Taat dan Setia pada Kehendak Tuhan

0
1,571 views
Ilustrasi: Kesetiaan dalam hubungan kasih. (Ist)

Minggu, 18 Desember 2022

  • Yes. 7:10-14.
  • Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6.
  • Rm. 1:1-7.
  • Mat. 1:18-24.

DI dunia yang serba cepat saat ini, semua orang sibuk. Sibuk memberi kita cara untuk mencapai tujuan kita dan mengubah impian kita menjadi kenyataan.

Namun, terlalu larut atau terikat dapat membuat kita lupa menjalani hidup atau menikmati hal-hal yang kita sukai.

Perlu diingat, kesibukan yang tanpa henti justru akan mengurangi kreativitas dan energi kita.

Sesekali berhentilah sejenak atau pelankan irama keseharian kita sehingga kita tetap bisa membagi diri dengan apa yang ada di sekitar kita.

Kita memiliki 24 jam dalam sehari, yang semestinya bisa dimanfaatkan secara seimbang. Penting untuk memiliki batasan agar tidak berlebihan.

Di antara kita ada yang merasa hidupnya sudah terlalu sibuk hingga tidak bisa lagi memberi perhatian pada kegiatan atau pelayanan di masrayakat atau di Gereja.

“Banyak yang berpaling jika menghadapi sebuah tanggung jawab dan tugas serta peran pelayanan dalam lingkungan hidup, keluarga, masyarakat, dan bahkan gereja,” kata seorang bapak mengeluhkan situasi yang sulit dalam melibatkan orang untuk karya pelayanan.

“Saat ini terasa sungguh sulit menemukan orang yang mau kerja bakti, ikut latihan koor, terlibat dalam karya pewartaan, menjadi prodiakon dan lain sebagainya,” urainnya.

“Jika hal seperti itu saja mereka tolak dan hindari, apalagi dengan kehendak Tuhan,” tegasnya.

“Mestinya sikap yang dikedepankan oleh seorang beriman adalah ketulusan hati dan ketaatan dalam pelayanan, bukan pilih-pilih dalam pelayanan,” lanjutnya.

“Kita bisa belajar tentang tanggungjawab besar dalam hidup yang harus diterima oleh Yusuf dan Maria,”urainnya.

“Mereka harus menerima kehendak Tuhan, yakni Maria mengandung Anak Tuhan, yaitu Yesus, sementara itu Yusuf yang belum resmi menjadi suami Maria, harus menerima kenyataan bahwa kekasihnya itu mengandung Anak Tuhan,” paparnya.

“Secara manusiawi, ini bukan keinginan mereka berdua. Namun karena ini adalah karya dan kehendak Allah maka, apapun rIsiko dan konsekuensinya, mereka siap,” sambungnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,”

Mujizat terbesar dalam seluruh sejarah manusia adalah kelahiran Yesus Kristus yang merupakan penjelmaan Allah menjadi manusia.

Yusuf adalah seorang yang patuh terhadap perintah dan rencana Tuhan dalam hidupnya, walaupun akan menghadapi rIsiko yang sangat berat.

Yusuf melakukan seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan kepadanya. Dia mengambil Maria menjadi istrinya.

Dia menjaga rencana Allah menjadi manusia dengan cara tidak berhubungan suami isteri dengan Maria sampai Maria melahirkan.

Yusuf juga memberi nama Yesus kepada bayi yang baru lahir itu persis seperti yang diperintahkan malaikat kepadanya.

Saat inipun Tuhan Yesus akan hadir dan menjadi manusia jika setiap orang yang dipilih Tuhan berperan dalam rencana-Nya, jika kita masing-masing taat melakukan segala yang diperintahkan Tuhan kepada kita.

Zakharia, Elisabet, para gembala, orang-orang Majus, Maria dan Yusuf, semuanya taat melakukan perintah Tuhan kepada mereka.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah saya mendapati diri sendiri taat kepada kehendak Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here