KUMPUL kebo itu mah biasa. Juga tak perlu nikah dan terima Sakramen Pernikahan. Begitulah hasil survei daring yang dilakukan oleh Radio Veritas 846 milik Gereja Lokal di Filpina, ketika menjaring pendapat mereka soal praktik kumpul kebo yang dianggap biasa di masyarakat Filipina.
Termasuk di kalangan umat Katolik. Responden survei itu juga datang dari umat Katolik setempat.
Demikian laporan terbaru yang dirilis oleh media Katolik Licas.News dan Matters India yang terbit secara daring hari Jumat tanggal 18 Februari 2022 ini.
Bagi umat Katolik yang menjadi responden survei daring itu, praktik kumpul kebo dan tak menikah secara Katolik serta mendapatkan Sakramen Perkawinan adalah biasa saja. Singkat kata, tak ada masalah.
Hasil survei
“Hasil survei nasional ini mengungkapkan, 40 persen setuju bahwa pasangan harus menikah terlebih dahulu, sebelum hidup bersama,” rilis Veritas Truth Survey (VTS).
“Di sisi lain, 45 persen percaya bahwa menikah tidak perlu, sebelum hidup bersama,” tambahnya.
Sisanya, sebanyak 15 persen ragu-ragu atas pertanyaan “Haruskah pasangan menikah terlebih dahulu sebelum hidup bersama; dan tidak terlibat dalam pengaturan kemitraan common-law?”
Responden umur 61 tahun ke atas
Hasil survei juga menunjukkan bahwa di antara responden lansia dengan umur 61 tahun ke atas:
- 61 persen mengatakan pasangan harus menikah sebelum hidup bersama;
- 33 persen mengatakan bahwa menikah tidak diperlukan sebelum hidup bersama; dan enam persen ragu-ragu. Untuk responden dewasa (40-60 tahun);
- 48 persen mengatakan pasangan harus menikah terlebih dahulu sebelum hidup bersama;
- 29 persen mengatakan bahwa menikah tidak diperlukan sebelum hidup bersama;
- 23 persen ragu-ragu.
Responden dewasa muda
Sedangkan untuk responden dewasa muda (21-39 tahun) menyatakan sikapnya sebagai berikut:
- 21 persen mengatakan pasangan harus menikah terlebih dahulu sebelum hidup bersama;
- 58 persen mengatakan bahwa menikah tidak diperlukan sebelum hidup bersama;
- 21 persen ragu-ragu.
Responden remaja
Terakhir, untuk responden remaja (13-20 tahun) menyatakan pendapatnya sebagai berikut:
- 34 persen mengatakan bahwa pasangan harus menikah terlebih dahulu sebelum hidup bersama;
- 51 persen mengatakan bahwa menikah tidak diperlukan sebelum hidup bersama, dan 15 persen ragu-ragu.
Tantangan besar
Pastor Anton Pascual, Presiden Radio Veritas 846, mengatakan bahwa hasil survei menimbulkan “tantangan dalam misi berkelanjutan Gereja untuk menginjili umat beriman; terutama umat Katolik nominal tentang keindahan Sakramen Perkawinan.”
“Untuk menanamkan realitas sosial ini pada persepsi responden terhadap kemitraan common law, kita harus menginjili umat Katolik kita tentang nilai transenden pernikahan yang menempatkan Tuhan dalam persatuan antara suami dan isteri,” kata Pastor Pascual.
Bruder Clifford Sorita, ketua tim yang memfasilitasi survei tersebut, mengatakan penelitian tersebut mencerminkan pola pikir yang berlaku di kalangan generasi muda.
PS: Diolah dari sumber LiCas.News dan Matters India.