian pun penikmat game lewat internet bertambah dari hari ke hari bahkan telah digunakan oleh anak-anak.

Menggunakan internet mesti bijak dengan memilih hal-hal yang baik dan berguna, dan berani membatasi waktu penggunaan setiap harinya. Jika tidak, anak-anak, bahkan orang dewasa pun, bisa kecanduan alat-alat canggih itu.

Dengan alat komunikasi yang bisa sekaligus menjadi penyebar informasi itu, saya mengajak saudara-saudari  menggunakannya untuk mewartakan kabar baik, yang membuka wawasan, memberi inspirasi dan menyampaikan nilai-nilai Injil.

Semoga kita yang hidup pada zaman, ketika alat-alat berteknologi modern yang perlu kita syukuri dan gunakan, dapat memanfaatkannya dengan baik dan bijak.

Dengan demikian selain alat itu tetap berada dalam kendali kita, terhindarlah penyalahgunaan yang merugikan diri sendiri, sesama dan alam ciptaan Tuhan, khususnya lingkungan hidup kita.

Bunda Maria, Penolong Abadi, senantiasa memberi bantuan dan mendoakan.

Samarinda, 20 Februari 2019

Mgr. Yustinus Harjosusanto MSF
Uskup Keuskupan Agung Samarinda


Peraturan Puasa dan Pantang Keuskupan Agung Samarinda

 1. Hari puasa

Ada 2 (dua) Hari Puasa yaitu:

  • Hari Rabu Abu, 6 Maret 2019 dan
  • Jum’at Agung, 19 April 2019.

Puasa artinya makan kenyang hanya satu kali dalam sehari.

Yang wajib berpuasa adalah mereka yang telah genap berusia 16 tahun s/d genap 60 tahun. (KHK Kan. 1252)

  1. Hari Pantang

Hari Pantang ada tujuh yaitu:

  • Hari Rabu Abu dan
  • Enam hari Jum’at selama masa Pra-Paska.

Yang wajib pantang adalah mereka yang berusia 14 tahun ke atas.(Bdk. KHK Kan. 1252).

Pantang artinya selama hari itu tidak makan makanan tertentu yang ditetapkan.

Pilihlah salah satu atau dua yang paling sesuai untuk mengungkapkan pertobatan: daging, garam atau rokok.

Pantang ini bisa dilakukan secara pribadi atau oleh keluarga atau kelompok secara bersama-sama.

  1. Anjuran

Karena kewajiban puasa dan pantang itu sangat ringan, sebagai ungkapan yang jelas akan pertobatan, setiap pribadi  dianjurkan untuk melakukan cara puasa dan pantang yang dipandang sesuai dengan maksud itu, misalnya puasa total:  tidak makan dan minum sepanjang hari (24 jam).

Puasa dan/atau pantang yang dilakukan dengan cara itu, bila melanggarnya, tidak dikenai sanksi dosa.

Ditetapkan di Samarinda,

Tanggal  20 Februari  2019

Mgr. Yustinus Harjosusanto MSF
Uskup Keuskupan Agung Samarinda

—————-

Aksi Puasa Pembangunan (APP)

Aksi Puasa Pembangunan adalah aksi yang dijalankan selama masa Pra-Paska, sebagai ungkapan pertobatan dan solidaritas kita bagi kepentingan sesama dan Gereja.

Pertobatan dan solidaritas itu kita wujudkan dengan pengumpulan dana. Dana itu dikumpulkan selama masa Pra-Paska.

Sebagaimana biasa, hasil Aksi Puasa Pembangunan itu akan diatur sebagai berikut.

Semua dana yang terkumpul di paroki, komunitas dan lembaga lain, diserahkan ke Keuskupan. Untuk kemudian:

  • -30% dikirim ke Panitia APP Nasional;
  • 70% dipakai untuk membantu mereka yang paling membutuhkan bantuan, kebutuhan pastoral dan keperluan administratif lainnya.

Terima kasih atas ungkapan solidaritas yang terwujud dalam pengumpulan dana APP Tahun 2018 sebesar Rp. 656.136.22,-

Untuk Tahun 2019 ini, dana yang terkumpul di Keuskupan akan digunakan untuk mendukung terwujudnya fokus pastoral Keuskupan Agung Samarinda Tahun 2019 dan membantu pengembangan  usaha ekonomi kecil.

Kolekte pada hari Jum’at Agung dikumpulkan ke Keuskupan untuk kemudian dikirim untuk kepentingan Tanah Suci.

Dana yang terkumpul harap segera dikirim ke Keuskupan lewat:

  • Bank BRI Cab. Samarinda  No. Rek 0448-01-000904-56-5 atas nama Keuskupan Samarinda.

Samarinda, 20 Februari 2019

Mgr. Yustinus Harjosusanto MSF
Uskup Keuskupan Agung Samarinda

Ref: Surat Gembala Masa Pra-Paska 2019 Keuskupan Agung Samarinda, APP 2019, Peraturan Puasa dan Pantang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here