Surat Gembala Prapaskah 2021 Uskup Mgr. Agustinus Agus: Semakin Beriman, Semakin Miliki Roh Kesetiakawanan

0
375 views
Uskup Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus Singkawang, Kalbar. (Sr. Maria Seba SFIC)

BERIKUT ini adalah naskah teks Surat Gembala APP Keuskupan Agung Pontianak 2021.

Saudari-saudara umat kristiani yang terkasih, pada tanggal 17 Februari 2021, kita merayakan Hari Rabu Abu, tanda dimulainya Masa Prapaskah yang lebih sering dikenal dengan Masa Puasa selama 40 hari.

Kembali kita diajak untuk secara khusus mengadakan permenungan, mawas diri, meninjau kembali hidup keagamaan kita, apakah sudah sesuai dengan apa yang kita imani.

Masa puasa selalu diwarnai suasana matiraga, ulah tapa dan semangat doa sebagai ungkapan bahwa di hadapan Allah kita hanyalah debu.

Tahun ini, tema APP adalah “Semakin Beriman, Semakin Memiliki Roh Kesetiakawanan”.

Masa Puasa tahun 2021 ini kita jalani masih dalam suasana dunia masih bergulat dan berjuang melawan Covid-19 yang mulai mewabah sejak Maret 2020. Tidak satu orang pun luput dari ancaman virus corona yang mematikan ini.

Ilustrasi – Membantu sesama. (ist)

Di pihak lain, mewabahnya Covid 19 ini telah mengubah tatanan dan wajah dunia, serta cara hidup umat manusia. Umat manusia semakin disadarkan bahwa semangat kesetiakawanan dan ketergantungan satu sama lain adalah nilai-nilai yang harus dihayati dan dihidupi dalam menghadapi dan menyikapi keadaan ini.

Beban hidup yang berat –bahkan untuk sebagian besar orang sangat berat dan seakan-akan tidak ada jalan keluarnya– masih dialami sebagian umat manusia dan juga saudara-saudara kita sebangsa dan se-Tanahair.

Kita memberi penghargaan dan berterimakasih kepada Pemerintah Republik Indonesia yang sudah mengucurkan dana trilyunan rupiah untuk mengatasi krisis ekonomi sebagai dampak mewabahnya virus corona ini. Walaupun kebijakan tersebut mengakibatkan utang negara membengkak menjadi 6.000 triliun rupiah.

Vaksinasi covid-19 dengan Sinovac untuk Presiden Jokowi. (Ist)

Masa Puasa adalah masa yang diberikan khusus oleh Gereja untuk bertobat.

Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa pertobatan adalah “suatu perubahan tingkah laku atau mentalitas atau cara berbeda”.

Secara khusus pertobatan menuntut pemulihan hubungan manusia dengan Allah dan dengan sesama baik pribadi maupun bersama-sama.

Menghadapi beban berat yang dipikul sebagian besar umat manusia, khususnya di bidang ekonomi lantaran Covid-19, Gereja mengajak umatnya untuk memikir ulang tentang cara pandang kegiatan-kegiatan dalam bidang sosial-ekonomi yang selama ini yang terus mengejar keuntungan bagi diri dan kelompoknya saja.

Sebagai usaha nyata dalam rangka pertobatan, kami mengajak seluruh umat kristiani untuk menggunakan masa puasa ini untuk lebih peduli terhadap sesama dengan membangun sikap dan roh kesetiakawanan dalam kehidupan bersama.

Memiliki roh kesetiakawanan terhadap saudara-saudara kita yang menderita dan jatuh miskin lantaran terkena dampak mewabahnya Covid-19.

Umat kristiani dipanggil untuk membangun kehidupan ekonomi yang dapat melibatkan banyak orang, berkeadilan serta penuh kasih dan akhirnya mampu menyejahterakan setiap dan semua orang.

Menurut mendiang  Paus Yohanes Paulus II, “roh kesetiakawanan” adalah tekat yang teguh dan tabah untuk membaktikan diri kepada kesejahteraan umum. Artinya, kepada kesejahteraan semua dan setiap orang”.

Ini disebutkan dalam surat pastoral “Keprihatinan tentang Masalah-masalah Sosial (Sollicitudo Rei Socialis) yang dirilis di Vatikan, 30 Desember 1987, artikel 38.

Membangun kehidupan ekonomi dalam semangat kesetiakawanan selaras dengan iman kristiani dan tidak bisa dipisahkan dari hukum cinta kasih.

“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jika kamu saling mengasihi.“ (Yoh.13: 34–35).

Makna bekerja. (Romo Suhud SX)

Kisah tentang Lasarus yang miskin (Lk.16: 19–31) dan janda yang memberikan derma dari kekurangannya (Mk.12: 41–44) baik kita jadikan sebagai bahan permenungan khusus dalam Masa Puasa ini.

Dalam iman kristiani, kesetiakawanan terhadap sesama bersumber dari keyakinan bahwa begitu besar kesetiakawanan Allah terhadap manusia sehingga mengutus putera-Nya yang tunggal ke dunia agar manusia selamat.

Tuhan tidak pernah membatasi manusia untuk berusaha dan bergerak di bidang sosial-ekonomi untuk memperoleh hidup yang layak. Semua diberikan talenta cukup untuk kemudian bisa dipergunakan dengan sebaik-baiknya (Mt. 25: 14–30).

Bahkan Santo Paulus dengan tegas mengatakan: ”Siapa yang tidak mau bekerja, janganlah dia makan.”(2 Tes.3: 7-12).

Ketika kita memperoleh dan memiliki penghasilan-harta yang berkecukupan bahkan berlebihan, pantaslah disyukuri sebagai berkat dari Tuhan yang Maha baik.

Bahkan adalah suatu perbuatan yang sangat mulia, kalau sebagian digunakan sebagai bentuk kepedulian dan mau berbagi kepada sesama; terutama mereka yang lemah, miskin, tersingkir, yatim piatu dan yang cacat.

Sebaliknya kalau belum beruntung, hendaknya tidak tergesa-gesa diartikan bahwa Tuhan telah meninggalkan kita. Sebaliknya bisa dijadikan daya dorong untuk bekerja dengan lebih giat dan keras lagi.

Camkan kata-kata Yesus ini: “Carilah dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mat 6: 33).

Saudara–saudari yang terkasih,

Sampai saat ini Covid-19 penyebarannya masih belum bisa sepenuhnya dikendalikan, apalagi dihentikan.

Oleh karena itu, sebagai wujud nyata dari semangat kesetiakawanan terhadap sesama, mari kita dukung usaha-usaha pemerintah dengan tetap menaati dan melaksana protokol kesehatan dalam setiap kegiatan; terutama kegiatan-kegiatan gerejani (Misa Kudus, perayaan-perayaan liturgi lainnya).

Baik di gereja maupun di luar gereja; serta kegiatan-kegiatan lainnya.

Hindarilah kerumunan orang banyak, serta tetap harus menggunakan masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.

Mari ikut menyukseskan usaha-usaha vaksinisasi dengan mengindahkan arahan-arahan dan ketentuan-ketentuan yang diberikan pihak-pihak yang berwewenang.

Tetap berdoa bagi bangsa dan negara kita Republik Indonesia tercinta secara khusus agar segera terbebaskan dari wabah Covid-19.

“Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, mereka sudah mendapat upahnya.

Tetapi, apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu, dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Mt.6,16-18).

Selamat menjalani Masa Puasa.

Pontianak

Pada Hari Rabu Abu, 17 Februari 2021

Mgr. Agustinus Agus – Uskup Keuskupan Agung Pontianak

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here