Tahbisan Diakonat di Bengkayang: Tak Ada Biaya dan Bekerja di Pastoran, Diakon Matius Pr Baru Masuk Seminari

0
1,227 views
Ilustrasi: Doa. (Sabirin)

BERTEMPAT  di Gereja  St. Pius X – Paroki  Bengkayang, Keuskupan Agung Pontiank, Kalbar, pada hari Sabtu tanggal 3 Februari 2018 telah berlangsung Misa Tahbisan Diakonat.

Frater Matius Pr ditahbiskan menjadi Diakon calon imam diosesan Keuskupan Agung Pontianak ole Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus Pr sebagai Uskup Penahbis. Sejumlah imam ikut menjadi  konselebran lainnya.

Buku panduan liturgi. (Ist)

Motto panggilan Diakon Matius  berbunyi “Hatiku tergerak oleh belaskasihan kepada orang banyak ini.” (Mrk 8:2).

Dalam homilinya,  Mgr. Agustinus Agus memberi pesan singkat penuh makna kepada  Diakon. “Dalam menjawab panggilan Tuhan, jangan ada kepalsuan. Jangan pula khawatir akan segala sesuatu. Bersama Tuhan yang memanggil,  kehidupan akan layak,” ungkapnya.

Hadir juga Bupati Kabupaten Bengkayang Suryadman Gidot. Ia  memberi sambutan selaku wakil pemerintahan dan umat.

“Kami pihak pemerintahan turut bangga atas peristiwa istimewa pada hari ini telah ditahbisakannya putera Paroki Bengkayang Diakon Matius. Kami berharap semoga Diakon tetap setia sampai akhir,” pungkasnya.

Prosesi misa tahbisan diakonat di Bengkayang. (Sabirin)
Diakon Matius membagi Komuni Suci kepada umat. (Sabirin)

Paroki St. Fransiskus Xaverius Dumai Selenggarakan Misa Tahbisan Diakonat untuk Fr. Bonar Sinabariba Pr

Riwayat keluarga

Diakon Matius lahir di Sentalang Ayun, pada tanggal 12 Juli 1988 dan berasal dari Paroki St. Pius X Bengkayang.

  • Ia anak kelima dari enam bersaudara, buah cinta pasangan Bapak Siru dan Ibu Timah.
  • Sekolah di SDN No. 4 Sempayuk Kec. Lumar tahun 1996-2002.
  • Tahun 2002-2005 di SMP St. Fransiskus Asissi Bengkayang.
  • Masa Tahun Orientasi Panggilan (TOP) di Seminari Nyarumkop pada tahun 2008-2009.
  • Tahun Orientasi Rohani (TOR) di Seminari Tinggi St. Giovanni XXIII, Malang, Jawa Timur 2009-2010.
  • Studi filsafat dan teologi di STFT Widya Sasana Malang, Jatim, 2010-2014.
  • Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Paroki St. Yosep Samalantan tahun 2014-2015.
  • Studi pasca sarjana (S2) di Sekolah Tinggi Teologi (STT) Pastor Bonus di Siantan Hulu Pontianak Timur tahun 2015-2017.
  • Masa Pastoral Pra-Diakonat di Paroki St. Christophorus Sungai Pinyuh-Kabupaten Mempawah 2017-sekarang.
Semarak nyanyi dari kelompok koor Paroki Bengkayang. (Sabirin)

Ingin jadi tentara

Matius kecil terlahir di tengah-tengah keluarga sederhana dan berasal dari keluarga denominasi Kristen Dalam keluarga itu, ia tumbuh menjadi anak yang gembira, mampu bersyukur meskipun tidak punya harta.

Ketika kecil Dikaon Matius bercita-cita ingin menjadi tentara.  Namun ketika melanjutkan sekolah di SMP, ia merasa sedih karena mendengar ungkapan para orangtua di kampung mengatakan: “Untuk apa sekolah tinggi-tinggi, nanti juga pulang kampung pegang pisau getah.”

Kata-kata ini sangat menyurutkan niatnya, namun di sisi lain juga membuat Matius bersemangat untuk bersekolah. Selama bersekolah di bangku SMP, Diakon Matius tinggal bersama orangtua angkatnya, Bapak Yohanes Joni dan Ibu Yusta.

Dalam keluarga inilah Matius mengenal agama Katolik dan dibaptis pada tahun 2005.

7 Februari 2018: Tahbisan Imam Baru untuk Lima Diakon SCJ di Palembang

Bekerja di Pastoran

Ketika ingin melanjutkan sekolah di SMA St. Paulus Nyarumkop, ia mengalami keterbatasan biaya sehingga ia mengurungkan niatnya. Akhirnya dia masuk SMA St. Fransiskus Asissi Bengkayang dan tinggal di Asrama Pastoran Bengkayang.

Pada waktu itu yang menjadi pembina asrama adalah P. Jhon Rustam Pr dan didampingi oleh Bapak Mateus Teon.

Suasana misa tahbisan diakonat (Sabirin)

Satu tahun menjalani sekolahnya SMA,  Matius muda mengalami peristiwa pahit yaitu ayahnya kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kaki kanan ayahnya patah. Peristiwa ini kembali melemahkan semangatnya untuk melanjutkan sekolahnya. Namun Tuhan sungguh baik, ia mengutus P. Jhon Rustam dan P. Sigit Pr untuk menolong sehingga ia tetap bisa melanjutkan sekolahnya sambil membantu dan bekerja di Pastoran Bengkayang.

Pengalaman turne

Ketertarikannya menjadi imam tumbuh ketika dirinya diajak oleh seorang frater, Diakon dan pastor ikut turne (pelayanan) ke stasi-stasi yang jarang dikunjungi karena keterbatasan tenaga imam.

Keprihatinan akan keterbatasan tenaga imam ini yang membuat hatinya tergerak untuk mengabdkan diri berkarya di ladang Tuhan. Dengan berbekalkan tekad,  akhirnya dia memberanikan diri untuk memberanikan diri masuk TOPANG di Nyarumkop.

Pada mulanya,  Diakon Matius juga sempat meragukan panggilannya. “Namun, saya percaya akan kerahiman Allah yang begitu baik. Dialah yang memampukan saya untuk memnjawab panggilannya,” kenangnya.

Dukungan umat dalam bentuk kesediaan mereka menghadiri prosesi misa tahbisan diakonat. (Sabirin)

Dalam sambutannyam  Diakon Matius mengucapkan terimakasih kepada keluarga, orangtua, para guru, para pembina dan semua orang yang turut mendukung panggilannya.

“Saya mengucapkan terima kasih atas doa, segala nasihat yang memampukan saya untuk sampai kepada tahbisan Diakon ini,” ungkapnya.

Diakon Matius kemudian menyanyikan sebuah lagu yang berjudul Jangan Menyerah  sebagai ungkapan hatinya bahwa dia akan terus berjuang, berusaha, bekerja keras untuk tetap setia atas panggilan luhur yang telah dipilihnya.

Diakon Matius akan menjalani masa diakonatnya di di Paroki St. Christophorus Sungai Pinyuh-Kabupaten Mempawah sebelum nantinya menerima Sakramen Imamatnya.

Additional reporting: Sabirin – Keuskupan Agung Pontianak

Segenap para imam, Bapak Uskup, dan para misdinar. (Sabirin)

Album: Dalam Sepekan, Tiga Imam Baru dan 38 Diakon Baru Menerima Sakramen Imamat dan Tahbisan Diakonat

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here