SEKITAR tiga ribu umat mengadiri misa agung di Gereja Paroki Santo Fidelis, Sejiram, Kecamatan Seberuang, Kabupaten Kapuas Hulu, Minggu (13/12/15). Gereja ini merupakan cikal bakal perkembangan umat Katolik di Kalimantan Barat, dan gedung gerejanya sudah berdiri sejak 1890.
Kesempatan ini juga digunakan Pastor untuk menyerukan perdamaian dan rekonsiliasi usai pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Kalimantan Barat pada 9 Desember lalu.
Cuaca yang cerah dalam musim penghujan ini di pagi itu, melengkapi keceriaan di gedung Gereja Katolik tertua di Kalimantan Barat itu. Misa agung ini disebut Perayaan Pembukaan Tahun Yubileum Kerahiman Keuskupan Sintang atau dalam bahasa Latin: Misericordes Sicut Pater Diocesis Sintangensis.
Paroki Sejiram termasuk dalam wilayah Keuskupan Sintang. Sekitar 3.000 umat itu berasal dari Sejiram sendiri, ditambah paroki sekitarnya seperti Paroki Semitau dan Paroki Sintang. Mereka hadir dalam pembukaan Yubileum Agung Kerahiman dengan tujuan memperoleh idulgensi atau pengampunan dosa.
Dalam bula Misericrodiae Vultus (MV), Paus Fransiskus mendekritkan Tahun Suci, yang dimulai pada Hari Raya Bunda Maria Dikandung Tanpa Noda tanggal 8 Desember 2015. Pembukaannya ditandai dengan pembukaan Gerbang Suci di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Pada Minggu 13 Desember 2015, bersamaan dengan Minggu III masa Advent (masa penantian sebelum Natal) dilaksanakan pembukaan Gerbang Suci Katedral Roma, Basillika Santo Yohanes di Roma.
Maka, perayaan Tahun Yubileum Kerahiman dirayakan secara serentak di setiap Keuskupan di seluruh dunia. Keuskupan Sintang telah mengambil bagian dalam perayaan Pembukaan Gerbang Kerahiman ini di Gereja Sejiram.
Rekonsiliasi pasca Pilkada
Misa agung ini dipimpin oleh Pastor Leonardus Miau, didampingi pastor Paroki Sejiram Pastor Paskalis Nores, CP dan Pastor Sukiman, CP, dan Pastor Paroki Semitau P. Yonarius, CP dan P. Marius Rusli, CP. Perayaan diawali dengan prosesi perarakan dari luar gereja. Selanjutnya, para petugas liturgi dan umat berdoa sejenak di pintu Gereja Sejiram yang dijadikan sebagai simbol Pintu Kerahiman Ilahi.
Dalam khotbahnya Pastor Leonardus Miau, selaku Vikaris Jenderal atau Wakil Uskup Keuskupan Sintang, mengatakan, Yubileum Kerahiman adalah kesempatan bagi umat untuk melakukan olah rohani karena Bapa sungguh-sungguh berbelas kasih. Momen perayaan ini juga kesempatan bagi umat memperoleh pengampunan atas apa yang sudah dilakukan selama ini yang telah melenceng jauh dari Tuhan.
Pastor Miau secara lebih kongkrit menekankan, rekonsiliasi setelah Pilkada serentak di daerah yang termasuk wilayah Keuskupan ini sangat penting bagi umat sekalian, karena dengan Tahun Kerahiman tidak ada lagi permusuhan. Kabupaten-kabupaten yang menggelar Pilkada serentak pada 9 Desember lalu dan termasuk wiayah Keuskupan Sintang adalah Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten Melawi. Secara keseluruhan ada 7 kabupaten di Kalimantan Barat yang menggelar Pilkada serentak pada waktu itu.
“Tidak ada lagi kecurigaan dan tidak ada lagi umat yang saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. Tidak ada yang menang atau kalah, hanya Kristuslah kemenangan kita. Mari kita semua memberikan senyum kedamaian, keceriaan dan suka cita karena ‘Pintu Gerbang Kerahiman Allah’ sudah dibuka bagi kita,” seru Pastor Miau.
Sebelumnya, Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus yang juga sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Sintang, telah menetapkan gedung Gereja Sejiram sebagai tempat ziarah umat Katolik di Keuskupan Sintang. Posisi Gereja Sejiram sebagai cikal bakal Umat Katolik Kalimantan Barat dan telah berdiri sejak tahun 1890, telah menjadikannya situs sejarah yang penting.
Oleh karena itu sewajarnyalah Gereja ini menjadi rujukan Keuskupan Sintang sebagai tempat bagi umat untuk memperoleh idulgensi.
Selama satu tahun Gereja ini terbuka bagi siapa saja yang ingin memperoleh idulgensi penuh.