FREIBURG, JERMAN – SESAWI.NET – Kunjungan Paus ke Jerman memang sudah berlangsung di bulan September lalu, namun ceritanya tidak berhenti di situ. Seorang pengacara, Christian Sundermann, mengatasnamakan penduduk Dortmund yang namanya tidak disebutkan, menyuarakan keprihatinan akan keselamatan Paus yang tidak menggunakan sabuk pengaman saat kunjungan tersebut. Jerman mewajibkan semua orang memakai sabuk pengaman, kendati naik kendaraan yang berjalan pelan. Yang melanggar akan didenda 30 sampai 2,500 Euro, atau sekitar 360,000 sampai 30 juta rupiah.
Untungnya pengadilan Jerman telah memutuskan menolak tuntutan itu. “Tidak ada denda untuk Paus,” ungkap Juru Bicara Kota Edith Lamersdorf kepada Agen Berita “Badische Zeitung”. Dalam kunjungannya ke tanah kelahirannya, Paus berhenti di Kota Berlin, Freiburg dan Erfurt, dimana beliau menyapa masyarakat dari mobil kepausan. Hukum yang mensyaratkan penggunaan sabuk pengaman tidak berlaku bagi Paus karena beliau berada di jalan umum yang sedang ditutup sehubungan dengan kunjungan tersebut.
Juru bicara Vatikan, Romo Federico Lombardi, S.J mengatakan bahwa tuntutan itu menimbulkan “keingintahuan dan senyum hiburan” bagi Tahta Suci,”mulai dari Paus sendiri.” Lombardi juga menjelaskan bahwa Paus tidak perlu terikat dengan sabuk pengaman selama kunjungan karena beliau harus bergerak ke kiri dan ke kanan untuk menyapa dan memberkati umat beriman yang menyambutnya. “Bahkan seringkali beliau berdiri dan membopong bayi untuk diberkati, untuk memberikan kebahagiaan bagi para orang tua dan setiap orang yang hadir,”imbuh Romo Lombardi. Namun demikian, ia juga berterima kasih atas ungkapan empati demi keselamatan Paus.
Sundermann menjelaskan bahwa maksud klienya mengajukan tuntutan itu bukanlah untuk menyerang Gereja. Ini lebih sebagai ungkapan untuk menarik perhatian akan pentingnya penegakan hukum atas penggunaan sabuk pengaman.
Gereja Jerman Dalam Krisis
Paus Benediktus XVI berkunjung selama tiga hari ini (22 – 25 September 2011) di Jerman. Dalam kunjungan itu, Paus berpidato di depan Parlemen di Berlin, bertemu dengan Konselir Angela Merkel dan doa ekumene di Erfurt, dimana Martin Luther ditahbiskan sebagai imam dan hidup sebagai biarawan sebelum mulai reformasi. Saat kunjungan itu, Gereja Katolik di Jerman sedang berada dalam krisis. Skandal seks yang memicu ketidakpercayaan terhadap Gereja muncul setahun sebelumnya. Krisis itu juga diwarnai dengan pernyataan resmi sekitar 180.000 orang untuk meninggalkan Gereja pada tahun yang sama. Dalam sejarah, inilah pertama kalinya jumlah tersebut melampaui jumlah baptisan baru. Krisis tersebut membuat banyak orang Katolik mempertanyakan reformasi struktural dalam Gereja. Tema kunjungan Paus saat itu adalah Wo Gott ist, da ist Zukunft (red : dimana ada Tuhan, di situ ada Tuhan).
Sumber: www.catholicnewsagency.com,
Photo credit: satodayscatholic.wordpress.com