Surat Gembala Prapaska 2019 Keuskupan Banjarmasin

0
260 views
Uskup Keuskupan Banjarmasin Mgr. Petrus Boddeng Timang. (Dokpen KWI)

Surat Gembala Prapaskah 2019 Keuskupan Banjarmasin

 “Berevaluasi dan Bersyukur, Bijak Berteknologi Menuju Kalimantan Baru”

Disampaikan sebagai pengganti homili dalam Perayaan Ekaristi Hari Minggu Biasa VIII, tanggal 2-3 Maret 2019 dan sesudahnya didalami di komunitas, stasi oleh kelompok-kelompok kategorial umat.

Umat beriman Kristiani, termasuk para Suster, Bruder, Frater, dan Pastor yang dikasihi Tuhan, Damai sejahtera Allah selalu bersamamu.

Masa Prapaskah 2019 dimulai dengan Rabu Abu tanggal 6 Maret 2019. Seperti biasa, Surat Gembala dibacakan pada hari Minggu sebelum Rabu Abu yaitu pada Sabtu dan Minggu, 2-3 Maret 2019.

“Membangun Kalimantan Baru” masih menjadi pokok permenungan Gereja-gereja Partikular di delapan Keuskupan di Kalimantan yang tergabung dalam Regio Kalimantan.

Tanggungjawab mewujudkan Kalimantan Baru masih jauh dari selesai. Secara bagaimana dan dengan alat mana amanah itu diubah dari cita-cita dan kerinduan menjadi kenyataan?

Bacaan-bacaan pada hari Minggu Biasa VIII Tahun C hari ini menuntun kita. Bagaimana bertindak, berkata-kata dan memandang sesama manusia dan ciptaan lainnya termasuk Pulau Kalimantan yang kita cintai dan banggakan ini seperti Yesus melihatnya?

Karena Kristuslah hikmat Allah bagi orang beriman (Pesan Natal PGI-KWI 2018).

“Bicara seseorang menyatakan isi hatinya” (Sirakh 27:7).

Terlalu banyak bicara atau mengucapkan ujaran kebencian, umpatan, tuduhan atau umbar janji palsu mengungkapkan siapa dan bagaimana mutu pribadi seseorang. Bahkan ucapannya bisa menjadi senjata makan tuan yang merugikan dirinya sendiri. “Mulutmu, harimaumu,” kata sebuah ungkapan.

Sebaliknya, hidup seorang beriman ditentukan oleh hikmat Allah, Yesus Kristus yang telah menang atas dosa dan kematian berkat pengorbanan-Nya di kayu salib. Dalam Dia kita berdiri teguh, tidak goyah sedikit pun untuk bergiat dalam pekerjaan Tuhan( 1 Kor.15:58).

Kata-kata, tindakan dan sikap seorang beriman jauh dari sebuah kejahatan malainkan sarat dengan perbuatan baik pembawa berkat bagi sesama makhluk ciptaan. Maka sesamanya menjadi “sungguh amat baik” (Kej. 1:31).

Kepada manusia Allah mempercayakan tugas untuk menaklukkan dan menguasai artinya merawat dan mengembangkan seluruh alam ciptaan (Kej. 1:28). Bahkan kepada manusia Allah menganugerahkan kemampuan untuk “memberi nama” (Kej. 2:20) kepada setiap makhluk artinya mengenal, mengasihi dan menolongnya untuk tumbuh berkembang dan menghasilkan buah (Yoh. 15:16).

Saudari-saudaraku yang terkasih,

Mereka yang diserahi tugas kepemimpinan dalam Gereja, pemerintahan, keluarga atau kelompok mana pun dipanggil dan diutus untuk memimpin dan menuntun orang lain. “Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang?” (Luk. 6:39).

Hanya orang yang mempunyai pandangan (“mata”) jernih yang memandang kehidupan dan seluruh ciptaan dengan mata terbuka, mampu menuntun orang lain.

Paus, para uskup dan pastor ditantang oleh Injil hari ini untuk memeriksa diri masing-masing apakah mereka melihat dengan jelas apa yang terjadi dalam dunia saat ini.

  • Apa masalah dan kemungkinan-kemungkinannya ke depan?
  • Pertanyaan-pertanyaan apa saja yang dewasa ini diajukan umat, entah mereka itu kaya atau miskin, sehat atau sakit?

Semuanya menantikan jawaban.

Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaantersebut, para gembala umat pertama-tama perlu menanyakan diri sendiri:

  • Apakah mereka mempunyai pemahaman dan pandangan yang jernih tentang Injil Yesus?
  • Apakah mereka tidak buta tentang pesan Injil yang memerdekakan itu?

Injil Yesus harus menjadi pegangan dan penunjuk jalan bagi mereka. Injil haruslah jadi sumber satu-satunya segala jawaban terhadap segala pergumulan hidup umat. Bukan sembarang dan setiap jawaban memadai.

Para pemimpin bangsa dan umat harus melihat dunia ini dengan kaca mata Yesus. Kalau tidak demikian mereka adalah pemimpin-pemimpin buta. Yesus harus menjadi cermin mereka.

Hanya bila mereka semakin mendekati kualitas Yesus, mereka dapat disebut pemimpin. Bila mereka bertindak dalam nama dan atas perintah Yesus, mereka menjadi pemimpin dengan mata jernih sehingga berkemampuan dan berhak menuntun orang lain.

Saudari-saudara terkasih,

Bagian kedua Injil hari ini (Luk. 6:41-45) tidak kurang menyentak bahkan menyengat. Menyangkut hubungan antarsesama, Yesus mengingatkan kita supaya mengoreksi diri sendiri sebelum menegur orang lain.

Tema itu sangat dekat dengan Masa Prapaskah sebagai masa tobat, saat untuk mawas diri.

Ada ungkapan “perbaikilah dunia, mulai dengan dirimu sendiri” dan nemo dat quod non habet , “orang tidak dapat memberikan apa yang tidak dimilikinya.”

Ada banyak hal yang harus berubah dalam cara kita memperlakukan alam ciptaan di  Kalimantan Selatan ini.

Tanggungjawab untuk merawat, memelihara dan membela lingkungan dari kehancuran perlu ditingkatkan. Keserakahan dan sikap tak bertanggungjawab adalah musuh amanat penciptaan yang dipercayakan kepada manusia sejak awal mula. Karena keserakahan, manusia mengeruk hasil hutan dan perut bumi sehabis-habisnya.

Keseimbangan lingkungan hidup mulai terganggu. Di saat hujan, air menggenang di mana-mana, sampai di permukiman warga. Di musim kemarau, sumber-sumber air menjadi kering dan warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kelangsungan hidup.

Karena manusia tidak bertanggungjawab dalam pengelolaan limbah plastik dan limbah beracun, sungai-sungai tidak lagi ramah bagi ikan-ikan; sampah plastik berserakan di mana-mana merusak asrinya lingkungan hidup.

Pemakaian teknologi secara membabi buta dalam mengolah tambang dan hutan meninggalkan bengkalai-bengkalai yang membebani hidup warga sekarang dan ke depan. Bahkan ada ancaman besar bahwa bumi tidak lagi mampu memberi kehidupan kepada manusia yang mendiaminya karena sekarang ini dijarah habis-habisan dengan memanfaatkan teknologi yang makin canggih.

Teknologi komunikasi dan informasi dengan hadirnya smartphone dan beragam gadget dalam beberapa segi mempermudah hidup manusia, tetapi dampak negatif juga membawa kerugian yang tidak sedikit dan tidak ringan.

Orang cenderung dekat dengan yang jauh dan belum dikenal, tetapi mengabaikan yang dekat dan sudah lama dikenal, dan wajib diakrabi seperti anggota keluarga serumah, sahabat dan kenalan lama. Tidak jarang alat-alat komunikasi canggih itu melahirkan perilaku menyimpang dalam keluarga dan masyarakat.

Benarlah teguran Yesus, “Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu.” ( Luk. 6:42).

Sesudah membereskan diri sendiri (keluarga, komunitas, Gereja kita) dapatlah kita dengan rendah hati mengajak orang lain untuk bersama-sama memperjuangkan penataan kembali bumi yang kita huni. Marilah hasilkan buah-buah pertobatan yang membebaskan. “Tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik” (Luk.6:43).

Orang yang menemukan kesalahan lalu berkata jelek tentang sesamanya atau memfitnahnya adalah orang jahat, yang hatinya sakit. Pandangannya tidak jernih,  maka tidak dapat melihat dengan “mata Allah”. Allah mengetahui dan melihat segala tingkah kita yang jahat dan menyimpang. Namun Ia tetap membuka jalan pengampunan kepada kita. Ia tidak membebani kita dengan rasa salah dan menghardik kita dengan ancaman-ancaman.

Marilah membangun sikap tobat untuk membuahkan kebaikan. Mari merombak cara pandang terhadap orang lain, mengeluarkan lebih dulu balok-balok dari mata sendiri untuk dapat melihat selumbar dalam mata saudari-saudara kita.

Itulah cara pandang yang diajarkan dan dikehendaki Yesus. Kalau itu tidak terjadi kita bukan anak Allah dan murid Yesus. Kita munafik.

Selamat memasuki Masa Prapaskah, Retret Agung 40 hari lamanya.

Tuhan Yesus memberkati. Allah adalah Kasih. Deus caritas est.

Diberikan di Banjarmasin
pada tanggal 2 Februari 2019
Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah
Hari Sabtu Imam,

† Mgr Petrus Boddeng Timang
Uskup Keuskupan Banjarmasin

 

Ref: Surat Gembala Prapaskah 2018 Keuskupan Banjarmasin “Berevaluasi dan Bersyukur, Bijak Berteknologi Menuju Kalimantan Baru”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here