Taat Mendatangkan Selamat

0
502 views
Ilustrasi: Asrama Kabupaten Landak, Kalbar. (Dok. SMFA)

Senin, 20 Desember 2021

Yes.7:10-14.
Mzm. 24:1-2.3-4b.5-6.
Luk. 1:26-38

MENJADI taat itu tidak mudah. Adakalanya kita berkompromi dengan kenyamanan diri sendiri, sehingga enggan untuk taat ketika situasi tidak menguntungkan.

Karena itu, banyak orang yang lebih suka hidup menurut kehendaknya sendiri daripada hidup seturut kehendak Allah.

Tuhan memang tidak secara langsung memberikan sebuah aturan yang terikat pada kita, umat-Nya.

Namun, setiap hal yang Tuhan katakan melalui Firman-Nya membawa kita pada suatu kebaikan.

Tentunya kebaikan untuk hidup kita. Sebenarnya semua kembali pada diri sendiri, mau menjalani hidup sesuai dengan Firman Tuhan atau sesuai dengan kemauan sendiri.

Jika sesuai Firman Tuhan, kita sebenarnya menyadari bahwa apa yang dikatakan-Nya pasti yang terbaik.

Sebaliknya, jika sesuai dengan kemauan sendiri tidak ada yang bisa menjamin hidup kita akan selalu baik. Jadi semua tergantung pada keputusan diri kita sendiri.

“Saya mau sekolah di kota mana saja, asal tidak dimasukan asrama,” kata seorang anak.

“Saya tidak bisa membayangkan hidup tanpa bisa pakai HP setiap waktu serta hidup penuh larangan,” lanjutnya

“Coba dulu, lihat sekolah yang berasrama dan dengar suka dukanya dari anak-anak yang tinggal di sana,” kata pamannya.

“Jangan hanya karena kesan sekilas dari luar, lalu kamu membuat kesimpulan dan memutuskan untuk tidak mau tunggal di asrama,” lanjut pamannya.

“Di asrama kamu akan menemukan banyak teman dan banyak kegembiraan serta sukacita yang mungkin belum pernah alami,” lanjut pamannya lagi.

“Saya tidak mau tinggal di tempat yang banyak aturannya,” sahut anak itu.

“Bukan aturan yang ada sebenarnya, namun penataan supaya asrama itu menjadi lebih baik dan nyaman untuk belajar dan hidup bersama,” jawab paman itu.

“Coba kamu bayangkan anak yang banyak dengan harapan dan kemauan yang berbeda-beda tinggal di bawah satu atap, kalau tidak ada penataan, pembatasan, aturan yang jelas, apa jadinya?,” lanjutnya.

“Aturan yang ada perlu ditaati supaya membawa keteraturan, kenyamanan, kegembiraan serta keselamatan dan kebahagiaan hidup bersama,” katanya lagi.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar,”

Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

Bunda Maria menerima Sabda Tuhan dan menyampaikan segenap kesanggupannya untuk taat setia pada kehendak Tuhan.

Ketaatan itulah yang mendatangkan keselamatan bagi kita manusia.

Taat melakukan kehendak Allah tidak selalu mudah.

Kadang-kadang Allah meminta kita melakukan sesuatu di luar nalar kita, seperti ketika Allah meminta Maria mengandung meski belum bersuami.

Sama halnya ketika Allah meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak, anaknya.

Taat pada Allah itu, berani melangkahkan kaki meski tidak jelas untuk kemana, hanya karena keyakinan bahwa Tuhan membimbing langkah laku kita setiap waktu.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mau setia dan taat pada kehendak Tuhan, meski kelihatan gelap dan tanpa arah kehendak-Nya untuk kita?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here