“JADILAH garam dan terang dunia” menjadi tema pokok yang dimohonkan lima Diakon calon imam Ordo Karmel. Itu pula yang kemudian disampaikan Bapak Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto O.Carm dalam kata pengantar Misa Tahbisan Imamat.
“Sore ini, kita berkumpul di gereja untuk menyaksikan lima Diakon dari Ordo Karmel yang akan menyerahkan diri seumur hidup sebagai imam. Ini peristiwa yang mengggembirakan, karena setiap orang yang ditahbiskan untuk menggembalakan umat itu sungguh merupakan karunia bagi Gereja,” ungkapnya.
“Mereka ini sengaja telah memilih bacaan Injil bertema “Menjadi garam dan terang dunia’, maka anugerah yang Allah berikan kepada Gereja dan dunia adalah karunia kita untuk perkembangan Gereja. Semoga mereka ini sanggup setia menjalankan panggilan sebagai imam sampai akhir,” pungkasnya.
Perayaan Ekaristi Tahbisan Imam Ordo Karmel Indonesia ini berlangsung di Gereja Katedral Malang, Kamis 4 Oktober 2018 sore hari.
Bertindak sebagai Uskup Penahbis adalah Mgr. Henricus Pidyarto O.Carm.
Turut mendampingi Bapak Uskup adalah Provinsial Ordo Karmel Indonesia Romo Ignasius Budiono O.Carm dan Romo Dionisius Kosasih O.Carm, formator para calon imam Karmelit.
Dalam homilinya yang didengarkan dengan khidmat oleh puluhan imam dari berbagai tarekat dan ratusan umat yang hadir memenuhi Gereja Katedral Malang, Mgr H. Pidyarto O.Carm menguraikan tentang manfaat garam di zaman dahulu maupun sekarang, juga peranan cahaya bagi umat manusia.
Selanjutnya beliau menekankan pentingnya pesan Yesus yang bersabda, “Kamu adalah garam dunia dan kamu adalah cahaya dunia.”
Garam tidak akan berguna, kalau tidak memberi apa yang dia punya, kalau garam kehilangan daya asinnya. Demikian pula kalau cahaya tidak bersinar karena ditutupi, tidak menyinari. Apa gunanya?.
Pesan yang secara implisit disampaikan untuk para Diakon calon imam tertahbis:
- Setiap tugas yang dipercayakan pada Anda, kenyataannya Anda harus menjadi pelayan sebagaimana Kristus melayani.
- Mengambil bagian dalam imamat Yesus Kristus, menyadari perlunya pelayanan tetap prima dan bagaimana pelayanan dapat berguna bagi umat, Gereja, pelayanan harus mampu menghadirkan Roh Kudus.
- Harus mampu menjadi imam yang berkompeten, berguna bukan mengambil manfaat lebih besar dari umat melainkan memberi lebih banyak kepada umat.
Kelima imam baru Karmelit tersebut adalah:
- Romo Adrianus Feriyanto O.Carm
Ia berasal dari Paroki Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Lingggau, Keuskupan Agung Palembang. Perjalanan panggilannya dimulai dengan menjadi seminaris di Seminari Santo Paulus Palembang dan postulan di Postulat Stella Maris Malang. Selanjutnya masa pembinaan berlangsung di Novisiat Karmel Regina Apostolorum Batu, Seminari Tinggi Karmel Titus Brandsma dan di Seminari Tinggi Karmel Yohanes A. Sancto Samsone Malang.
Ia menempuh pendidikan S-1 dan S-2 di STFT Widya Sasana Malang dan akan bertugas di salah satu paroki di Keuskupan Palangkaraya.
- Romo Claudius Nicholas Charles Virgenius O.Carm
Ia berasal dari Paroki St. Maria Bunda Segala Bangsa Nusa Dua, Keuskupan Denpasar. Masa pembinaan sebagai calon Karmelit terjadi di Novisiat Karmel Regina Apostolorum Batu, Seminari Tinggi Titus Brandsma dan di Seminari Tinggi Karmel Yohanes A. Sancto Samsone Malang.
Ia menempuh pendidikan S-1 dan S-2 di STFT Widya Sasana Malang dan akan bertugas di Seminari Batu.
- Romo Fransiskus Xaverius Triprasetyo O.Carm
Ia berasal dari Paroki St. Theresia Lisieux, Boro, Kulon Progo, DIY, Keuskupan Agung Semarang.
Ia menjalani pendidikan awalnya sebagai seminaris di Seminari Marianum Probolinggo, Jatim, Novisiat Karmel Regina Apostolorum Batu, Seminari Tinggi Titus Brandsma dan di Seminari Tinggi Karmel Yohanes A. Sancto Samsone Malang.
Ia menyelesaikan pendidikan S-1 dan S-2 di STFT Widya Sasana Malang, dan akan ditugaskan menjadi Pastor Rekan di sebuah paroki di Keuskupan Weetebula, Sumba.
- Romo Henri Damian Sinaga O.Carm
Ia adalah anak ke-9 dari sembilan bersaudara dan berasal dari Paroki Dionisius Sumbul, Keuskupan Agung Medan.
Perjalanan panggilan dimulai dengan menjadi postulan di Postulat Karmel Nabi Elia Sidikalang., masa pembinaan di Novisiat Karmel Regina Apostolorum Batu, Seminari Tinggi Titus Brandsma dan di Seminari Tinggi Karmel Yohanes A. Sancto Samsone Malang.
Pendidikan S1 dan S2 terjadi di STFT Widya Sasana Malang dan pernah ditugaskan di Seminari Batu. Usai tahbisan, ia akan bertugas sebagai pembimbing dan pengajar di Seminarium Menengah Marianum Probolinggo.
- Romo Dionisius Riza Aditya O.Carm
Ia berasal dari Paroki St. Maria Ratu Damai Lumajang, Keuskupan Malang. Mengawali perjalanan panggilan sebagai seminaris di Seminari Marianum Probolinggo, ia lalu menjalani masa pembinaan di Novisiat Karmel Regina Apostolorum Batu, Seminari Tinggi Titus Brandsma Malang dan di Seminari Tinggi Karmel Yohanes A. Sancto Samsone Malang.
Ia menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di STFT Widya Sasana Malang, dan akan ditugaskan sebagai pengajar di SMAK Santo Albertus Malang.
Sambutan imam baru
Romo Charles O.Carm didapuk mewakili para imam baru untuk menyampaikan sambutannya.
Ia secara umum menyampaikan terima kasih kepada para orangtua, umat, para formator dan Ordo Karmel Indonesia.
Ia juga menyampaikan kembali pesan yang diterima dari pembina, ketika mengikuti retret sebelum tahbisan:
“Sebagai pelayan harus mengindahkan beberapa hal berikut ini yaki hidup suci – bersama Tuhan , sumringah – bergembira dalam melaksanakan tugas perutusan, dan supel – akrab dengan umat yang dilayani.”