“SEMOGA Tuhan kita Yesus Kristus yang diurapi oleh Allah Bapa dengan kekuatan-Nya dan dengan Roh Kudus, menjaga engkau, sehingga engkau dapat menguduskan umat kristen dan mempersembahkan kurban kepada Allah.”
Demikian doa yang didaraskan oleh Bapak Uskup Dioses Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap, ketika beliau mengurapi tangan ketiga imam baru Ordo Fransiskan Kapusin Provinsi Pontianak.
Ketiga imam baru Ordo Fransiskan Kapusin Pontianak ini baru saja menerima Sakramen Imamat mereka. Ini berlangsung pada misa pentahbisan imam baru di Gereja St. Paulus Rasul – Paroki Sekayam, Balai Karangan, Keuskupan Sanggau, Kalbar, Senin tanggal 12 Februari 2018 kemarin.
Hadir pula di altar Uskup Agung Emeritus Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun OFMCap bersama para imam konselebran lainnya. Mereka ikut serta memberi dukungan moril dalam misa tahbisan tiga Diakon Ordo Fransiskan Kapusin Pontianak menjadi imam baru.
Misa penerimaan Sakramen Imamat ini terjadi di wilayah administratif Keuskupan Sanggau, namun Uskup Penahbisnya adalah Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap dari Keuskupan Sintang.
Uskup Diosis Sanggau Mgr. Giulio Mencuccini CP sedang tidak ada di Sanggau, melainkan di Italia -tanah kelahirannya.
Ketiga imam baru Kapusin Pontianak
Berikut ini nama ketiga Diakon yang kemarin menerima Sakramen Imamatnya dengan ditahbiskan menjadi imam:
- Diakon Ferdinandus Rupinus OFMCap, berasal dari Gereja St. Maria Diangkat ke Surga – Paroki Sei Ayak, Belitang Hilir, Keuskupan Sanggau.
- Diakon Celestinus F. Joni OFMCap, berasal dari Gereja Alfonsus Maria de Liguori – Paroki Bonti, Keuskupan Sanggau.
- Diakon Fridolinus Andat OFMCap, berasal dari Gereja Petrus dan Paulus – Paroki Menjalin, Keuskupan Agung Pontianak.
“Kita patut bersyukur dan bergembira, karena pada hari ini akan ditahbiskan tiga diakon Ordo Kapusin menjadi imam. Bunda Gereja yang kudus membutuhkan gembala yang bersedia membaktikan diri dan hidupnya demi dan untuk perwujudan Kerajaan Allah di dunia,”ungkap Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap dalam kata pengantarnya.
Motto tahbisan ketiga imam baru itu adalah “Semuanya Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Engkau nyatakan bagi orang kecil.” (Lukas:10:21)
Tugas utama gembala Gereja
Selaras dengan motto ini, Uskup lalu memberi pesan dalam homilinya tentang apa tugas utama seorang gembala Gereja.
“Gembala yang baik itu mengenal dombanya dan dikenal oleh domba-dombanya. Seorang gembala yang baik tidak hanya mau memperhatikan kawanan dombanya yang berada di bawah tanggungjawabnya, tetapi juga bersedia memperhatikan domba-domba lain di luar kawanan dombanya. Itu artinya untuk hal-hal yang baik, hakiki, kebenaran, adil, jujur, gembala yang baik harus berani berbicara,” ungkap Uskup Dioses Sintang yang pernah menerima penghargaan Kalpataru dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dalam Gereja Katolik ada beberapa panduan yang sungguh perlu diperhatikan terkait peran penting seorang imam; baik sebagai gembala maupun sebagai pemimpin umat di dalam gereja.
“Saya hanya mau mengutip beberapa di antara panduan yang perlu untuk diperhatikan. Menurut Kanon 277 ayat 1 dikatakan hal ini:
‘Para imam atau kaum klerikus terikat kewajiban untuk memelihara tarak sempurna selama-lamanya demi Kerajaan Surga, oleh karena itu mereka terikat selibat, yang merupakan anugerah Allah. Dengan itu para pelayan suci ini dapat lebih mudah bersatu dengan Kristus dengan hati yang tak terbagi dan dapat membaktikan dirinya sebagai mahluk insani 100%.’
Dengan menerima tahbisan ini, tidak berarti mereka lalu diubah menjadi mahkluk super, mendekati malaikat, melainkan mereka tetap manusia 100%. Tetapi karena diangkat menjadi pelayan khusus, kemanusiaan tersebut diolah sedemikian rupa sehingga mampu dengan kemanusiaan yang demikian itu mengikuti gelagat Yesus Kristus untuk menjadi Nabi, Imam dan Raja dalam pelayanan terhadap umat.
Mereka adalah orang-orang yang memiliki aneka keterbatasan, karena itu seharusnya mereka dengan kerendahan hati selalu mengungsi kepada Tuhan dalam pelbagai pengalaman hidup dalam melaksanakan tugas panggilan sebagai nabi, imam dan raja.
Dalam dekrit tentang pelayanan kehidupan para imam Konsili Vatikan II mengatakan hal ini:
‘Dinyatakan bahwa kepada martabat imam dipercayakan peranan yang maha penting dan yang makin hari makin sulit, oleh tahbisan itu mereka diangkat untuk mengabdi Kristus, Guru, Imam dan Raja. Kemudian mereka ambil bagian dalam tritugas Kristus (sebagai Nabi, Imam dan Raja) untuk membangun umat Allah. Mereka dipanggil menjadi sempurna dalam keserupaan dengan Kristus.’
Itulah petikan dokumen Konsili Vatikan yang diungkap kembali oleh Mgr. Samuel sebagai wejangan untuk ketiga imam baru Ordo Fransiskan Kapusin Provinsi Pontianak.
Banyak tantangan
Tantangan zaman sekarang ini sungguh luar biasa.
- Untuk menjadi seorang imam yang merelakan dirinya melayani Tuhan dan sesama 100% diperlukan suatu keberanian.
- Untuk menjadi imam yang benar dan tangguh diperlukan tekad yang luar biasa, sebab kalau hanya setengah-setengah maka tidak mungkinlah dia dapat melaksanakan tugasnya yang menuntut darinya suatu kesediaan berserah diri 100% penuh.
Mereka ini adalah orang-orang yang terpilih dari antara jemaat.
“Mereka menyadari itu sekaligus mengakui bahwa Tuhan sendirilah yang telah memilih mereka dan Tuhan jugalah yang akan memberi apa yang mereka perlukan agar dapat menunaikan tugasnya dengan baik,” ungkap Uskup.
Di akhir homilinya, Bapak Uskup mengajak seluruh umat untuk ikut bertanggungjawab membantu para imam yang baru saja tertahbis ini agar masing-masing mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
“Ingat kita adalah satu tubuh. Tuhan memberi kepada kita masing-masing tugas dan tanggungjawab. Para imam menerima tugas sebagai imam dan umat sekalian sebagai umat,” kata Mgr. Samuel.
Di dalam gereja, imam dan umat harus saling mendukung agar Gereja ini bertumbuh dan berkembang dengan baik.
Dengarkan warta baik
Pada bagian lain, Bapak Uskup Diosis Sintang juga mengingatkan agar umat senantiasa bersedia ‘mengawal’ kinerja para imam dengan mendukung dan mengingatkan mereka.
“Dukunglah imam dengan doa dan juga dengan mengingatkan mereka apabila mereka menyimpang dan menjauh dari Tuhan,” ungkap Monsinyur.
Menurut Bapak Uskup Dioses Sintang ini, pada zaman modern seperti ini sungguh tidak gampang bagi pastor siapa pun mampu menjadi imam yang baik, pemimpin yang baik di masyarakat. Mengapa?
“Inilah zaman di mana orang ingin lebih bebas bisa juga mendengar warta-warta yang lain; bukan warta baik dari para imam mereka. Barangkali banyak orang yang tidak suka lagi berada di bawah kepemimpinan seorang imam,” kata Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap.
Provinsial baru Kapusin Pontianak
Dalam sambutannya, Provinsial baru Ordo Kapusin Pontianak, Pastor Hermanus Mayong OFMCap, mengucapka terima kasih kepada Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap yang telah mendukung para Kapusin untuk semakin membumikan “Spiritualitas Kapusin dalam Karya”.
Pastor Provinsial juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam menyelenggarakan dengan sukses acara misa pentahbisan ketiga imam baru Kapusin.
Tugas ketiga imam baru
Pastor Hermanus Mayong OFMCap lalu menyampaikan tugas ketiga imam baru.
“Atas nama persaudaraan, saya menyampaikan tempat penugasan ketiga imam baru sebagai berikut:
- Pastor Ferdinandus Rupinus OFMCap bertugas di Paroki Kristus Raja Sambas, Keuskupan Agung Pontianak.
- Pastor Celestinus F. Joni OFMCap bertugas di Paroki Maria Diangkat ke Surga, Pusat Damai, Keuskupan Sanggau.
- Pastor Fridolinus Andat OFMCap bertugas di Paroki St. Paulus Rasul Sekayam Balai Karangan, Keuskupan Sanggau.”
Sebagai ungkapan syukur, ketiga imam baru itu mengungkapkan harapan dan rasa gembira mereka dalam sebuah pantun berikut:
“Jalan-jalan ke Pasar Baru,
Singgah sebentar di Balai Karangan,
Kami bertiga imam baru,
Mohon doa dan dukungan dari umat sekalian.”