Renungan Harian
Minggu, 6 Juni 2021
Hari Raya Tubuh Dan Darah Kristus
- Bacaan I: Kel. 24: 3-8
- Bacaan II: Ibr. 9: 11-15
- Injil: Mrk. 14:12-16. 22-26
SALAH satu sarana syering untuk mengenal anggota komunitas Komunitas Hidup Kristiani atau Christian Life Community (KHK-CLC) adalah syering meja makan.
Kami berbagi pengalaman berkaitan dengan pengalaman makan bersama dalam keluarga. Syering meja makan membuat kami saling mengenal lebih dalam berkaitan pengalaman teman-teman dalam keluarga.
Dalam seri syeringnya, sebagian besar teman-teman mengungkapkan bahwa pengalaman meja makan adalah pengalaman kasih.
Perjumpaan pada saat makan bersama menjadi sarana untuk mengungkapkan kasih dalam keluarga.
Ibu mengungkapkan kasihnya pada keluarga dengan melayani suami dan anak-anak.
Bapak mengungkapkan kasihnya dengan cerita-ceritanya maupun pertanyaan-pertanyaan pada anak-anaknya.
Anak-anak dengan kegembiraannya menceritakan pengalaman-pengalaman hari itu.
Pada saat makan bersama sering kali menjadi saat dimana orang tua menyampaikan nasihat dan pesan untuk bekal perjalanan hidup anak-anaknya.
Pengalaman makan bersama ternyata juga menjadi sarana rekonsiliasi keluarga. Kejadian-kejadian di rumah yang membuat terluka bisa diselesaikan dan disembuhkan dalam makan bersama.
Bahkan ada teman yang mensyeringkan bahwa pada hari tertentu, ketika bapaknya datang -karena bapaknya kerja di luar kota- pada saat makan bersama menjadi saat pengakuan dosa umum anggota keluarga.
Masing-masing mengungkap “dosa-dosa” yang telah dilakukan dalam pekan itu. Kemudian ditutup dengan saling meminta maaf dan memaafkan.
Dalam kelompok kecil yang anggotanya sudah senior dari sisi usia, syering meja makan menjadi syering akan pengalaman kenangan masa lalu.
Apa yang terjadi dalam syering itu tidak sekedar mengenang dan mengumpulkan ingatan masa lalu tetapi nampak seolah menghadirkan kembali kenangan dan kumpulan ingatan itu.
Ekspresi kebahagiaan, haru dan kehangatan terpancar dalam sharing itu.
Dari pengalaman syering itu, meja makan atau lebih tepatnya makan bersama bukan pertama-tama soal pengalaman makan, tetapi pengalaman cinta yang hadir dalam keluarga dan sekaligus pengalaman kesatuan dalam keluarga.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Markus, Yesus mengungkapkan cinta pada para murid-Nya dalam makan bersama yang kemudian menjadi kenangan dan selalu dihadirkan kembali oleh para murid-Nya.
Bagaimana dengan aku? Apa pengalamanku dalam makan bersama di keluargaku?